Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Dag Dig Dug Byaar dengan Kompasiana

24 Oktober 2020   16:46 Diperbarui: 24 Oktober 2020   16:53 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengalaman dag dig dug byaar juga saya alami saat saya menantikan admin kompasiana menilai artikel yang saya kirim, apakah pilihan atau tidak. Pengalaman inilah yang sering saya alami dan selalu terjadi setiap kali saya mengirim artikel. Saya selalu berharap di dalam hati agar admin memberikan pilihan atas artikel ku tetapi saya tahu yang namanya harapan bisa terkabul bisa juga tidak.

Yang membuat saya "heboh" ialah, meskipun artikel telah saya tayangkan, namun hati dan pikiranku selalu terbayang dengan kata-kata atau kalimat yang saya gunakan di dalamnya. Saya selalu mempertanyakannya, apakah saya sudah menggunakan kalimat yang benar atau belum, apakah diksi yang saya gunakan tepat atau tidak, apakah isi ceritanya telah benar-benar mengungkapkan gagasan yang saya maksudkan atau tidak dan apakah-apakah yang lainnya.

Butuh beberapa menit untuk menunggu kepastian dari admin Kompasiana terkait artikel yang kirim. Dan jika nantinya admin memberi pilihan atas artikelku maka rasa dag dig dug ku berubah menjadi byaar. Rasa lega dan bahagia yang besar terungkap dalam hatiku. Sebaliknya, jika ternyata artikel saya tidak mendapat pilihan dari admin maka dag dig dug tidak sampai kepada byaar. Rasa yang ada saat itu hanyalah menerima kenyataan. Tetapi itu soal rasa yang butuh olahan agar menghadirkan semangat baru dalam hati untuk menulis. Dan pengalaman itu membuat saya semakin konsentrasi dan bersungguh-sungguh saat hendak membuat suatu artikel agar nantinya mendapat rating pilihan dari admin.

Ada rasa yang dag dig dug saat setelah saya mengirimkan artikel ke Kompasiana. Namun ada juga rasa byaar saat mengetahui bahwa ternyata artikel kita mendapat rating pilihan dari Kompasiana. Namun jauh dari pada itu, pengalaman bersama Kompasiana juga memberikan pelajaran yang bernilai dalam diriku yaitu terkait dengan pengembangan bakat menulis dan juga pemanfaatan waktu.

Kompasiana memberiku ruang seluas-luasnya untuk menuangkan isi pikiran ke dalam sebuah tulisan dan alangkah bahagianya hati saat tulisan itu berdampak positif bagi mereka yang membacanya.

Kompasiana adalah sarana terbaik yang pernah saya alami dalam melatih diri untuk menulis agar ide-ide atau pun gagasan yang ada di dalam pikiran saya tidak tinggal begitu saja di sana tetapi mendapat wujudnya yang konkret dalam sebuah tulisan.

Kompasiana juga membuat saya tidak menyianyiakan waktu luang yang saya miliki dalam sehari. Terlebih lagi dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, menulis adalah sarana terbaik agar hati dan pikiran terjaga kualitasnya.

Itulah sedikit pengalaman yang bisa saya bagikan selama menjadi Kompasioner dan pengalaman itu membuat saya mengerti bahwa ternyata Kompasiana bukanlah sebuah platform untuk blog biasa tetapi lebih dari sekedar blog. Dan satu lagi, saya sangat bangga ketika menyadari diri sebagai seorang Kompasioner. Di mata orang pada umumnya, Kompas adalah media pemberitaan yang terpercaya dan karena Kompasiana adalah bagiannya, itu berarti sebagai kompasioner maka saya pun dengan sendirinya telah berpartisipasi di dalamnya.

Selamat ulang tahun yang ke-12 buat Kompasiana. Terima kasih atas pelajaran berharga yang kudapatkan dari mu. Terima kasih juga atas pengalaman dag dig dug byaar yang membuat hidup ku menjadi lebih berwarna. Saya yakin setiap orang yang mengenal mu terlebih mereka yang berkecimpung di dalam mu, mendapat hal yang berarti dalam hidup mereka. Saya tidak punya kritikan selain dari pada harapan agar terus menjadi pembawa inspirasi bagi semua orang. Selama ulang tahun dan semoga panjang umur serta sehat selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun