Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Allah Menabur Benih di Tanah yang Gersang, Kebetulan atau Sengaja?

11 Juli 2020   22:46 Diperbarui: 12 Juli 2020   01:35 2043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk menjawab hal itu, terlebih dahulu kita mesti mengetahui siapa yang menjadi penabur, benih yang ditaburkan dan juga tanah dalam konteks perikop tersebut. 

Dalam buku tafsir dikatakan bahwa penabur itu ialah Yesus dan benih itu ialah sabda Allah. Sementara tanah itu ialah mereka yang berhadapan langsung dengan Yesus dan yang mendengarkan sabda yang diwartakan-Nya. Tanah gersang adalah mereka yang mendengarkan sabda-Nya namun tidak berakar dalam diri mereka. 

Di dalam mereka benih itu mati atau dimakan burung dan diinjak oleh orang. Sementara tanah yang baik ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan melakukannya dalam hidup mereka. Di dalam mereka benih itu berbuah melimpah.

Dalam hal itu bisa dikatakan bahwa Allah tetap mewartakan sabda-Nya kepada semua orang, enah itu orang yang baik maupun kepada orang yang jahat. 

Tujuannya ialah sama agar sabda-Nya itu berbuah melimpah. Artinya agar semua orang bisa memperoleh keselamatan lewat sabda-Nya tersebut. 

Sekali lagi Allah hendak menunjukkan kasih-Nya yang universal karena komitmen-Nya tetap dan tidak berubah yaitu agar semua orang memperoleh keselamatan dari pada-Nya.

Namun itulah manusia yang bergerak menurut kebebasan yang dimilikinya. Ada yang segera menerima dan melaksanakan isi sabda tersebut namun ada juga yang hanya mendengarkan namun tidak melaksanakannya bahkan ada yang langsung menolaknya. 

Itu artinya sebenarnya setiap orang berkesempatan untuk menjadi tempat bertumbuhnya benih sabda Allah tersebut dan itulah jalan untuk memperoleh keselamatan dari Allah.

Lalu apa yang bisa dilakukan kepada tanah yang gersang tersebut agar bisa menumbuhkan benih sabda Allah di dalamnya? Tidak ada kecuali membiarkan diri untuk digarap oleh Allah. 

Digarap berarti membuka hati untuk menerima sabda Allah di dalam dirinya. Hanya lewat penerimaan sabda Allahlah maka tanah gersang itu bisa menjadi tanah yang subur karena benih sabda itu sendiri adalah sumber kehidupan dan siapa yang menerimanya akan mengalami hidup.

Salam kebaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun