Terletak di Samudra Pasifik yang tenang, tidak membuat Jepang menjadi negara yang aman dari bencana. Salah satu bencana yang sering menerjang Jepang di kala peralihan musim panas dan gugur adalah badai taifun.
Badai taifun awal terbentuknya karena suhu laut yang hangat (sekitar 26 C) dan kontrast dengan daerah sekitarnya sehingga membentuk daerah pusat bertekanan rendah.
Angin berpindah dari daerah tekanan tinggi ke tekanan rendah, sehingga membuat arus udara yang lembab dalam radius ratusan kilometer dari tempat lain yang bertekanan tinggi berpindah/berbelok memutar menuju daerah pusat tekenan rendah. Udara lembab dari lautan samudra pasifik menjadi sumber energi badai taifun untuk lebih membesar.
Tahun ini, Jepang menghadapi badai terbesar sepanjang satu dekade terakhir ini, yaitu badai Hagibis/No.19 (penomoran badai berdasarkan urutan terbentuk).
Badai ini memiliki kecepatan angin maksimal 60 m/s yang bisa menyebabkan truk terjungkal dan tiang listrik patah. Yang lebih membahayakan adalah curah hujan yang sangat tinggi yang bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor.
Badai kali ini mengingatkan badai yang serupa (kanogawa taifun) yang pernah mendarat di pulau Honshu-Jepang pada tahun 1958. Badai kala itu menyebabkan 1200 orang meninggal dan banjir yang parah di Tokyo dan Shizuoka.
Peringatan Dini
Karena potensi bahaya badai hagibis yang sangat besar, Pemerintah pusat, khususnya Japan Meteorological Agency (JMA), dan pemerintah daerah aktif mensosialisasikan dan mengajak masyarakatnya untuk melakukan persiapan baik melalui media televisi dan media sosial.
Kedatangan badai kali ini juga bersamaan dengan pelaksanaan Rugby World Cup 2019 yang menarik banyak turis asing datang ke Jepang. Sosialisasi dalam bahasa Inggris juga gencar dilakukan.
Persiapan apa saja yang dilakukan menghadapi badai taifun?
1. Mengecek peta pencegahan bencana dan hazard map
Setiap pemerintah daerah di Jepang memiliki peta pencegahan bencana wilayah tersebut yang berisi informasi tempat pengungsian, lokasi AED, tempat evakuasi tsunami, dan lain-lain.
Peta tersebut biasanya diberikan ke seluruh warga, namun bisa juga di download melalui situs pemerintah. Tidak hanya dalam bahasa Jepang, namun tersedia juga bahasa Inggris.