Mohon tunggu...
Dedi Herman Simamora
Dedi Herman Simamora Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Semua orang bisa bermimpi setinggi apapun. Tergantung dari Anda sendiri, setinggi apa niat dan usaha Anda untuk meraihnya. Tak ada kata menyerah sebelum mencoba. Pastikan tujuan di hati dan pikiran Anda, bahwa kita memang bisa menjadi yang lilin ditengah kegelapan ~ Fans berat BADMINTON dan WANG YIHAN Email : dediherman460@yahoo.co.id Facebook : Dedi Herman Simamora Twitter : @DediiHermann

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kemendiknas Pusing 7 Keliling!

21 April 2013   22:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:49 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

PUSING 7 KELILING ? Mungkin inilah istilah yang pantas bagi Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia tahun ini. Betapa tidak ? Hancur berantakannya Ujian Nasional tingkat SMA/MA/SMK/Sederajat tanggal 15-18 April 2013 tahun ini membuat banyak pihak seakan bingung dan penasaran dengan kinerja dan eksistensi di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Pendidikan seakan tak dijunjung tinggi di negeri ini. Terbukti, Ujian Nasional SMA Sederajat tahun ini tampak tak terencana dan tak ada persiapan dengan matang.

Permasalahan yang pertama datang dari Kemendiknas yang tidak ada persiapan dalam menyusun dan membuat naskah soal UN. Di beberapa provinsi di Indonesia, naskah soal Ujian Nasional bahkan tidak dikirim tepat waktu atau dengan kata lain TERLAMBAT. Naskah yang banyak belum di fotocopy, membuat sebagian provinsi tersebut menunda berlangsungnya Ujian Nasional. Ke-11 provinsi yang pelaksanaan UN-nya  ditunda yakni Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulsel, Gorontalo. Sangat disayangkan memang, tetapi itulah yang telah dilakukan.

Permasalahan kedua, mengapa Pemerintah dan Kemendiknas seakan mempersulit pelaksanaan Ujian Nasional ? Dengan dibuatnya 30 paket soal serta pemakaian Barcode di setiap soal berbeda dengan yang lainnya. Mengapa siswa-siswi sekolah seakan dipersulit untuk lulus dari sekolahnya masing-masing ? Apa tujuannya ? Apakah dengan sistem yang seperti itu dapat dipastikan soal tidak bocor ? Seberapa yakin Kemendiknas yang di pelopori oleh Muhammad Nuh selaku Menteri Pendidikan Nasional ?

Faktanya, tetap saja soal UN bocor dan kunci jawaban tetap ada. Persoalan pemakaian Barcode dan 30 paket soal. Untuk apa diberlakukan seperti itu ? Begitu banyak siswa-siswi yang stres dan tak terkendali emosinya ketika harus memikirkan soal-soal UN yang begitu dipersulit. Mengapa selangkah lagi mereka akan menamatkan pendidikannya setelah 9 tahun lebih belajar harus dipersulit ? Memang Ujian Nasional membuat penjaringan siswa-siswi yang tidak layak lulus semakin baik. Namun, alangkah lebih baik lagi soal UN tersebut tidak dipersulit seperti itu. Karena, tetap saja kunci jawaban tersebar walaupun tidak secepat penyebaran kunci jawaban soal Ujian Nasional tahun-tahun sebelumnya. Kasihan, itulah kata yang pantas diberikan kepada para siswa-siswi SMA. Tekanan bathin dan jiwa yang sangat tinggi, memungkinkan mereka melakukan hal-hal negatif.

Beredar kabar bahwa dengan tidak berjalannya Ujian Nasional tingkat SMA/SMK/MA/Sederajat tahun ini, semua siswa-siswi tersebut DILULUSKAN SEMUA. Apakah itu jalan keluar yang terbaik ? Menurut saya tidak. Karena tetap saja siswa-siswi yang sebenarnya tidak layak lulus akan lulus juga. Inilah yang menyebabkan generasi muda bangsa yang tidak berkompeten dan tidak berkualitas kedepannya hanya akan 'merepotkan' negara. Menjadi tanggungan yang tidak baik buat negara. Yang hanya akan menjadi terbelakang di lingkungan hidupnya masing-masing.

Permasalahan yang terakhir datang dari pelaksanaan Ujian Nasional SMP yang akan berlangsung besok, Senin-Kamis tanggal 22-25 Mei 2013. Kisruh dan persoalan yang ada tidak jauh dari pelaksanaan UN SMA kemarin. Beberapa provinsi juga belum mendapatkan naskah soal yang dikirim baik dari daerah maupun pusat. Provinsi Nusa Tenggara Timur belum mendapatkan naskah soal UN SMP/MTs tahun 2013.  Pengiriman naskah UN SMP/MTS baru untuk 11 kabupaten. Sekretaris Penyelenggara UN dari Undana Drs Daud Umbu Kamuri MSi mengatakan pengiriman naskah UN untuk SMP di NTT sudah dilakukan oleh percetakan dari Jakarta. Pengiriman menggunakan pesawat melalui Bandara El Tari. Ada 11 daerah yang sudah diantar dan ada 10 daerah yang belum diantar pula.

10 kabupaten/kota yang belum menerima naskah soal UN adalah Kota Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU), Rote Ndao, Sabu Raijua, Nagekeo, Manggarai Timur, Manggarai Barat, Sumba Tengah, dan Sumba Barat Daya. Dan untuk 11 daerah yang sudah, juga masih ada kekurangan naskah. 11 daerah yang sudah menerima naskah UN adalah Kabupaten Kupang, Belu, Manggarai, Ngada, Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata, Sumba Timur, Sumba Barat, dan Alor. Tadi pagi sudah dikirim naskah UN di tiga daerah dengan kapal feri, yakni naskah UN untuk Kabupaten Manggarai, Sumba Timur, dan Sikka.

Di Sulawesi Selatan, hingga Sabtu (20/4/2013) sore, baru soal mata ujian Bahasa Indonesia yang sudah tiba.
Ujian nasional tingkat SMP yang mencakup Madrasah Tsanawiyah, akan digelar mulai 22 April 2013. Di Sulawesi Selatan, dinas pendidikan ternyata baru menerima naskah soal mata ujian Bahasa Indonesia saja. Sedangkan naskah soal mata pelajaran lain, yaitu Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam, belum juga diterima.

Seluruh naskah soal Bahasa Indonesia itu oleh Dinas Pendidikan dititipkan di Markas Pangkalan TNI Angkatan Udara di Maros. Dari sini, dokumen tersebut akan dibagikan ke 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Bila semua soal sudah tiba, naskah soal Matematika, Bahasa Inggris dan IPA akan di distribusikan secara berurutan sesuai jadwal ujian. Ujian nasioal tingkat SMP di Sulawesi Selatan diikuti 130.959 pelajar yang tersebar di 24 kabupaten/kota.

Miris memang, tetapi seperti itulah potret dunia pendidikan di negeri kita ini. Pendidikan seakan disepelekan dan diabaikan dengan banyaknya kasus-kasus politik dan hukum pendidikan yang tidak ditaati. Sangat menyedihkan, Ujian Nasional yang seharusnya menjadi tahap akhir di tingkat sekolah masing-masing menjadi momok yang menakutkan sekaligus menghancurkan bagi siswa-siswi di Indonesia.

Ke depan, Kemendiknas harus bisa mengevaluasi dan membenahi sistem pendidikan di Indonesia. Agar kejadian Ujian Nasional tahun 2013, tidak terulang kembali di tahun yang akan datang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun