Mohon tunggu...
dedi efendi
dedi efendi Mohon Tunggu... Guru - Guru Madrasah

Pak DE adalah guru yang mendedikasikan hidupnya untuk meraih keridhaan Allah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hidup adalah Perjuangan

6 November 2023   05:54 Diperbarui: 6 November 2023   06:56 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perjuangan adalah sesuatu yang sering diperkatakan oleh orang. Kata ini sering digabungkan dengan kata hidup. Kita sering mendengar nasehat demikian. Ketika kita merasa hampa, datang seseorang menasehati bahwa hidup adalah perjuangan. Selama masih ingin hidup, butuh perjuangan. Kalau sudah tak ingin hidup, tidak perlu perjuangan.
Selagi kita hidup pasti tidak akan berhenti dihadapkan pada masalah. Siapa pun orangnya, dimana pun ia berada, dalam posisi apa pun tempatnya, pasti akan berhadapan dengan masalah. Menghadapi masalah, disitulah butuh perjuangan.
Masalah setiap orang berbeda-beda. Apa yang semestinya dalam tataran konsep, tak selalu sesuai dengan kenyataan. Itulah inti masalah. Menginginkan A, ketemunya B. Harapannya C, kenyataanya D. Hampir selalu begitu, karena tak sepenuhnya ruang kehidupan ini sesuai dengan rumus-rumus pasti. Banyak sekat-sekat yang memisahkan alam ideal dengan alam realitas yang tak bisa dikendalikan sepenuhnya oleh pikiran manusia. Banyak hal yang berada di luar kendali manusia. Itulah misteri kehidupan, yang senantiasa dipikirkan manusia untuk bisa dipecahkannya.
Perjuangan menunjukkan suatu usaha menghadapi adanya masalah yang ingin diselesaikan. Ada orang yang ingin menyelesaikan masalah lapar perutnya, ia akan melakukan perjuangan untuk mencari sesuatu yang bisa menghalau laparnya itu. Ada orang yang ingin menyelesaikan masalah sakitnya, ia akan berusaha mencari obatnya. Ada lagi yang ingin terkenal, ia berusaha melakukan apa pun demi terkenal. Apa masalah buat orang yang ingin terkenal itu? Entahlah, hanya ia yang tahu. Kita hanya menduga, mungkin masalahnya ia selalu direndahkan, dilecehkan atau tak dianggap keberadaanya. Ia ingin masalah itu selesai. Ia ingin dengan keterkenalannya, ia tak lagi direndahkan, tak lagi dihina, keberadaanya diakui. Ia berjuang melakukan segala upaya agar terkenal. Lalu, mungkin dia berhasil mencapai apa yang diimpikannya itu. Mungkin juga dia tidak atau belum berhasil mencapainya. Dua kemungkinan itu sama-sama menuntutnya untuk berjuang.
Mungkin dia berhasil, lalu dengan keberhasilannya apakah tidak ada masalah lagi? Tidak, senantiasa akan muncul lagi permasalahan baru yang mungkin lebih banyak dan rumit lagi.
Semakin banyak dan rumit masalah baru yang timbul, memerlukan perjuangan yang lebih hebat lagi untuk menyelesaikannya.
Masih ingat dengan sebuah permainan Snake yang dipasang di handphone generasi awal? Pertamanya muncul ular berbadan pendek, didekatnya ada satu titik yang harus dimakannya dengan cara dikendalikan sesuai arah titik tersebut. Setiap berhasil mengarahkan ular memakan titik, bertambah panjang badannya. Semakin lama, semakin sulit mengendalikan arah badan ular tersebut. Seringnya kita gagal melanjutkan permainan tersebut karena terjebak oleh tubuh ular yang semakin panjang itu.
Kurang lebih, perjalanan hidup kita seperti itu. Semakin lama kita berhasil mewujudkan keinginan, semakin sulit mengendalikan jalannya kehidupan itu. Semakin kuat usaha perjuangan yang harus dilakukan. Begitu juga sebaliknya, bila tidak atau belum berhasil memenuhi apa yang diinginkan, perlu perjuangan untuk menerima kenyataan. Perjuangan untuk menata hati yang kecewa, terluka dan terpuruk, untuk bangkit kembali melanjutkan perjalanan kehidupan.
Begitulah hidup, keberhasilan dan kegagalan, kegembiraan dan kesedihan, kepuasan dan kekecewaan atau apa pun itu, hanyalah respon kita terhadap hidup ini. Bagi yang nilai perjuangannya masih tinggi, tidak ada masalah yang berarti baginya. Sebaliknya, bagi yang nilai perjuangannya sudah rendah bahkan mati, baginya semua masalah besar baginya. Sendal putus pun, ia sudah putus harapan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun