Mohon tunggu...
Dedi  Djanuryadi
Dedi Djanuryadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Man Born is free but everywhere in chains

Penggiat jurnalistik, public relations, fotografi, modelling, serta event organizer.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kamp Maut Unit 731, Bukti Jepang Pelopor Pembuat Senjata Biologis

11 Agustus 2020   21:13 Diperbarui: 8 September 2020   10:36 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamp Auschwitz di  masa kejayaan Nazi Jerman selama Perang Dunia II berlangsung, merupakan momok yang paling menakutkan bagi kaum Yahudi di Eropa. Sebuah kamp yang dianggap sebagai 'perjalanan terakhir' bagi orang-orang Yahudi  yang dikirim ke sana. Berbagai kisah mengerikan banyak diceritakan oleh para korban yang berhasil selamat dari  berbagai penyiksaan sadis di tempat itu.

Seperti diungkap www.firsttoknow.com (2020), tidak banyak orang tahu, kamp semacam itu pernah juga ada di Asia. Letaknya di kota Harbin yang sekarang menjadi bagian dari wilayah Timur Laut Cina. 

Kompleks seluas hampir empat mil persegi tersebut dikenal sebagai Unit 731. Kamp ini harus bertanggungjawab atas matinya 200.000 orang yang kebanyakan warga negara  Korea dan Cina. Ditambah pula sebagian besar penduduk di kepulauan Pasifik, Rusia, Asia Tenggara, serta para serdadu sekutu tawanan Jepang.

Meskipun sekarang disebut Auschwitznya Asia, Unit 731, awalnya dikenal sebagai "Unit Penjernihan Epidemi dan Air." Sebuah nama lembaga yang tampaknya tidak berbahaya, padahal berbagai kasus eksperimen manusia paling mengerikan yang pernah tercatat, berlangsung di tempat ini. 

Tidak seperti mitranya di Eropa yang terkenal kejam, para korban Unit 731 tidak diperlakukan sebagai tahanan, malah mereka diberikan fasilitas nyaman dulu sebelum akhirnya dieksekusi secara sadis. 

Di balik kenyamanan yang diberikan, mereka sebenarnya diperuntukan memfasilitasi program perang biologis terbesar di dunia. Mereka menjadi tikus percobaan untuk uji perang kuman dan uji senjata peledak melalui  praktek amputasi dan pembedahan seperti yang sering dilakukan pada hewan. 

Banyak korban yang mati karena pembedahan layaknya ke hewan tersebut. Salah satu peneliti medis yang terlibat di Unit 731 mengaku bahwa proses pembedahan tersebut biasanya dilakukan tanpa  anestesi (pembiusan). 

"Saya diperintahkan  oleh anggota tim khusus untuk mencuci tubuh orang telanjang  dengan sikat dek sebelum dia dibawa ke ruang bedah. Pertama kali, saya gemetar. Salah satu anggota tim memeriksa detak jantung si korban dengan stetoskopnya. Salah satunya lagi berdiri memegang pisau. Saat stetoskop dilepas dari telinganya, pisau itu dimasukan ke tubuh korban. Saya tidak tahu, tetapi menurut dokter, waktu itu sangat penting, karena jika waktunya salah, kami bisa terkena darah di seluruh tubuh kami, dan kami bisa terinfeksi."

Untuk mengetahui cara terbaik mengobati luka akibat pecahan peluru pada para serdadunya, agar bisa terus berperang walapun dalam keadaan luka, para penguasa militer Jepang meminta Unit 731 untuk menelitinya. 

Yang terjadi adalah jerit kematian yang mengerikan dari para korban yang menjadi objek percobaannya. Caranya, para korban diikat pada tiang kayu di sampingnya diletakan bom yang satu sama lain berbeda jaraknya. Lalu bom tersebut diledakan.  Korban yang selamat dilakukan operasi, sedangkan korban yang mati dilakukan otopsi.

Bagi korban yang akan dieksekusi, ilmuwan Unit 731 menyebut subjek mereka dengan istilah"matang". Istilah ini diterjemahkan secara longgar menjadi "batang" - sebuah indikasi yang jelas tentang bagaimana para korban diperlakukan, sebagai potongan kayu daripada sesosok makhluk hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun