Mohon tunggu...
Dedi  Aman Syarfa Naba
Dedi Aman Syarfa Naba Mohon Tunggu... Lainnya - Pemuda Santun Dan Berbudaya

Kabarakatino Witeno Wuna, Witeno Wuna Kalembohano Reaku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemuda Santun dan Berbudaya Itu Sahabat Saya Dedi Aman Syarfa Naba

30 Mei 2020   01:31 Diperbarui: 30 Mei 2020   08:20 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Al Razak, Muna-Petang ini saya terkesima dengan caption sahabat saya Dedi Aman Syarfa Naba (Dedi Aman Naba) yang dalam setiap kali mempost status facebook disertai dengan tulisan "Salam Pemuda Santun dan Berbudaya".

Bagi saya ada pesan yang tersirat dalam tulisan itu. Berbudaya merupakan hal yang langka yang dimiliki oleh generasi kita saat ini. Kekaguman saya terhadap para budayawan di tanah air membuat saya selalu penasaran tentang darimana akar terbuntuk nya budaya-budaya di Nusantara ini.

Suatu kali saya membaca sejarah Kekaisaran Ottoman atau Dinasti Usmani Atau Lebih santun jika disebut sebagai "Khalifah Utsmaniyah". Dalam perjalanannya, Khusus di kawasan Asia Tengah dan Timur Tengah, pada abad ke-11 hingga 14 M, berdiri sebuah dinasti Islam bernama Seljuk. Dinasti ini berdiri setelah kekuasaan Dinasti Abbasiyah mulai melemah.

Dinasti ini berasal dari sebuah suku yang mendiami wilayah Asia Tengah. Dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam tentang Khilafah disebutkan bahwa sekelompok orang dari suku ini mengembara ke arah barat, kemudian menetap di wilayah Asia Tengah.
Karena kepiawaian para pemimpin suku, sebagian anggotanya berhasil mendapatkan sejumlah kedudukan, baik di pemerintahan maupun militer. Sebagian lainnya memilih mengembara ke kawasan Timur Tengah. Kelompok inilah yang dikenal dengan nama Ghuz atau Oghuz. Mereka terbagi ke dalam sembilan suku.

Dalam pengembaraannya mereka menanamkan semangat untuk berjuang di jalan Allah dan membentuk sebuah negara yang berada di bawah naungan Islam yang dapat memberikan rahmat bagi setiap manusia yang berada di bawah perlindungan mereka. Mereka tidak lupa bahwa Budaya dan tradisi moyang mereka (Law Ancestor) merupakan aturan yang tak boleh dirawar-tawar jika ingin mencapai tujuan mereka hingga setelah berdirinya Khilafah Utsmaniyah yang kemudian keturunan mereka Muhammad Al Fatih menaklukan Konstantinopel. Semangat budaya lah yang membentuk keberanian dari setiap jiwa Bani Seljuk Turky tersebut.

Di Indonesia yang merupakan bangsa yang majemuk yang memiliki ragam budaya dari Sabang sampai Merauke hingga Miangas Sampai Pulau Rote, kini di Era Globalisasi, Era Keterbukaan Informasi membuat generasi muda acuh bahkan tidak mau tahu budaya yang menjadi warisan luhur moyang kita.

Kita lebih bangga meniru buadaya barat dan yang lebih mirisnya kita lupa bahwa budaya kita adalah budaya yang tak ternilai harga nya.  Karena tidak sedikit budaya dari masing-masing suku bangsa yang sukses memanusiakan manusia yang kadang lupa diri karena terlena dengan kehidupan dunia.

Saya terkagum dengan bang Sudjiwo Tejo budayawan jawa yang karena kepiawaiannya dalam memahami budaya sehingga setiap tuturnya menyimpan makna yang sangat berharga. 

Di wilayah sulawesi tenggara kita juga memiliki budaya yang saat ini sangat jarang dikenal atau dijiwai oleh kita sebagai generasi masa depan bangsa. Ada sebuah falsafah yang dahulu menjadi pedoman hidup para pemimpin-pemimpin kerajaan utamanya Kerajaan Muna memegang teguh falsafah 'Koemo Wuto Sumanomo Liwu' yang jika sikap itu terpatri dalam jiwa kita maka tidak menutup kemungkinan untuk kita meraih kedamaian dalam hidup yang kebanyakan orang kadang harus membeli kedamaian dengan harga yang mahal.

Semoga banyak dari kita yang sadar akan pentingnya Tradisi positif, Adat dan Budaya bangsa kita. Dan para pegiat budaya memiliki tugas yang cukup berat untuk menarik minat generasi muda agar mau mengenal dan menjiwai Budaya kita.
#Salam Pemuda Santun Dan Berbudaya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun