Mohon tunggu...
Dedeh Herawati
Dedeh Herawati Mohon Tunggu... -

vamos

Selanjutnya

Tutup

Money

KUR Harus Fokus untuk Bidang Agrikultur

30 April 2013   17:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:21 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pemerintah indonesia menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi pelaku usaha kecil yang ditetapkan sebesar Rp 30 triliun. Alokasi anggaran untuk KUR selalu meningkat tiap tahun. Tahun ini, pemerintah alokasikan Rp 30 triliun, atau naik 50 persen dibandingkan alokasi tahun lalu yang hanya Rp 20 triliun. Kenaikan itu didasarkan penilaian pemerintah bahwa penyaluran tahun-tahun sebelumnya berjalan cukup baik. saat ini pemerintah meyakini sudah merealisasi KUR telah mencapai 64 persen dari target pencapaian.

Total nasabah KUR pada 2011 sebanyak 6 juta nasabah, dengan 600.000 nasabah diantaranya telah naik kelas menjadi nasabah komersial. Sedangkan untuk penyaluran KUR dalam tahun 2012 ditetapkan sebesar Rp30 triliun tetapi dalam realisasinya bisa mencapai Rp33,6 triliun. Hal ini menandakan bahwa permintaan kredit usaha oleh rakyat cukup besar dalam meningkatkan perekonomian. Diawal tahun 2013 lebih dari 50 persen dana penyaluran KUR disalurkan melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI). Keseluruhan bank penyalur KUR tahun 2013 bertambah menjadi 33 bank, termasuk Bank Mandiri, BNI, BTN, Bukopin, BSM dan 13 Bank Pembangunan Daerah. Keyakinan pemerintah terhadap keberhasilan KUR diimbangi dengan pemberian bunga KUR yang turun hingga 0,95 persen per bulan. Melalui bunga yang murah ini diharapkan dari para pengusaha itu bisa naik kelas, yang semula usaha mikro naik jadi usaha kecil dan yang usaha kecil naik menjadi usaha menengah dan selanjutnya.

Dikatakan KUR merupakan program unggulan dalam mengentaskan kemiskinan pemerintah, untuk itu kepada masyarakat dalam usaha tidak perlu takut gagal. Pemerintah sudah menurunkan besaran bunga KUR dari semula 13 persen per tahun dan menurun menjadi hanya 0,95 persen per bulan. Melalui bunga yang murah pemerintah berharap bisa dimanfaatkan semua kepada pengusaha mikro yang mempunyai masa depan itu. Penyaluran KUR dianggap sangat penting dan peranya sangat potensial untuk menjaga kekuatan perekonomian nasional di tengah kondisi perekonomian dunia yang masih diliputi ketidak pastian. Sebab, dengan stabilnya kondisi ekonomi dalam negeri, secara tidak langsung menjadi magnet yang mampu menarik minat investor menanamkan modalnya di Indonesia. Terlebih, kekuatan ekonomi Indonesia kini semakin diperhitungkan baik di kawasan Asia Tenggara, Asia, hingga dunia. Kawasan ASEAN menjadi kawasan pertumbuhan yang yang tinggi dan menarik bagi investor.

Disisi lain terkait KUR Hatta Rajasa selaku menko perekonomian berharap KUR juga tersalurkan ke sektor agribisnis agar sektor ini lebih berkembang. Tidak hanya di sektor ekspor dan impor, namun yang paling penting dapat memiliki daya tahan pangan nasional. Pemerintah berharap penggunaan KUR dapat memfokuskan 50 persen disalurkan ke sektor hulu, khususnya sektor pertanian. 50 persen alokasi dana KUR pada 2013 yang sebesar 36 triliun dipastikan menjadi prioritas untuk pertanian, Ini merupakan komitmen untuk mengembalikan indonesia sebagai negara produsen produk-produk agrikultur. Pemerintah melalui mentri perekonomian Hatta Rajasa mengedepankan Agrikultur sebagai alasan focus KUR pada tahun 2013 memiliki alasan yang masuk akal. Tinggkat pertanian di Indonesia dari tahu n ketahun menurun, bahkan tanah untuk pertanian juga makin berkurang. Nilai tukar petani merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

NTP merupakan salah satu indikator gambaran kesejahteraan petani. Semakin tinggi NTP, maka secara relatif semakin kuat pula tingkat daya beli petani, Penurunan NTP pada Maret 2013, lanjutnya, disebabkan oleh turunnya empat subsektor pertanian. Yakni NTP subsektor tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan. Sedangkan NTP subsektor hortikultura naik tipis 0,04 persen dari 107,90 pada Februari 2013 menjadi 107,94 pada Maret 2013. NTP pada Maret 2012 juga turun sebesar 0,04 persen dibandingkan Februari 2012. Pada Maret 2012, NTP turun dari 105,10 menjadi 104,68. Suryamin mengatakan, memang ada siklus penurunan NTP pada Maret terhadap Februari.NTP di 32 provinsi juga mengalami perubahan beragam. Pada Maret 2013, NTP di tujuh provinsi mengalami kenaikan, sedangkan di 25 provinsi mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi pada Maret 2013 terjadi di Provinsi Bangka Belitung, yakni sebesar 0,54 persen. Sebaliknya, penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Tengah sebesar 1,05 persen.

Bila berharap kedepanya ada keseimbangan pemberian KUR yang di prioritaskan dalam peningkatan ekonomi di tanah air. Maka untuk impor dan ekspor, harus seimbang dengan bidang Agrikultur. Pertanian di Indonesia juga harus mendapatkan peningkatan, negeri Indonesia terkenal dengan limpahan pangannya yang berasal dari pertanian, jangan menghilangkan identitas negeri ini dengan melupakan jati diri bangsa kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun