Mohon tunggu...
DW
DW Mohon Tunggu... Freelancer - Melihat, Mendengar, Merasa dan Mencoba

Setiap Waktu adalah Proses Belajar, Semua Orang adalah Guru, Setiap Tempat adalah Sekolah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mereka Ada Karena Kita

5 Oktober 2022   21:43 Diperbarui: 22 Desember 2022   11:18 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segala hal yang baik datang dari Allah, dan segala yang buruk yang menimpa manusia adalah disebabkan oleh kesalahan manusia itu sendiri.  Hal tersebut disampaikan Allah SWT dalam kitab Al Quran surat An Nisa ayat 79. 

Kita adalah sebab, apa yang kita tuai saat ini adalah hasil dari apa yang kita tabur. Jika saat ini kita dirundung oleh banyak masalah, baik itu kesehatan atau ekonomi, itu murni karena kita. Kita lalai dalam menjalankan kewajiban sebagai ummat. Jangan terus mengutuk keadaan, saatnya menerima keadaan sebagai teguran karena kelalaian kita.

Dalam melalui proses kehidupan, sulit sekali menerima segala bentuk kemalangan sebagai ujian. Mudah diucapkan namun sulit diterima. "Lha koq ini cobaan ga ada ujungnya?", atau "Duh gusti, kapan aku bisa tenang?". Tanpa kita sadari ucapan itu menempatkan kita menyalahkan ketentuan Sang Khalik, seolah kita menyalahkan Sang Pemilik Kehidupan ini atas apa yang terjadi dengan kita. Seharusnya kita malu. Malu bahwa berburuk sangka kepada Allah, malu bahwa hukuman dalam bentuk kehimpitan hanya sebuah teguran. Kita adalah sebab. Kita yang menciptakan semua kondisi itu.

Menerima segala bentuk peristiwa dalam hidup ini dengan ikhlas adalah proses pembelajaran yang panjang dan berat. Hati dan lisan harus sejalan, jangan lisan berucap ikhlas, tapi hati menghardik dan menuntut.

Kondisi ekonomi yang amburadul, pendapatan yang hilang, menjadi sebuah cubitan Allah kepada kami sekeluarga. Tagihan yang silih berganti datang, membuat mental diri ini pengecut. Seolah ingin lari sejauhnya dari kenyataan. 

Padahal apa yang menimpa kami adalah sebuah jawaban, bahwa itulah yang kita tanam dihari-hari yang lalu. Kelalaian yang disengaja, meremehkan kewajiban ibadah, dan lebih parah lagi, ada perasaan sombong yang membelenggu hati. Akibatnya, Allah mengeraskan hati ini, membutakan kami dari rasa syukur, dan menjauh dari kami. Semua yang terjadi saat ini adalah hasil yang kami tuai atas perilaku kami dimasa lalu.

Ancaman, hinaan, dan tidak sedikit umpatan yang ditujukan kepada kami adalah karena kami.
Mereka hanya menjalankan apa yang menjadi tugas mereka.

Karena, mereka ada karena kita.

Goresan Hati

DW

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun