Mohon tunggu...
DW
DW Mohon Tunggu... Freelancer - Melihat, Mendengar, Merasa dan Mencoba

Setiap Waktu adalah Proses Belajar, Semua Orang adalah Guru, Setiap Tempat adalah Sekolah

Selanjutnya

Tutup

Bola

Creed dan Garuda Muda

28 Februari 2019   10:04 Diperbarui: 1 Maret 2019   07:24 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

When a fighter ain't got nothing to lose, he's dangerous!"

Sepenggal kalimat yang terekam kuat dari film CREED II, film tahun 2018 yang mungkin tidak ada lagi di bioskop saat ini. Film yang mengkisahkan tentang "dendam lama" Ivan Drago terhadap Rocky Balboa. 

Sang hantu yang kembali, Ivan Drago seorang petinju Rusia yang dikalahkan Rocky Balboa dimasa mudanya menaruh dendam yang kuat. Akibat kekalahannya Ivan diasingkan oleh pemerintah Rusia, ia tidak dianggap, dikucilkan dan merasa tidak berguna. Dendam inilah yang membuat Ivan melatih anaknya dengan keras, Victor Drago untuk menjadi petinju profesional.

Dan singkat cerita, bertemulah Victor Drago dengan Adonis Creed (putra Apollo Creed) yang dilatih oleh Rocky Balboa. Masing-masing petarung ini membawa dendam pribadi, Victor Drago membawa dendam akibat kekalahan ayahnya dari Rocky, Adonis Creed membawa dendam karena ayahnya (Apollo Creed) yang meninggal di ring oleh Ivan Drago. 

Film ini tidak melulu tentang perkelahian diatas ring, film ini menyuguhkan pesan moral yang kuat, dengan balutan emosi yang dalam. Bagaimana Rocky meyakinkan Adonis untuk tidak menerima tantangan Drago, dan melupakan dendam masa lalu.

Atau ketika Rocky berbicara kepada Adonis mengapa ia memilih bertarung.. intinya setiap sekuel film ini memiliki muatan pesan yang kuat. 

Ada kalimat menancap diingatan saya, "When a fighter ain't got nothing to lose, he's dangerous!" Saya setuju sekali dengan kalimat ini, bahwa ketika seorang petarung merasa tidak akan kehilangan apapun (jikapun ia kalah) ia akan berbahaya.

Akan sangat berbeda dengan petarung yang mempertahankan title juaranya, beban juara yang disanding akan mempengaruhi emosinya, bayangan akan kehilangan akan menjadi ketakutan tersendiri. Lalu apa korelasinya terhadap kita?

Dalam dua hari, kita sebagai bangsa Indonesia merasakan kebanggaan kepada para pesepakbola junior kita, dimana para Garuda Muda telah mengharumkan nama Indonesia dengan berhasil menjuarai Tournament AFF U-22 di Kamboja.

Garuda Muda ini dengan mantap menhancurkan pertahanan tim Thailand dengan skor 2-1. Yang menarik adalah, Garuda Muda ini tidak memiliki target menjadi juara, mereka hanya diberi target lolos lolos kualifikasi Piala Asia U-23. 

Bermain tanpa beban inilah yang menghantarkan Garuda Muda ke Final AFF U-22. Permainan yang lepas membuat anak-anak asuhan Indra Sjafri bermain maksimal, mereka tidak terbayang-bayang oleh kejayaan masa lalu, dan hasilnya mereka menjadi juara. 

Dalam hidup, mungkin ada baiknya kita lepaskan dahulu beban "juara" yang ada dipundak kita, kita lepaskan dahulu rumus sukses yang kita pelajari, ada baiknya kita mulai bermain lepas (nothing to lose). Kita lakukan apa yang mampu kita lakukan, kita lupakan bayang-bayang kesuksesan masa lalu yang sering menghantui kita. Sering kita terjebak oleh pemikiran kita sendiri, "apa kata orang kalau saya sampai gagal.."..

Target memang penting bagi semua orang, tanpa target yang jelas kita tidak akan bertumbuh. Tetapi target bukan berarti menjadi beban hidup. Ketika tidak ada beban atau kepentingan yang menjebak kita, kita lebih berani mengambil risiko dalam hidup ini dan membuat kita merasa lebih hidup. 

Semoga bermanfaat, 

DW

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun