Seperti Zlatan Ibrahimovic, Edin Dzeko, Robert Lewandowski, hingga Harry Kane yang dominan menggunakan kaki kanan sebagai kaki terkuatnya.
Ada penyerang berusia matang yang mengandalkan kaki kiri, yaitu Romelu Lukaku. Tetapi, karakter bermainnya cenderung sudah menyesuaikan dengan kebutuhan penyerang masa kini yang perlu mobilitas tinggi.
Lukaku juga yang sempat saya jadikan komparasi dengan Giroud. Lukaku bertubuh tinggi besar, tapi bisa menggiring bola dan menguasainya dengan baik.
Hanya saja, soal akurasi tendangan, Lukaku masih cenderung boros. Ini tidak lepas dari gaya menendangnya yang masih kurang perfeksionis seperti Giroud.
Walaupun, di sisi lain, perfeksionis Giroud dalam menendang seringkali mengubah momentum. Dari yang awalnya mempunyai ruang tembak terbuka menjadi tertutup ruang tembaknya.
Tetapi, itulah Giroud. Pemain yang tahu letak kelebihannya, walau orang lain lebih tahu letak kekurangannya.
Kemudian, keunggulan lain dari Giroud adalah duel bola atas. Ini yang awalnya seperti mengubah gaya bermain Arsenal yang cenderung akrab dengan bola-bola bawah, menjadi akrab dengan bola-bola silang lambung yang mengarah langsung ke jantung pertahanan lawan.
Itu dapat dilihat dari gol cantik Arsenal yang dicetak oleh Jack Wilshere ke gawang Norwich City. Giroud berhasil memberikan asis dengan proses umpan 1-2 dengan Jack Wilshere.
Bahkan, di momen penting Arsenal untuk menjemput gelar pemupus dahaga prestasi lewat final Piala FA 2014, Giroud juga berperan krusial dalam memberikan asis kepada Aaron Ramsey. Sodoran bola pantul dari kakinya sukses ditendang keras oleh Ramsey ke gawang Hull City.