Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tottenham Hotspur Vs Ludogorets, Jomplang Tapi Ada yang Menarik

27 November 2020   06:45 Diperbarui: 27 November 2020   07:11 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Spurs berselebrasi dengan gol Winks. Gambar: Twitter/EuropaLeague

Setelah menonton laga seru OSC Lille vs AC Milan (1-1), saya pun menonton laga Tottenham Hotspur vs Ludogorets (27/11). Laga yang digelar di Tottenham Hotspur Stadium itu sebenarnya cukup mudah diprediksi hasil akhirnya.

Tetapi, berkaca pada Liga Champions yang ada kejutan--salah satunya kekalahan Liverpool dari Atalanta, maka laga di Liga Europa pun ada potensi itu terjadi. Apalagi, Ludogorets sedang berada di posisi sangat tidak aman, maka mereka harus mengeluarkan permainan terbaik untuk menang.

Jika menang, maka ada potensi bagi mereka untuk lolos ke fase gugur. Berbeda jika hasilnya malah kalah.

Berdasarkan itu pula, saya pikir manajer Spurs, Jose Mourinho telah menyadarinya. Itulah mengapa, skuad yang diturunkan masih kelas terbaik walau tanpa duet tajam Kane-Son. Spurs masih ada Bale, Lucas Moura, Vinicius, Winks, Ndombele, juga Dele Alli. Itu sudah cukup untuk meneror lini belakang tim tamu.

Ketika peluit tanda dimulainya laga terdengar, nama-nama tersebut langsung bergerak cepat menekan pertahanan lawan. Perlahan nan pasti, Ludogorets mulai terlihat tertekan. Mereka mulai melakukan kesalahan, dan kurang rapat dalam menjaga pemain-pemain lawan.

Hingga, tiba momen Spurs memanfaatkan garis pertahanan tanggung Ludogorets dengan umpan terobosan--tersentuh bek Ludogorets--yang berhasil menemui kaki Vinicius. Pemain yang pindah dari Liga Portugal itu sukses mengirim bola ke sisi kiri bawah gawang lawan.

Iliev, kiper berpengalaman Ludogorets gagal membaca arahnya. Skor berubah 1-0 untuk tim tuan rumah.

Vinicius cetak gol pembuka. Gambar: Twitter/EuropaLeague
Vinicius cetak gol pembuka. Gambar: Twitter/EuropaLeague
Pasca keunggulan itu, serangan Spurs semakin banyak. Mereka terus menekan penguasaan bola Ludogorets, bahkan sampai garis yang terendah bagi pemain lawan.

Tiba pula pada momen serangan yang dibangun dengan akselerasi Tanguy Ndombele. Ia kemudian dapat menendang ke arah gawang yang sebenarnya dapat ditepis oleh Iliev. Tapi nahasnya, bola yang mengarah ke samping juga disambut oleh Dele.

Dele pun dengan cepat memberikan bola ke Vinicius yang tinggal tembak dengan kencang ke dalam gawang. Iliev tak berkutik, dan skor berubah 2-0.

Babak pertama usai dengan keunggulan 2-0. Spurs pun semakin percaya diri untuk memainkan babak kedua. Sedangkan bagi Ludogorets, ini seperti laga yang horor.

Mereka menguasai bola tidak mampu, tapi harus melakukannya. Jika mereka berupaya menyerang, lini belakang mereka juga tidak siap untuk menahan laju serangan cepat lawan.

Babak kedua pun dilanjut dan diwarnai dengan gol fantastis Harry Winks. Tendangan jarak jauhnya sukses membuat Iliev terlihat malu. Sepertinya dia tidak menyangka jika Winks akan melakukan tendangan itu ketika dia sedang tidak pada posisi yang tepat.

Jarak tendangan Winks yang berbuah gol. Gambar: Twitter/EuropaLeague
Jarak tendangan Winks yang berbuah gol. Gambar: Twitter/EuropaLeague
Skor berubah 3-0 untuk Spurs. Permainan pun semakin tidak jelas bagi Ludogorets, karena maju kena, mundur pun kena.

Sepuluh menit berselang, giliran Lucas Moura yang berhasil menuntaskan rasa penasarannya. Dia berhasil mencetak gol dari asis Vinicius. Skor menjadi 4-0.

Hingga 4 menit tambahan waktu usai, skor tetap 4-0 untuk Tottenham Hotspur. Spurs pun sukses memperbesar peluang lolos dari grup dan bersaing dengan Antwerp dan dikuntit oleh LASK Linz.

Berbeda dengan Ludogorets yang sudah pasti tersingkir dari Liga Europa. Hanya mereka yang sampai sejauh ini belum memperoleh poin dari 4 laga yang sudah dimainkan.

Walaupun secara hasil sudah tertebak, apalagi laga ini digelar di kandang tim yang lebih kuat. Namun, saya pikir laga ini memiliki hal-hal yang patut diapresiasi.

Pertama, Mourinho tidak meremehkan lawan di laga ini. Ia tetap memasang pemain-pemain utama yang dikombinasikan dengan pemain cadangan. Secara kualitas pun, memang pemain lapis kedua Spurs masih bertaji untuk laga ini.

Seperti di pertemuan pertama, Mourinho menemukan strategi tepat untuk mengalahkan Ludogorets lagi. Gambar: Reuters via Okezone.com
Seperti di pertemuan pertama, Mourinho menemukan strategi tepat untuk mengalahkan Ludogorets lagi. Gambar: Reuters via Okezone.com
Baru ketika laga dianggap sudah usai untuk lawan, Mou mulai mengganti para pemainnya dengan pemain-pemain cadangan yang super cadangan. Mereka sebagian besar adalah pemain muda.

Bahkan, ada yang masih berusia 16 tahun, Dane Scarlett. Kipernya yang awalnya Joe Hart juga diganti. Mou baru memberikan kesempatan kepada pemain muda ketika mereka sudah pasti menang.

Cara ini yang seharusnya dilakukan Jurgen Klopp saat menjamu Atalanta kemarin (26/11). Dia seharusnya memainkan pemain yang dapat dijadikan sebagai kunci hasil akhir terlebih dahulu.

Jika potensi hasil akhir yang bagus sudah pasti memihak mereka, maka Klopp boleh memainkan pemain-pemain minim menit bermain. Rasanya aneh, jika Klopp berdalih tentang rotasi, tapi tenaga pemain utama pada akhirnya dikerahkan di babak kedua.

Dari situ pula, kita perlu mengapresiasi jam terbang Mourinho dalam hal hitung-hitungan untung-rugi. Klopp harus belajar dari Mou.

Kedua, secara permainan, Spurs juga bagus. Terlepas dari kegagapan para pemain Ludogorets dalam menguasai bola, tetap saja permainan Spurs patut diapresiasi.

Mereka ketika tanpa bola dan dengan bola tetap kompak dan agresif. Tidak ada indikasi membiarkan lawan untuk bersantai atau mengubah tempo.

Ketiga, para pemain Spurs tahu posisi. Mereka bisa menempati ruang-ruang kosong, juga tahu jarak-jarak ideal saat menekan terus penguasaan bola lawan.

Ini yang membuat stamina mereka seperti tidak habis. Apalagi, ketika Mou memasukkan pemain-pemain muda, maka energinya masih tetap sama, walau secara kualitas menurun.

Berdasarkan tiga hal itu, maka saya merasa terhibur, setelah menikmati laga kencang yang ada di Prancis, markas Lille. Kali ini saya mendapatkan hiburan yang tepat sebagai penonton netral. 'Selow' but sure.

~ Malang, 27 November 2020

Deddy Husein S.

Terkait: 

Dailymail.co.uk dan Hitc.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun