Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menanggapi Kejadian Aguero dan Sian Massey-Ellis

20 Oktober 2020   15:49 Diperbarui: 20 Oktober 2020   17:03 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jagat sepak bola Inggris sedang dihebohkan dengan sebuah aksi dari Sergio Aguero, penyerang Manchester City terhadap hakim garis dua, Sian Ellis-Massey. Itu terjadi pada laga antara Manchester City vs Arsenal yang berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan tuan rumah.

Pada laga itu, Aguero berhasil comeback setelah beberapa absen. Namun, dia tidak menandai laga pertamanya di musim 2020/21 dengan gol, melainkan sebuah aksi protes terhadap keputusan hakim garis yang tidak memberikan lemparan ke dalam untuk timnya.

Bagai asap yang tidak akan muncul jika tidak ada api, maka aksi protes itu juga pasti tidak akan muncul jika Aguero tidak merasa dirugikan. Namun, di sisi lain gerakan tangan ke pundak si hakim garis tersebut sangat tidak perlu.

Baca juga: Dalam Kacamata Seksisme (Gilang Dejan)

Saya yakin, Aguero tidak akan melakukannya jika si hakim garis bukan Sian Massey. Bukan berarti saya mengambil sudut pandang seksisme, tetapi itu saya duga berdasarkan postur tubuh.

Bukan pula bermaksud melakukan body shaming kepada Aguero, tetapi saya pikir Aguero tidak akan sedominan itu ketika dia bertemu dengan sosok yang bisa lebih tinggi atau lebih besar darinya. Artinya, saya berpikir bahwa ini adalah tindakan yang spontanitas, namun berdasarkan postur tubuh.

Menurut sepengetahuan saya, ketika ada seseorang yang posturnya lebih pendek dari orang lain, ia akan sedikit/banyak merasa terintimidasi. Perasaan itu biasanya muncul secara spontan, walau pada akhirnya bisa disikapi secara positif.

Jika orang tersebut berusaha melawan perasaan itu dengan berpikir positif, maka ia tidak akan insecure. Namun, tidak menutup kemungkinan akan ada yang semakin minder.

Lalu, bagaimana dengan orang yang posturnya lebih tinggi?

Tentu saja kebalikan dari orang sebelumnya. Ia akan semakin percaya diri jika lebih besar atau fisiknya lebih ideal dibanding orang lain.

Bisa saja, menurut orang tersebut, ia hanya berupaya membangun rasa percaya diri. Tetapi, bagi orang lain bisa menangkapnya dengan pemikiran berbeda. Salah satunya adalah intimidasi.

Saya pernah menemukan ungkapan perasaan dari seorang figur publik bernama Deddy Corbuzier. Tentu kita tahu, bahwa ia memiliki postur tinggi dan besar. Nyaris setiap episode di acara talkshow yang ia pandu, jarang ada bintang tamu yang posturnya sama atau lebih tinggi darinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun