Pemandangan ini akan berbeda jika Guardiola memasang Bernardo Silva ataupun Mahrez, karena dua pemain itu lebih kreatif dan sangat berguna untuk membangun serangan. Namun, Pep terlihat memperhitungkan adanya keseimbangan peran yang harus dijalankan dengan taktik sedemikian rupa.
Tentu, kita langsung berpikir bahwa ada satu nama yang bertanggung jawab atas terjadinya dua gol ke gawang Courtois, yaitu Raphael Varane. Namun, pada kenyataannya kesalahan yang dia lakukan tak murni karena dirinya saja.
Seperti di gol pertama Man. City. Itu tak lepas dari kesalahan Courtois dalam mengambil keputusan untuk memberikan operan ke Varane, alih-alih langsung menendangnya ke depan.
Namun, kita juga tak bisa sepenuhnya menyalahkan kiper asal Belgia itu karena dia adalah pemain kidal. Memang, siapa pun boleh meminta Courtois menendang saja dengan kaki kanan, tetapi sebagai orang yang memiliki kaki dominan tertentu biasanya akan tetap berupaya menggunakannya karena kebiasaan (naluri).
Bahkan, seandainya Courtois melakukan clearance dengan kaki kanan juga belum tentu bolanya akan sempurna melambung ke depan. Bisa saja tendangan dengan kaki lemahnya juga dapat melahirkan blunder yang tak kalah fatal.
Akhirnya kesalahan Courtois ini harus ditanggung oleh Varane karena dirinya orang berbaju pink terakhir yang menguasai bola sebelum direbut Gabriel Jesus. Nahasnya Varane juga harus melakukan kesalahan backpass header yang berujung gol kedua Man. City.
Apakah gol kedua itu adalah kesalahan Varane?
Penyerang yang biasanya menjadi pilihan kedua setelah Sergio Aguero itu sedang mendapatkan titik kepercayaan diri yang luar biasa ketika Manchester City menerapkan strategi menekan pertahanan lawan dengan ketat.
Seperti di gol pertama, Gabsus-lah yang berupaya meneror penguasaan bola pemain bertahan Real Madrid di area pertahanan Madrid. Dia yang memiliki kecepatan, berhasil mengungguli akselerasi Varane. Gol pertama pun tercipta.