Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bediding Membuat Tehku Cepat Dingin

30 Juli 2020   13:34 Diperbarui: 30 Juli 2020   13:31 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ngeteh. Gambar: Pexels.com/Andrea Piacquadio

Awalnya saya kurang familiar dengan Bediding. Apa itu? Makanan? Hantu? Atau jenis ajian kebal menghadapi patah hati?

Ternyata bukan. Bediding adalah suatu istilah yang lekat dengan keberadaan musim. Tetapi, bukan musim durian, melainkan musim kemarau.

Ketika musim kemarau tiba, akan muncul istilah bediding, yaitu perubahan suhu yang cukup ekstrim antara siang dan malam. Ketika siang suhu sangat panas, ketika malam dan pagi suhunya sangat dingin.

Namun, istilah bediding juga dapat digambarkan sebagai angin musim kemarau yang biasanya berhembus dari selatan atau timur. Wilayah yang bertanggungjawab dalam situasi ini adalah kawasan Australia.

Angin dari iklim di Australia dapat membuat daerah laut di selatan Indonesia menyebarkan hawa dingin. Itu yang membuat malam-malam dan pagi-pagi kita terasa brrrr... sekali.

Saya pun sering menjadikan hawa dingin ini menjadi alasan untuk bangun lebih siang, agar langsung tersapa oleh sinar matahari. Paparan sinarnya saya butuhkan untuk menghangatkan tubuh sekaligus mencari vitamin yang dibutuhkan untuk melawan virus. Ah, bisa aja cari alasan!

Udah siang atau belum ya? Masih dingin nih! Gambar: Pexels/Karolina Grabowska
Udah siang atau belum ya? Masih dingin nih! Gambar: Pexels/Karolina Grabowska
Satu hal lagi yang saya lakukan ketika hawa dingin merasuk dan enggan pergi adalah kerutinan menyeduh minuman hangat. Jika biasanya saya hanya minum teh, kopi, atau susu dua kali sehari, justru di musim seperti ini saya harus menyeduh minuman hangat 3x sehari.

Sudah seperti minum obat saja.

Tetapi yang membuat saya kesal adalah minuman hangat itu cepat dingin. Bahkan ketika saya seduh di jam 11 pagi, 2 siang, apalagi 4 sore. Situasi ini juga semakin parah ketika saya membuatnya di jam 5 pagi.

Seolah seperti saya biarkan sejam, teh saya sudah tak terasa hangat lagi. Padahal baru 5 menit lalu saya seruput.

Ketidakterimaan ini kemudian sempat saya ceritakan ke ibu saya, dan beliau langsung menyebutkan istilah bediding. "Mungkin karena angin bediding, le."

Berhubung saya kurang familiar dengan istilah itu, akhirnya saya tanyakan ke ibu saya. Namun karena balasannya lama, saya pun segera meluncur ke Ki Google.

Jawabannya kurang lebih seperti di awal, dan menariknya istilah itu juga sudah cukup familiar digunakan oleh media massa online untuk menyampaikan berita tentang iklim dan perkembangan cuaca. Meski portalnya adalah kabar daerah (khusus), saya tetap mengapresiasi itu.

Ada yang menjelaskan ulang apa itu bediding, dan mencoba memberikan contoh situasinya. Juga ada yang berupa reportase yang mengabarkan beberapa tempat yang memang sedang mengalami bediding.

Perubahan suhu yang ekstrim ini juga perlu diperhatikan, agar tubuh kita tak mengalami permasalahan. Jangan sampai karena aktivitas lebih banyak di rumah, kita menjadi lalai dengan situasi ini.

Keberadaan angin bediding juga patut dicermati oleh orang-orang yang sering begadang. Mentang-mentang sudah terbiasa dengan angin malam, kemudian meremehkan hawa yang lebih dingin dan bisa saja mengganggu kestabilan tubuh.

Itulah mengapa, saya juga bersyukur dengan adanya informasi tentang bediding di media-media massa tersebut. Melalui tulisan-tulisan itu pula, akhirnya saya menjadi tahu tentang bediding. Ternyata, ini yang membuat musim perkawinan tetap ada meski sedang pandemi. Ups!

Jangan lupa ngeteh, gaes! Gambar: Dokpri/DeddyHS
Jangan lupa ngeteh, gaes! Gambar: Dokpri/DeddyHS
Ah iya, tehku sudah dingin!

Malang, 30 Juli 2020

Deddy Husein S.

Terkait:

CNNIndonesia, Memontum, Suarasurabayanet, Detik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun