Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Akhirnya Ada Pebalap Prancis Juara di MotoGP

20 Juli 2020   01:21 Diperbarui: 20 Juli 2020   01:35 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fabio Quartararo juara seri perdana MotoGP 2020. Gambar: Twitter/MotoGP

Bukan suatu hal yang berlebihan, karena dia adalah perengkuh juara dunia Moto2 dua kali. Rekam jejak itu serupa dengan apa yang dicapai Marc Marquez, bahkan Jorge Lorenzo.

Ekspektasi itu sebenarnya tidak sepenuhnya gagal. Terbukti, dirinya sukses menyabet gelar rookie of the year di musim pertamanya balapan di kelas tertinggi (2017). Namun, apa yang dia capai itu ternyata tidak begitu impresif ketika menjalani musim kedua.

Ditambah dengan nasib Tech3 yang tidak lagi menjadi tim satelit Yamaha di musim 2019. Zarco pun kemudian memilih bergabung dengan tim pabrikan KTM.

Awalnya keputusan ini terlihat bagus, mengingat Zarco sangat berambisi untuk menjadi pembalap pabrikan. Maklum, menjadi pembalap yang baru mentas di usia yang sebenarnya tidak begitu muda, maka sangat diperlukan adanya target yang cepat untuk dapat menjadi pembalap mapan.

Harapan ini biasanya berkaitan dengan hal teknis, yaitu pembagian hak untuk mengembangkan motor sesuai dengan gaya balapnya. Itulah yang membuat dirinya tidak begitu betah di musim kedua bersama Yamaha Tech3.

Namun, keputusan pindah ke KTM ternyata tidak semudah apa yang diinginkan Zarco. Bukan hanya karena KTM merupakan tim baru dan kemudian identik dengan kualitas motornya yang belum selevel dengan pabrikan lain. Tetapi yang patut dicermati adalah perbedaan mesin yang mencolok antara KTM dengan Yamaha.

Perbedaan mesin ini nyatanya menjadi momok bagi banyak pembalap, bahkan termasuk Jorge Lorenzo. Dia perlu semusim untuk menaklukkan Ducati (2017) setelah pindah dari Yamaha.

Baca juga: Musim Berat Lagi, Jorge

Bergabung pada musim 2017, Lorenzo baru menunjukkan kapasitasnya sebagai mantan juara dunia pada musim 2018 bersama Ducati. Ini menunjukkan bahwa perpindahan pembalap ke pabrikan yang berbeda--ditambah perbedaan mesinnya, akan membuat pembalap sangat butuh waktu untuk beradaptasi.

Faktor ini yang membuat nama Zarco mulai tenggelam. Dia yang awalnya digadang-gadang sebagai penerus Jorge Lorenzo (di Yamaha) karena gaya balapnya yang cukup smooth, malah tidak menemukan kejelasan.

Kehadirannya sebagai pembalap asal Prancis pun mulai tergeser oleh talenta muda dari negerinya, Fabio Quartararo. Menariknya, Quartararo juga mengikuti jejak Zarco sebagai rookie of the year 2019.

Baca juga: Tidak ada Zarco, Quartararo pun Jadi

Kiprahnya pun nyaris 11-12 dengan Zarco yang selalu nyaris finis sebagai juara di seri balap, termasuk di Le Mans, sirkuit tanah airnya. Sedangkan Quartararo terlihat menjanjikan di seri Spanyol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun