Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Film Cerdas dan Rumitnya Berkoalisi di "Animal World"

9 Mei 2020   16:07 Diperbarui: 9 Mei 2020   16:26 2001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu adegan di film Animal World. | Gambar: Shanghai Ruyi Entertainment via Viva.co.id

Faktor bahasa dan pemahaman terhadap perilaku ketika berinteraksi akan lebih mudah dibandingkan dengan orang yang bukan dari tanah yang sama. Zheng pun menyetujui ajakan bermain bersama agar dapat lolos dari kapal.

Pria China yang menghampiri Zheng di Kapal Animal World atau juga disebut Destiny. | Gambar: IMDb.com
Pria China yang menghampiri Zheng di Kapal Animal World atau juga disebut Destiny. | Gambar: IMDb.com
Namun, ternyata hasilnya di luar harapan Zheng. Zheng justru dikelabui oleh pria bernama Yang Fan itu. Akibatnya, Zheng harus kehilangan 2 bintang (bisa dilihat di gambar atas).

Perlu diketahui, bahwa di Animal World, terdapat permainan yang melibatkan kartu "batu", "kertas", "gunting", dan suatu logam berbentuk "bintang". Setiap orang yang menjadi "peserta" dimodali 12 kartu dan 3 bintang.

Jika menang dalam satu ronde (satu kali permainan kartu), dapat 1 bintang. Jika kalah, mengalami sebaliknya. Zheng awalnya diajak bermain seri. Namun, akhirnya di titik-titik tertentu justru dikibulin.

Dari situlah, kita menemukan adanya solidaritas tipuan. Sebenarnya, tidak ada bedanya antara kepentingan dengan tipuan.

Namun, solidaritas kepentingan bisa terlihat lebih halus, dan baru terbongkar di masa-masa krisis. Sedangkan solidaritas tipuan lebih kejam, karena kendali sepenuhnya ada pada subjek bukan pada waktu, apalagi keadaan.

Melihat situasi semacam ini, siapa sih yang bisa memaklumi? Padahal sudah jelas, Zheng butuh pertolongan. Bahkan, Zheng bisa juga dipercaya karena dia memiliki intelijensi yang tak bisa dianggap remeh.

Namun, sepertinya hal semacam ini juga menjadi sasaran empuk bagi orang-orang yang ingin membangun solidaritas semu. Hingga akhirnya penulis lebih suka menyebutnya koalisi, dibandingkan solidaritas.

Salah satu contohnya tentu saat Zheng dan Yang baru bertemu di kapal tersebut. Selebihnya, bisa dicari sendiri di filmnya.

Lalu, mengapa kita harus menonton film ini, padahal penuh kegelapan?

Kehidupan Zheng dihabiskan di rumah sakit, menunggui ibunya yang malah harus dirawat di lorong. | Gambar: IMDb.com
Kehidupan Zheng dihabiskan di rumah sakit, menunggui ibunya yang malah harus dirawat di lorong. | Gambar: IMDb.com
Pertama, karena film ini unik. Menggabungkan sesuatu yang tak bisa dinalar dengan sesuatu yang realistis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun