Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Teka-Teki MotoGP 2020 Mulai Terkuak, Akankah Marc Marquez Juara Lagi?

21 April 2020   12:48 Diperbarui: 22 April 2020   11:50 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemungkinannya tidak besar, karena faktor trust and bonded antara tim dan pembalap tidak sama. Belum lagi jika ada faktor challenge bagi para pembalapnya.

Semakin ke sini, setiap tim pabrikan mulai kembali ambisius untuk saling jegal. Hal ini terbantu oleh faktor intelektualitas tim mekanik dan pengembangan teknologi yang membuat mereka yakin dapat saling mengalahkan.

Siapa yang tidak ingin mencoba motor Ducati? Bahkan, meski sang pembalap sangat menyukai motornya sendiri dan timnya sangat bekerja keras untuk mencoba membangun motor dengan kapasitas yang mirip, namun pasti ada rasa untuk mencoba motor Ducati jika peluang itu muncul sangat besar.

Hal ini bisa tergambarkan dengan keberhasilan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo untuk pindah dari Yamaha ke Ducati, meski mereka sudah besar dan membesarkan tim sebelumnya. Hal ini juga berlaku pada nasib Johann Zarco yang nomaden.

Seandainya sistem kontrak MotoGP seperti sepak bola, mungkin dia bisa sangat uring-uringan karena gagal perform di KTM, namun tak bisa pergi dari KTM. Memangnya ada klub bola yang membeli pemain yang tidak perform dengan tim yang bukan unggulan?

Sudah bukan di tim unggulan, tidak perform pula. Apa yang akan diharapkan?

Namun, dengan sistem kontrak jangka pendek dan keberanian pembalapnya untuk memutuskan ikatan kontrak, hal semacam itu bisa terjadi. Karena semakin pendek ikatan kontrak, pasti nominal ataupun kompensasinya tak terlalu tinggi.

Meski demikian, melalui contoh perpanjangan kontrak jangka panjang seperti yang dilakukan Repsol Honda terhadap Marc Marquez, ini dapat dilakukan pula oleh tim lain. Meski mereka harus memiliki banyak pertimbangan.

Seperti faktor usia pembalap, progres dengan motor yang dimiliki, hingga prestasi yang dicapai pada musim-musim sebelumnya.

Brad Binder harus menunda debutnya di kelas utama MotoGP 2020. | Gambar: HO-media.ktm.com/MARKUS BERGER via ANTARA
Brad Binder harus menunda debutnya di kelas utama MotoGP 2020. | Gambar: HO-media.ktm.com/MARKUS BERGER via ANTARA
Jika melihat faktor usia, pembalap muda seperti Joan Mir, Miguel Oliviera, Brad Binder, Francesco Bagnaia, Fabio Quartararo dan tentunya Alex Marquez bisa dipertimbangkan untuk diikat secara jangka panjang.

Sedangkan untuk progres, Maverick Vinales dan Alex Rins perlu dikedepankan, termasuk pertimbangan pencapaian di musim sebelumnya.

Namun, apakah pembalap menginginkannya? Sebenarnya salah satu kuncinya ada di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun