Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Akan Jadi Klub Kaya Baru, Apa Pengaruh Newcastle United ke Premier League?

20 April 2020   10:59 Diperbarui: 20 April 2020   18:51 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Newcastle siap merayakan diri sebagai klub kaya baru di Premier League. | Gambar: Ian MacNicol/Getty Images

Sebenarnya rumor tentang pergantian pemilik di klub yang berjuluk "The Magpies" ini sudah berhembus sejak awal musim 2019/20 digelar. Bahkan, dikabarkan ada negosiasi pada 2018, walau akhirnya gagal terealisasi.

Namun, seiring berjalannya waktu kabar tersebut seperti bola salju. Menjadi besar dan kabarnya memang akan sungguh terwujud. Meski situasi saat ini sedang dilanda pandemi Covid-19, nyatanya negosiasi tersebut dikabarkan tetap berjalan dan lebih lancar.

Lalu, apa yang akan terjadi pada Newcastle jika Martin Dubravka dkk memiliki bos baru? Apa pula pengaruhnya terhadap Premier League?

Klub kaya pasti belanja besar dan memiliki pelatih bereputasi tinggi.

Itulah langkah pertama dan menjadi kemungkinan yang akan terjadi pada Newcastle United. Newcastle pasti berani mendatangkan figur-figur hebat seperti yang pernah dilakukan klub kaya sebelumnya, Manchester City. 

Jangan lupakan pula tentang Chelsea yang juga mampu mendatangkan banyak figur hebat pasca diakuisisi oleh Roman Abramovich.

Sebenarnya, sebelum pergantian pemilik terjadi pada Newcastle United, mereka sudah pernah mendatangkan figur hebat, seperti Rafael Benitez sebagai pelatih. Memang, kejayaan Benitez sudah terlihat memudar seiring perginya sang juru taktik asal Spanyol itu dari Liverpool.

Namun, dengan keberhasilan klub medioker seperti Newcastle dibesut oleh eks pelatih Inter Milan dan Real Madrid, tentu sudah merupakan prestasi yang membanggakan. Hanya, yang disayangkan adalah si pelatih terlihat tak diberikan dukungan yang tepat untuk membangun proyek klub.

Entah, karena Rafa tidak diberikan dana cukup untuk melakukan transfer pemain, atau faktor teknis di lapangan. Ini membuat Newcastle akhirnya tak menunjukkan performa yang sesuai harapan.

Melihat kegagalan ini, maka kita patut menantikan apakah dengan keberadaan pemilik baru dan rencana mendatangkan Massimiliano Allegri sebagai pelatih baru sekaligus pemulai proyek ambisius tersebut dapat berjalan lancar.

Allegri diprediksi jadi pembangun dinasti baru Newcastle United. | Gambar: Indosport.com
Allegri diprediksi jadi pembangun dinasti baru Newcastle United. | Gambar: Indosport.com
Tentu, kita tak bisa melupakan proyek Manchester City bersama Roberto Mancini yang membuat kita akhirnya melihat Premier League diisi oleh persaingan "The Big Six". Artinya, keberadaan klub kaya baru dapat menambah peta persaingan di papan atas.

Newcastle bisa melahirkan status unik, "Big Seven".

Melanjutkan kalimat pada paragraf sebelumnya, membuat kita berandai-andai jika Newcastle dapat menambah peta persaingan dan membentuk "The Big Seven". 

Julukan semacam itu sudah terbangun termasuk pada era 90-an yang mana Premier League ketika itu mengajak kita untuk mengenal persaingan sengit antara Liverpool, Manchester United, dan Arsenal.

Bahkan, sebenarnya sudah ada Chelsea yang tidak dapat dipandang enteng ketika itu. Merekalah yang kemudian mengisi persaingan juara, ketika Liverpool tak kunjung meraih gelar juara di era baru (Premier League) dan menjadikan Premier League akhirnya memiliki "Big Four".

Kehebatan "The Blues" semakin terlihat ketika kepemilikan klubnya diambil alih oleh bos minyak asal Rusia, Roman Abramovich. Roman akhirnya berhasil meraih kesuksesan setelah mendatangkan pelatih muda kala itu, Jose Mourinho.

Keberadaan pelatih/manajer asal Portugal itu ternyata berhasil membawa Chelsea kembali meraih gelar Premier League. Hal itu membuat John Terry dkk. semakin disegani. 

Bahkan, mereka juga mampu menjadi klub ibu kota Inggris pertama yang meraih Liga Champions di kemudian hari (2012), sedangkan Mourinho sudah meraih kesuksesan bersama Inter Milan pada 2009/2010.

Peta persaingan papan atas Premier League kemudian diramaikan oleh Manchester City dan Tottenham Hotspur. Mereka melahirkan istilah yang familiar kita sebut, "Big Six".

Memang hanya Spurs yang masih belum bisa meraih gelar juara Premier League. Namun, keberadaan Manchester City pasca peralihan kepemilikan klub sangat terasa pengaruhnya bagi Premier League.

Itulah yang membuat adanya prediksi tentang Newcastle sebagai klub kaya baru akan menambah peta persaingan menjadi "Big Seven". Hanya, apakah hal itu memang akan terjadi, atau justru sebaliknya?

Ada kemungkinan bahwa peta persaingan akan tetap bernama "Big Six"--maupun bisa menjadi "Big Seven", asalkan ada pergantian status di antara klub yang konsisten berada di atas. 

Jika Newcastle mampu konsisten di atas dan klub mapan sebelumnya gagal konsisten di zona perebutan juara, maka Newcastle bisa menggeser klub tersebut.

Penampakan klasemen sementara Premier League 2019/2020. | Gambar: Goal.com
Penampakan klasemen sementara Premier League 2019/2020. | Gambar: Goal.com
Sebenarnya hal ini sudah mulai "disimulasikan" pada musim ini. Kita tentu dapat melihat bahwa pada klasemen sementara Premier League musim ini telah diisi oleh kebangkitan sang "Cinderella", Leicester City, selain ada Chelsea, dan dua teratas; Liverpool dan Manchester City.

Bekas klub Harry Maguire itu sebenarnya sudah patut menjadi bagian dari "Big Seven", karena mereka sudah merengkuh trofi Premier League. Bahkan, jika perhitungannya adalah trofi Premier League--bukan hanya konsistensi di papan klasemen per musim--untuk menjadi bagian dari "Big Six", maka Jamie Vardy dkk. dapat menggeser posisi Spurs sebagai "anggota" enam besar Premier League.

Hal ini yang kemudian patut diperhatikan oleh Newcastle sebagai klub kaya baru yang tentunya ingin mencicipi gelar di Premier League. Apakah mereka dapat konsisten di zona Eropa lalu menjadi juara Premier League? Atau, malah mereka kesulitan mendongkel kemapanan klub-klub klasik tersebut?

Kemungkinan Newcastle untuk meniru langkah Leicester City sepertinya tidak sebesar cara yang dapat mereka tiru dari Manchester City untuk menjadi bagian "The Big Six". 

Karena, David Silva dkk. kala itu haruslah memiliki pondasi berupa pemain dan pelatih mumpuni, serta pernah berada di zona Eropa dalam waktu yang tak sebentar.

Newcastle tak hanya harus menjadi klub kaya, tapi menjadi klub cerdas nan konsisten.

Metode yang dimiliki Man. City untuk menjadi tim papan atas Premier League terlihat lebih realistis. Bahkan, cara ini juga terjadi pada Tottenham Hotspur. Hanya, proyek mereka bersama Andre Villas-Boaz ataupun Mauricio Pochettino sebagai manajernya tak didukung dengan konsistensi terhadap pembangunan skuad.

Tanpa skuad mumpuni, tentu langkah semua klub untuk berprestasi akan tersendat-sendat. Begitu pula dengan pilihan pelatih. Manchester City lagi-lagi memberikan contoh yang ideal, karena mereka terlihat lebih berhati-hati dibandingkan klub lain.

Bahkan, sosok pengganti Roberto Mancini haruslah pelatih yang pernah berada di Real Madrid, Manuel Pellegrini. Artinya, pelatih/manajer untuk klub berambisi besar haruslah sosok yang pernah berada dalam tekanan yang tinggi.

Amanda Staveley dikabarkan menjadi pemilik baru sekaligus mediator akuisisi klub dari Mike Ashley ke pihak Arab Saudi. | Gambar: AFP/PAUL ELLIS via Medcom
Amanda Staveley dikabarkan menjadi pemilik baru sekaligus mediator akuisisi klub dari Mike Ashley ke pihak Arab Saudi. | Gambar: AFP/PAUL ELLIS via Medcom
Mengapa Newcastle tak berhasil melakukannya dengan Rafa Benitez? Tentu, jawabannya sudah terwakili dengan pemaparan sebelumnya, meski itu belum mencakup secara keseluruhan.

Karena, pada akhirnya, kunci dari keberhasilan sebuah pembangunan klub hebat juga bergantung pada langkah dan kemungkinan ketiga yang harus dimiliki oleh Newcastle. Yaitu, etos kerja tim manajemen yang selaras dengan prinsip sepak bola--tidak hanya jago bisnis.

Tanpa itu, kita akan melihat proyek Spurs jilid kedua, dan tentunya saat Newcastle bersama Rafael Benitez yang tak berjalan lancar. Sayang sekali!

Selain itu, kemungkinan Newcastle untuk menjelma sebagai "Big Six"--untuk patokan sebagai jatah ke kompetisi Eropa, harus bergantung pula pada kemungkinan keempat, yaitu momentum.

Lihat momentum untuk merengkuh kesuksesan.

Newcastle United harus melihat apakah proyek memudakan struktur tim pada Chelsea dan Arsenal dapat membuahkan hasil atau tidak. Begitu pula dengan keharmonisan klub mapan dengan pelatih hebatnya, seperti Man. City dengan Pep Guardiola dan Liverpool dengan Jurgen Klopp.

Keberhasilan Man. City kala itu adalah karena melihat kekuatan Manchester United mulai tak lagi dominan ketika Sir Alex secara perlahan hendak mewariskan tahtanya ke David Moyes. Begitu pula dengan pengaruh magis seorang pelatih yang bisa memudar, seperti Arsene Wenger dengan klub yang dia cintai, Arsenal.

Newcastle harus melihat momentum yang serupa. Selain Man. City, sebenarnya Leicester City juga melakukan hal yang sama. Mereka memanfaatkan momen adaptasi Man. City dengan Pep Guardiola, dan Liverpool dengan Jurgen Klopp.

Momentum itu membuat Arsenal sempat nyaris akan juara. Begitu pula dengan Spurs yang sesekali terlihat nyaris menggondol trofi mayor pertamanya di era modern. Apakah Newcastle bisa melakukannya?

Pertanyaan yang berupa tantangan ini juga kemudian perlu dijawab dengan cara eliminasi. Artinya, Newcastle harus mampu mengeliminasi para pesaingnya yang merupakan klub-klub medioker maupun klub promosi.

Mereka yang biasanya berada di zona tak aman terkadang dapat menjadi kejutan. Begitu pula dengan klub-klub promosi yang awalnya hanya ingin bertahan di Premier League, namun justru mampu merengkuh durian runtuh.

Anggap saja keberadaan Wolverhampton Wanderers dan Sheffield United dapat menggambarkan peta persaingan di Premier League pada beberapa waktu ke depan. Jika hal itu terjadi, maka langkah Newcastle United menjadi klub sukses dengan modal sebagai klub kaya masih berat.

Bagaimana dengan keseruan Premier League nanti?

Ada prediksi bagus bagi pecinta bola Premier League dengan adanya Newcastle sebagai klub kaya baru, yaitu persaingan di papan atas akan kian sengit, karena klub klasik dan klub yang ingin eksis dengan membangun sejarah baru akan saling sikut.

Lalu, siapa yang akan merayakannya? Apakah Newcastle United mampu memperoleh giliran untuk mencium trofi Premier League dan menjadi Manchester City jilid 2?

Mari, nantikan kiprah mereka dan pembuktian dari kemungkinan-kemungkinan di atas setelah bumi pulih dari corona, ya! Salam K-bola!

Malang, 19-20 April 2020
Deddy Husein S.

Bacaan terkait:

Medcom.id, Detik.com, Indosport.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun