Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Apa Misi Tira-Persikabo dan Bhayangkara FC di Sepakbola Indonesia?

31 Maret 2019   15:18 Diperbarui: 1 April 2019   12:47 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Osas Marvelous Ikpefua atau yang populer dikenal dengan nama Osas Saha, tampil cemerlang pada laga kontra Persib Bandung dalam pertandingan pembuka Grup A Piala Presiden 2019, Sabtu (2/3/2019). Pemain kelahiran Warri, Nigeria itu mencetak dua gol kemenangan Tira-Persikabo.  (PSSI.org)

Strategi Bhayangkara FC terbilang mirip seperti Manchester City di Inggris. Menggunakan kekuatan tim untuk menggaet massa. Karena, zaman sekarang sudah tidak asing lagi untuk menarik orang-orang yang 'glory hunter' atau istilah kasarnya 'fans pemburu trofi' sebagai suporternya. Namun, antara Bhayangkara FC dan Man. City terdapat perbedaan.

City masih memiliki basis suporter, karena mereka berasal dari kota Manchester. Memang jumlahnya tidak akan bisa melebihi suporter Manchester United.

Namun, dengan modal basis suporter, tim ini tahu mau diberikan ke siapa gelar juaranya. Hal ini berbeda dengan ketika Bhayangkara FC juara. Akan diberikan ke siapa gelar juara tersebut? Apakah semua masyarakat ataupun orang-orang yang punya kerabat orang kepolisian akan ikut bangga ketika Bhayangkara FC juara?

Namun, dengan gelar juara tersebut, Bhayangkara FC kini mulai memiliki pertumbuhan suporter yang cukup bagus.

Entah, apakah latar belakang mereka adalah kerabat kepolisian atau orang-orang yang memang tertarik untuk mendukung tim yang memang secara skuad dan pelatih cukup dapat dijagokan. Hal ini yang menjadi nilai plus bagi Bhayangkara FC jika dibandingkan dengan PS Tira.

Apalagi jika berbicara kandang/stadion, Bhayangkara FC bermarkas di Stadion Candrabhaga yang berada di Bekasi. Artinya, ini dapat membangun potensi bagi tim untuk menarik minat masyarakat setempat agar mulai mendukung atau memeriahkan stadion tersebut.

Namun, jika pada akhirnya Bhayangkara FC bermarkas di Bekasi, kenapa tidak berupaya untuk membangunkan klub daerah tersebut---atau misalnya 'menghidupkan' Persitara Jakarta Utara? Kenapa harus menjadi Bhayangkara FC?

Demikian dengan Tira-Persikabo. Jika institusi TNI memang ingin memberikan slot pekerjaan bagi pemain profesional untuk menjadi bagian dari kemiliteran, kenapa tidak dengan merekrutnya di kodim setempat?

Kalaupun ada permainan saham di sana---klub profesional, bukankah orang-orang petinggi di militer (dengan gaji dan tunjangan tinggi) bisa menjadi investor secara pribadi dan tetap bersama klub daerah/kota tersebut---tanpa penyematan nama besar lembaga negara?

Artinya, tanpa harus membawa embel-embel institusi sebesar Bhayangkara dan TNI, sebenarnya mereka (orang-orang di lembaga tersebut) masih bisa menunjukkan kepedulian mereka terhadap sepakbola dengan cara sepakbola (ikut pola pertumbuhan-perkembangan sepakbola). Bukan dengan cara seperti sponsor yang menyematkan nama mereka di kompetisi, stadion atau klub---seperti klub di Bundesliga Jerman*.

Inilah yang menjadi misteri bagi penikmat sepakbola seamatir penulis. Apa sebenarnya misi Bhayangkara FC dan Tira-Persikabo di persepakbolaan Indonesia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun