Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Manchester City: Ceroboh di Belakang, Tangguh di Depan

21 Februari 2019   14:04 Diperbarui: 21 Februari 2019   14:30 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi City untuk gol ketiga saat bersua Schalke di 1st leg UCL 2018/19. (Telegraph.co.uk)

Tentunya semua penikmat bola sudah mengetahui hasil laga lanjutan babak 16 besar yang mempertemukan Schalke 04 dengan Manchester City. Di first leg, laga berlangsung di kandang Schalke dan itu artinya menjadi ladang pengharapan bagi tim asal Jerman ini untuk meraih hasil yang maksimal. Soal pengalaman di Liga Champions, keduanya sama-sama belum pernah menjuarai kompetisi tertinggi di Eropa ini. Namun, saat ini Manchester City lebih diunggulkan dibandingkan Schalke.

Semua orang sudah pasti tahu bahwa skuad City lebih bagus, dan ditunjang dengan keberadaan Pep Guardiola sebagai pelatih. Namun, sepakbola merupakan permainan tim dan adu strategi. Tidak hanya itu, faktor dukungan publik saat main di kandang juga dapat mempengaruhi bentuk permainan.

Sama halnya di laga ini. Schalke yang mendapatkan jatah menjamu City terlebih dahulu harus bisa menampilkan permainan terbaiknya. Mereka harus menang, atau setidaknya tidak kebobolan banyak gol. Karena, jika di laga ini mereka kalah ataupun sudah terbantai, maka, peluang mereka untuk lolos ke fase selanjutnya akan kian mengecil.

Optimisme itu perlu, namun realistis itu juga penting. Agar harapan besar itu tidak mengecewakan, maka, perlu upaya besar yang dapat meminimalisir kegagalan. Itulah yang sebenarnya sedang dilakukan oleh Schalke di laga ini.

Jelas, bukan hal mudah bagi Schalke untuk harus bertemu dengan City yang lebih diunggulkan untuk lolos ke fase selanjutnya. Namun, mereka harus fight dan inilah yang diperlihatkan. Melalui dua gol yang tercipta---walau melalui eksekusi penalti---ini dapat memperlihatkan bahwa Schalke sudah bermain sebagai tim tuan rumah. Selain itu, dua gol ini memberikan sedikit asa bagi mereka untuk tetap bermain normal---tidak mengibarkan bendera putih---di leg kedua.

Hanya, ada hal yang disayangkan oleh publik Schalke adalah mereka juga kebobolan dan 3 gol. Artinya, mereka kalah di laga kandangnya. Sehingga, peluang mereka untuk membuat kejutan di laga kedua akan semakin menipis. Jika diprosentasikan, mereka dengan 2 gol adalah 30% kemungkinan dapat lolos ke fase selanjutnya. Namun, dengan kebobolan 3 gol, maka, mereka hanya memiliki 15% peluang untuk lolos. Hal ini berkaca pada kemungkinan bahwa bola itu bulat dan apapun bisa terjadi. Namun, secara statistik permainan, tetap saja, Schalke harus mengakui keunggulan Manchester City.

Keunggulan City adalah kemampuan mengorganisir permainan khususnya dalam menyerang. Hal ini dapat dibuktikan dengan data statistik tentang penguasaan bola dan akurasi operan yang lebih bagus dari pada tuan rumah. Bermain di kandang lawan, bukan halangan bagi City untuk bermain dominan ala tim besar ataupun tim unggulan.

Namun, seperti tim hebat lainnya, The Citizens pasti memiliki kelemahan dan kelemahan itu ada di lini belakang. Mereka di laga ini terlihat buruk dalam mengantisipasi gelombang serangan yang cukup agresif dari Schalke. Dua penalti juga menandakan bahwa kecerobohan juga bisa dilakukan oleh tim dengan materi pemain sebagus City. Bahkan kartu merah yang didapat Nicolas Otamendi semakin membuat City terlihat tidak sempurna.

Pemasangan tiga bek dan menumpuk 6 pemain memang terlihat cukup menarik. Seolah-olah di laga ini Pep Guardiola sedang bereksperimen. Namun, jika dilihat lebih jeli, sebenarnya Guardiola tetap memasang tiga pemain untuk menyerang. Sedangkan 4 pemain lainnya akan fokus sebagai supporting-system.

engingat bahwa, City memiliki pemain-pemain yang memiliki mobilitas tinggi, maka, bukan suatu hal yang aneh jika Pep membuat bentuk formasi yang unik. Walau secara praktiknya, City tidak lebih seperti trio Liverpool Salah, Mane, dan Firmino di depan. Karena, City juga akan mengandalkan Aguero, Sterling, dan Bernardo Silva. Bedanya, City memiliki David Silva dan Kevin De Bruyne yang memiliki kemampuan membangun serangan yang bagus.

ahkan David Silva yang dulunya diandalkan sebagai pemain sayap, kini dapat menjadi pemain tengah yang kreatif. Sehingga, kehadirannya di starting line-up sangat membantu mobilitas penyerangan City. Sehingga para pemain Schalke akan kesulitan untuk berfokus dalam menjaga per individu. Satu-satunya cara adalah membuat zona marking, sehingga, pemain lebih fokus menjaga siapapun yang mencoba masuk ke area pertahanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun