Mohon tunggu...
Decky Ramandha
Decky Ramandha Mohon Tunggu... Lainnya - NPM : 2013034046

Mahasiswa Pendidikan Geografi, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Analisis Daerah Rawan Banjir dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografi

1 Juni 2023   07:18 Diperbarui: 1 Juni 2023   08:02 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

          

            Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2011), banjir merupakan limpasan air yang tinggi muka air normal, sehingga melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya banjir diantaranya adalah curah hujan dalam jangka waktu yang lama, terjadi erosi tanah yang menyisakan batuan dan tidak ada resapan air, tersumbatnya aliran air karena penanganan sampah yang buruk dan justru dibuang ke dalam air, bendungan dan saluran air yang rusak, penebangan hutan secara liar dan tidak terkendali, topologi suatu wilayah, kiriman atau karena banjir bandang, alih fungsi lahan dan tanah menjadi pemukiman dan perkantoran.

            Untuk menangani masalah tersebut dan sebagai langkah antisipasi dini terhadap bahaya banjir perlu dibuat sebuah penanggulangan dini dengan membuatkan sebuah pemetaan penentuan wilayah-wilayah yang sekiranya rawan terkena banjir, sehingga dapat memperkecil resiko di daerah tersebut sebagai akibat terjadinya banjir. Untuk pembuatan pemetaan ini penerapan Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu langkah yang dapat digunakan, karena SIG memiliki kemampuan yang sangat luas baik dalam proses pemetaan maupun analisis. Sistem informasi geografis (Geographic Information System, GIS) adalah sebuah sistem yang mampu membangun, memanipulasi dan menampilkan informasi yang memiliki referensi geografis.

              Banjir merupakan aliran air sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah disisi sungai. Aliran air limpasan tersebut yang semakin meninggi, mengalir dan melimpasi muka tanah yang biasanya tidak dilewati aliran air. Faktor penyebab terjadinya banjir diantaranya adalah curah hujan dalam jangka waktu yang lama, terjadi erosi tanah yang menyisakan batuan dan tidak ada resapan air, tersumbatnya aliran air karena penanganan sampah yang buruk dan justru dibuang ke dalam air, bendungan dan saluran air yang rusak, penebangan hutan secara liar dan tidak terkendali, topologi suatu wilayah, kiriman atau karena banjir bandang, alih fungsi lahan dan tanah menjadi pemukiman dan perkantoran, sehingga tidak ada daya serap yang mendukung ketika terjadi hujan terus menerus.

            Datangnya banjir diawali dengan gejala-gejala Curah hujan yang tinggi pada waktu yang lama merupakan peringatan akan datangnya bencana banjir di daerah rawan bencana banjir, tingginya pasang laut yang disertai badai mengindikasikan akan datangnya bencana banjir beberapa jam kemudian terutama untuk daerah yang dipengaruhi pasang surut.

Berdasarkan lokasi sumber aliran permukaannya, banjir dibagi dua yaitu:


a) Banjir kiriman (banjir bandang) adalah banjir yang diakibatkan oleh tingginya curah hujan di daerah hulu sungai.

b) Banjir lokal, yaitu banjir yang terjadi karena volume hujan melebihi kapasitas pembuangan.

Berdasarkan mekanismenya, banjir dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

a) Regular Flood: Banjir yang diakibatkan oleh hujan.

b) Irregular Flood: Banjir yang diakibatkan selain dari hujan (tsunami, dan lain-lain).

            Sistem informasi geografis merupakan suatu sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output).

Sistem informasi mencakup proses-proses sebagai berikut:

1) Input Data, yaitu proses pengkonversian data analog kedalam data digital yang disebut dengan istilah digitasi. Proses konversi data dapat dilakukan menggunakan teknik scanning data untuk SIG dengan teknologi modern.

2) Transformasi Data, yaitu penyesuaian data agar sesuai dengan sistem seperti penyesuaian skala, koordinat dan sebagainya.

3) Editing, yaitu proses koreksi terhadap hasil dari digitasi berupa penambahan dan/atau pengurangan arc atau feature.

4) Manajemen Data, yaitu pengolahan data-data deskriptif meliputi pemberian label dan atribut.

5) Query dan Analisis, dimana query yaitu proses analisis yang dilakukan secara tabular. Sedangkan analisis pada SIG dibagi menjadi 2 yaitu analisis proximity (analisis geografis berbasis pada jarak antar layer) dan analisis overlay (proses integrasi data dari layer yang berbeda).

6) Visualisasi, yaitu pewujudan hasil akhir dalam peta atau grafik.


              Dalam melakukan analisis daerah rawan banjir, diperlukannya pengumpulan data yang ditujukan untuk identifikasi permasalahan banjir yang terjadi, meliputi sejarah kejadian banjir pada wilayah tersebut, penggunaan lahan dan sebagainya. Adapun pengumpulan data meliputi:

Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder didapatkan dari dinas-dinas setempat yang terkait dengan data yang diperlukan. Adapun data sekunder yang diperlukan untuk mendukung Analisa Daerah Rawan Banjir di Pulau Bangka meliputi:

a) Data Peta dasar topografi, adalah data yang mengandung informasi ketinggian permukaan bumi

b) Peta Digital RBI Skala 1:50.000, khususnya untuk peta batas administrasi dan penggunaan lahan

c) Data Curah Hujan.

Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data primer melalui survey langsung ke lapangan untuk mendapatkan informasi kejadian banjir, berupa kunjungan ke lokasi-lokasi banjir serta wawancara dengan masyarakat setempat.

              Setelah adanya data yang memadai untuk membuat membuat peta rawan bencana banjir, maka peneliti dapat membuat peta rawan banjir di suatu daerah dengan menggunakan Aplikasi SIG dan menganalisis peta tersebut, seperti apa penyebab terjadinya banjir di daerah tersebut, kenapa di daerah tersebut rawan akan terjadinya banjir, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun