Mohon tunggu...
Devano Acendaru Purnomo
Devano Acendaru Purnomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - 211910501042

Mahasiswa Universitas Jember (Perencanaan Wilayah dan Kota)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelusuri Konsep Barang Publik dan Privat: Antara Akses Universal dan Eksklusivitas

12 Mei 2024   01:32 Diperbarui: 12 Mei 2024   01:39 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam ilmu ekonomi, barang publik dan barang privat menjadi dua pilar fundamental dalam memahami alokasi sumber daya dan kesejahteraan masyarakat. Artikel ini akan mengupas tuntas konsep barang publik dan barang privat, beserta studi kasus yang aplikatif untuk memperjelas perbedaan dan implikasinya.

Barang Publik: Manfaat untuk Semua

Bayangkan taman kota yang indah, jalanan yang mulus, atau sistem keamanan yang terjamin. Barang publik bagaikan taman bermain yang dapat dinikmati oleh semua orang, tanpa terkecuali. Barang publik memiliki dua karakteristik utama:

1. Non-rivalrous: Konsumsi oleh satu orang tidak mengurangi manfaat yang tersedia bagi orang lain. Contohnya, penerangan jalanan. Satu orang yang menggunakan penerangan jalanan tidak mengurangi manfaat penerangan bagi orang lain.

2. Non-excludable: Sulit atau tidak mungkin untuk mengecualikan orang lain dari konsumsi barang publik. Contohnya, pertahanan negara. Sulit untuk mencegah orang lain menikmati manfaat pertahanan negara, meskipun mereka tidak membayar pajak.

Barang Privat: Eksklusivitas dan Kepuasan Individu


Berbeda dengan taman bermain yang terbuka untuk semua, barang privat bagaikan mainan pribadi yang hanya dimiliki oleh satu orang. Barang privat memiliki dua karakteristik utama:

1. Rivalrous: Konsumsi oleh satu orang mengurangi manfaat yang tersedia bagi orang lain. Contohnya, apel. Ketika satu orang memakan apel, apel tersebut tidak tersedia lagi untuk orang lain.

2. Excludable: Mudah untuk mengecualikan orang lain dari konsumsi barang privat. Contohnya, sepatu. Pemilik sepatu dapat mencegah orang lain menggunakan sepatunya tanpa izin.

Studi Kasus: Dilema Pengelolaan Sampah di Kota Metropolitan

Mari kita telusuri studi kasus pengelolaan sampah di kota metropolitan, yang menghadirkan dilema antara barang publik dan barang privat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun