Mohon tunggu...
Debby Zhanng
Debby Zhanng Mohon Tunggu... -

Penulis novel Detektif Gagal & Dukun Gaul, pemilik blog debbyzhanng.blogspot.com, ibu satu anak, penyuka hujan, teh, coklat dan ice cream. Pelukis kata, perajut kalimat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

True Love

10 Mei 2013   07:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:49 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada kenangan yang terlintas ketika mata kami saling terpaut. 10 detik hanya waktu sebentar, tapi 10 tahun adalah waktu yang lama. 1 dekade kebersamaan dan 10 detik waktu yang tersisa untuk perpisahan ini. aku hanya sekali berkedip padanya, mengangguk meyakinkan bahwa kita pasti bisa, walau aku tahu itu hanya menipu hatiku. Berusaha meyakinkan pikiranku bahwa semua ini memang takdir yang harus dilalui.

10 tahun lalu, aku masih anak ABG yang masih belum mengenal apa itu cinta sejati, masih duduk di bangku kelas 2 SMU, duduk bersebelahan dengannya.

Masih ingat ketika aku baru memulai hari pertama di sekolah, dia adalah anak baru di sekolah kami, baru pindah dari luar kota. Masih kuingat hangat tangannya ketika tangan kami berjabat sebagai pertanda perkenalan pertama

"Hai.." sapanya

"Namaku Nadine.." tambahnya.

Nadine, seperti namanya yang cantik, wajahnya pun cantik. Giginya berbaris rapi, tak mengenakan kawat gigi sepertiku. Kulit wajahnya bersih tanpa noda jerawat seperti anak puber kebanyakan. Jantungku berdegup ketika dia harus mengisi bangku kosong di sebelahku.

Kami akhirnya resmi menjadi teman semeja. Hari demi hari kami lalui bersama menjadi sahabat karib. Kami sempat membuat gank binal. Yups, nama itu sengaja kami namai karena kami memang murid murid nakal yang suka membolos untuk merokok di warung belakang sekolah.

Nadine memang supel, banyak laki-laki yang menyukainya. Kenakalan masa SMU kami berlanjut hingga ke bangku kuliah, laki-laki demi laki-laki terus bergantian menjadi pacarnya, dari SMU hingga kuliah dia sukses menjadi bintang.

Entahlah dimana cinta itu dimulai pada saat apa, mungkin sejak jabat tangan pertama kali di SMU, atau saat-saat kebersamaan yang akrab dimulai. Yang jelas aku tak mampu berpisah dengannya. Walau aku tahu dia mencintai laki-laki lain, kemudian pacaran dengannya, lalu putus dan menangis bersamaku, terus berulang kejadian itu hingga saat dia memutuskan untuk berhenti berpetualang cinta dan ingin menikah dengan pacar terakhirnya.

Mendengar hal itu, aku marah padanya, karena dia memutuskan hidup dengan lelaki yang dicintainya itu. Aku marah besar, marah padanya dan diriku. Aku menarik tubuhnya, menciumi lehernya, agar dia ingat akan kehangatan cintaku yang tak pernah pudar. Sempat dia menolak, berontak melepas pelukan dan ciumanku, tapi aku menahan tangannya, tak ingin melepaskannya begitu saja.

"Gue nggak bisa.." katanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun