Mohon tunggu...
Deassy M Destiani
Deassy M Destiani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, Penulis, Pebisnis Rumahan

Seorang Ibu dua anak yang suka berbagi cerita lewat tulisan..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dua Garis Biru: Hak Pendidikan Seks untuk Anak

23 Juli 2019   12:57 Diperbarui: 23 Juli 2019   13:16 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hari ini, 23 Juli adalah hari Anak Nasional. Dalam rangka hari anak saya mau bahas film Dua Garis Biru saja deh. Beberapa kali saya di japri teman menanyakan pendapat saya tentang film ini.  Setelah nonton filmnya,  baru bisa menuliskan opini saya pribadi sebagai pendidik dan seorang Ibu dua gadis remaja.

Buat sebagian orang yang malah justru belum menonton filmnya, Dua Garis Biru dianggap tabu. Iklannya memang membius sukses bikin cemas para orang tua. Namun isi filmya tidaklah menakutkan seperti iklannya.  Jadi jika Anda menonton film ini gambaran bahwa Dua Garis Biru mengajak kepada seks bebas justru akan hilang.

Beberapa adegan sarat dengan pendidikan seks. Misalnya percakapan waktu dokter kandungannya bertanya pada Dara dan Bima tokoh utama film ini : "kamu belajar tentang reproduksi gak?" Bima dan Dara tokoh utamanya jawab : "belajar."  Tapi waktu ditanyakan lagi kamu tahu gak kenapa seseorang bisa hamil? Keduanya menggelengkan kepala.

Thats the point. Saya banyak menemukan kasus ini. Ada  remaja setelah hamil ditanya, kenapa kamu melakukan itu? Jawabannya, karena saya gak tau sekali berhubungan bisa bikin hamil. Ada juga yang udah pakai kondom tapi ternyata masih bisa hamil. Di film ini makanya disentil oleh Asri Welas yang jadi figuran karena main sekilas, bahwa dia pakai KB IUD saja bisa bobol dan hamil lagi. Pesannya adalah jangan main main dengan namanya hubungan badan. Mau pakai pelindung atau tidak, kalau Allah kasih ijin harus jadi anak yah akan hamil.

Kelebihan Film ini bisa menjelaskan emosi setiap peran yang mengalami. Ada emosi ortu anak cowok yang merasa bersalah anaknya sudah menghamili anak orang.

Emosi ortu anak cewek yang merasa frustasi karena merasa gagal mendidik anak dengan benar. Emosi ketakutan dari pemeran cewek yaitu Dara akan masa depannya kelak akibat punya anak terlalu dini. Emosi  rasa tidak mampu dari pemeran cowok yaitu Bima menghadapi kenyataan dia harus jadi ayah di usia 17 tahun.

Jadi kalau anak remaja diajak nonton film ini meraka akan belajar berempati bagaimana rasanya jadi orang tua yang kecewa berat ketika anaknya melakukan tindakan bodoh. Penting bagi anak memgenali emosi-emosi ini agar mereka tidak meniru perilaku bodoh itu. Anak yang baik pasti tidak ingin menyakiti orang tuanya kan? Jadi biarkan anak melihat dan merasakan emosi para pemain film yaitu Lulu Tobing dan Cut Mini yang sangat apik sebagai ibu.

Ada sebuah adegan yang menyentuh kala Bima mengajak ngobrol ibunya sambil membuatkan teh, terjadi percakapa dari hati ke hati antara Ibu dan anak. 

Bima: "Bu maafkan Bima yah. Biasa Bima berdoa..kalau misalnya Bima masuk neraka ibu jangan sampai ikut yah"

Ibu: "kalau ibu selalu berdoa supaya kamu masuk surga"

Bima: "Emang masih bisa yah Bu?"

Ibu: "Kalau ibu aja perlahan lahan bisa memaafkan kamu apalagi Allah"


Bima : "Tapi Bu.. kalau Bima boleh minta ibu juga harus bisa maafin diri ibu sendiri"
 (Ibu hanya mendengus sambil tersenyum)

Ibu: "Padahal dari kecil kalau kamu nonton film ada adegan ciuman ibu selalu tutup mata kamu"

Bima: "Emang Ibu dulu bisa ciuman sama Bapak karena sering nonton film yang ada adegan ciumannya?

Ibu: "Harusnya kita dulu sering ngobrol kayak gini yah Bim... Coba aja dari dulu Ibu kasih tahu kamu. Pasti tidak akan kejadian. Ini yang Ibu ndak mau. Kalau Adam (anak yang akan dilahirkan) diasuh oleh orang lain. Kamu itu orang tuanya dan kamu harus sering ngobrol sama dia. Kamu itu memang tidak terlalu pintar tapi ibu yakin kamu anak yang baik."
_____

Pesan tersirat  dari percakapan ini adalah bukan soal tontonannya ada ciuman lalu tutup mata,  tapi pengetahuan ke arah itu yang belum dipahami. Untuk melakukan hubungan suami istri gak perlu harus nonton film porno dulu. Itu naluri, bagian dari alarm tubuh kita. 

Sama halnya dengan hewan. Mereka juga gak ada yang ngajarin bikin anak apalagi nonton tutorial di you tube misalnya. Toh hewan dengan instingnya tahu cara bereproduksi. Masalahnya hewan kan gak perlu ijab kabul kalau mau repdoduksi jadi bebas aja sama siapa aja, kapan aja dan dimana aja. Sementara manusia ada aturan agama, aturan negara dan etika. Jadi gak boleh sembarangan dalam bereproduksi.

Film ini sama sekali tidak ada adegan ciuman  bibir atau adegan yang mengarah ke sensualitas memancing birahi. Memang ada adegan awal dimana mereka satu kamar hanya berdua saja lalu terjadilah hal itu. Tapi digambarkan dengan sangat hati hati dan masih kategori sopan. Masih lebih sopan dari film kartun Disney yang suka ujug-ujug ada adegan ciuman bibir atau film Spiderman  terbaru.  Film ini rating usianya juga buat 13 tahun ke atas, jadi jangan ajak anak balita nonton yah!

Pesan yang cukup tajam juga keluar dari Ibunya Dara yang diperankan Lulu Tobing. Ketika dipikir bahwa kehamilan itu sesuatu yang sepele sang Ibu mengatakan, 'Jadi orang tua itu bukan cuma hamil sembilan bulan sepuluh hari, itu pekerjaan seumur hidup'." Maksudnya adalah, pikirkan dulu sebelum melakukan perbuatan tercela. Bagaimana mereka akan mengurus bayi padahal mereka juga belum siap secara mental dan fisik apalagi materi.

Saya sih rekomendasikan ortu dan anak remaja nonton bareng. Tapi dengan syarat setelah nonton ajak anaknya diskusi. Tanyakan perasaan dan pendapat anak tentang film ini, lihat dari sudut pandang remaja. Apakah ada hal positif yang bisa mereka tangkap dari film ini. Selain itu ortu juga harus siap menjawab pertanyaan anak jika mereka membutuhkan jawaban lebih banyak lagi setelah nonton film ini. 

Sangat penting sesuatu yang sensitif ini dibicarakan justru sebelum terjadi. Anak-anak perlu diajarkan bahwa ada resiko hamil jika melakukan hubungan intim.  Ingatkan pula bahwa kehamilan usia dini itu mengancam nyawa sebab tubuh mereka belum siap memiliki bayi. Film Dua Garis Biru ini juga mengisahkan sang tokoh harus diangkat rahimnya atas saran dokter.

Mungkin saja ada sebagian ortu yang sangat sensitif dengan namanya seks edukasi. Oleh karena itu Saya mendirikan Care U bersama dua orang sahabat saya yaitu Sulis Mukaryanah (Konselor ksehatan) dan Novi Resmi Ningrum (Konselor Psikologi Hipnoterapi). Kami bertiga road show ke sekolah-sekolah untuk menjelaskan tentang kesehatan reproduksi, psikologi remaja dan bahaya narkolema. Banyak yang beranggapan bahwa pendidikan seks itu sama dengan "sexual intercouse" atau mengajarkan hubungan intim. 

Padahal pendidikan seks itu isinya adalah upaya menjaga kesehatan reproduksi dan resiko kehamilan pada usia dini. Penyakit-penyakit akibat hubungan seksual. Keputihan normal dan tidak normal. Bagaimana terjadinya  menstruasi, apa yang harus dilakukan saat menstruasi. Karena banyak anak perempuan yang tidak tahu hal ini loh. 

Bahkan ada yang salah pasang pembalut, yang ada perekatnya menempel pada vagina sementara yang tak ada perekatnya justru menempel di celana dalam. Ada pula anak SMP yang bertanya apakah mimpi basah sama dengan ngompol? Masih banyak pertanyaan lucu lainnya yang jika ditulis disini bisa jadi 10 halaman.  

Saat kunjungan ke suatu sekolah, ada juga kepala sekolah yang belum apa-apa sudah menolak kami. Alasannya, ngapain sih harus jelasin seks edukasi ke anak anak? Malah bikin penasaran nantinya. Padahal anak remaja itu rasa ingin tahunya sangat besar. 

Jika tahu dari tempat yang salah  malah bahaya karena bisa tersesat di jalan yang salah. Yah kami tidak memaksa sekolah harus menerima kami. Karena kami juga tidak minta dibayar. Ini murni kepedulian  saya dan team Care U untuk mencegah bertambahnya angka kehamilan anak remaja dan seks sebelum nikah. Makanya slogan Care u itu I Love My Body... I Love My Mind... I Love My Future.

Sudah ada 10 sekolah yang kami kunjungi hingga Mei 2019.  Jika sekolah Anak Anda berminat silahkan hubungi kami yah.  Sementara ini khusus wilayah Yogya dan sekitarnya yang masih bisa kami jangkau.  Kami ingin memberikan hak anak untuk mendapatkan pengetahuan yang benar tentang kesehatan reproduksi. Semoga hal kecil ini bisa menyelamatkan anak remaja dari kehamilan dan kegiatan seks sebelum menikah. 

Deassy M Destiani 

Konselor Keluarga, Pendidik dan Penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun