Mohon tunggu...
Marintan Irecky
Marintan Irecky Mohon Tunggu... Lainnya - ENG - IND Subtitler and Interpreter

Indonesian diaspora who has been living in Saudi Arabia since 2013. Currently interested in topics about women, family and homemaking, and female intra-sexual competition.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perempuan yang Cantik, Siapakah Dia?

8 Maret 2017   20:57 Diperbarui: 9 Maret 2017   06:00 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepuluh tahun yang lalu, kalau ada yang bertanya pada saya seperti apa sosok perempuan yang cantik dan ideal, mungkin jawaban saya akan sama seperti gambaran iklan body lotion yang ramai wara-wiri di televisi. Tinggi, langsing, berkulit cerah dan mulus. Meskipun sosok seperti itu masih ramai berkeliaran di tayangan televisi nasional kita, saya bersyukur bahwa definisi cantik di mata saya sudah jauh berubah. 

Entah karena saya beranjak dewasa atau karena lingkungan tempat tinggal dan bekerja saya sudah jauh berbeda dengan sepuluh tahun yang lalu. Saya banyak melihat perempuan cantik, yang dikagumi baik oleh pria maupun wanita, dalam balutan warna kulit beragam. Mereka tak melulu berkulit putih mulus atau bertubuh tinggi langsing. Tak melulu bermata bulat dan memiliki rambut hitam panjang seperti di iklan shampo terkenal. Ternyata, cantik itu beragam. Kalaupun ada satu kesamaan fisik yang bisa ditemukan pada mereka semua, itu adalah senyum mereka. Satu lirikan dan sebuah senyum mengembang sempurna. Semua mata yang memandang akan menyukai mereka, bahkan merasa kagum. Namun, kecantikan mereka jauh dari apa yang terlihat kasat mata. 

Butuh waktu bertahun-tahun untuk mengetahui apa yang membuat mereka cantik. Sebab ciri-ciri fisik mereka sangat beragam dan nyaris tidak ada persamaannya. Saya pun menyadari bahwa yang membuat perempuan cantik justru adalah hal-hal yang tersembunyi jauh di bawah permukaan kulit.

Perempuan yang cantik adalah perempuan yang nyaman menjadi dirinya sendiri. Mereka adalah orang-orang yang merdeka dari definisi cantik yang ditentukan oleh media dan masyarakat. Karena perempuan seperti ini biasanya tidak memikirkan kecantikan dari kulit luar saja, tapi juga dari dalamnya. Perempuan seperti ini adalah perempuan yang membekali dirinya dengan pengetahuan yang berguna dan membagikannya pada banyak orang lain tanpa merasa khawatir ilmunya akan berkurang. 

Perempuan terlihat semakin cantik saat mereka tidak hanya memikirkan dirinya sendiri. Ia menggunakan akal, hati nurani dan kemampuan yang dimilikinya untuk memberdayakan banyak perempuan lainnya. Karena baginya, memajukan kaumnya adalah sebuah tantangan zaman dan dia akan merasa bahagia bila keberadaannya memberi makna dan manfaat bagi suatu lingkungan. 

Aura yang kuat dan senyum yang hangat menjadi ciri khas perempuan yang cantik. Ia tidak marah bila ada yang mencibir tentang kapasitasnya. Ia terus bekerja dan meningkatkan kualitasnya untuk mengaktualisasi diri. Ia tidak merasa harus membuktikan pada kaum Adam, apalagi kepada orang banyak agar diakui bahwa perempuan juga bisa melakukan pekerjaan pria. Satu-satunya pembuktian diri yang dikejarnya adalah untuk dirinya sendiri. Bahwa dia berhasil mengalahkan dirinya yang kemarin dan memperbaharui dirinya hari ini. Dan itu dilakukannya setiap hari, bahkan tanpa disadarinya. 

Tidak perlu menjadi semulia R.A. Kartini atau semahsyur Putri Indonesia untuk menjadi cantik. Cukup menjadi diri sendiri. Dalam versi terbaik, sekarang dan seterusnya. 

Sanggupkah kita menjadi perempuan secantik itu?

Selamat Hari Perempuan Internasional! :)

*) sumber foto: everafterguide.com

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun