Tahukah Kalian bahwa cyber bullying termasuk ke dalam dampak negatif kemajuan teknologi? Cyber bullying ternyata salah satu dampak negatif dari kemajuan teknologi yaitu teknologi informasi.
Seperti yang sudah diketahui, bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Namun siapa sangka, dengan majunya teknologi bullying juga bisa dilakukan secara tidak langsung. Maksudnya, perbuatan bullying juga bisa dilakukan ketika seorang perundung dan orang yang dirundung tidak sedang saling bertemu, perbuatan itu biasanya sering disebut cyber bullying.
Cyber bullying biasanya terjadi di media sosial, platform chatting, dan bahkan bisa terjadi di platform bermain game. Beberapa faktor penyebab cyber bullying diantaranya karena remaja kurang mendapatkan bimbingan dari orang tua dalam menggunakan media sosial, dan bahkan ada yang melakukan cyber bullying hanya karena iseng semata.
Cyber bullying berdampak besar bagi orang yang dirundung. Dampaknya bisa merujuk pada kesehatan mental, korban bisa merasa mudah depresi, timbul perasaan gelisah, sering menyakiti diri sendiri dan yang paling parah korban melakukan percobaan bunuh diri.
Dilansir dari jatimnow.com, jejak pendapat U-Report 2019 terhadap 2.777 anak muda Indonesia usia 14-24 tahun, menemukan 45% mengalami cyber bullying; jumlah anak laki-laki sedikit lebih tinggi dari anak perempuan masing-masing sebesar 49% dan 41%. Lalu 3 dari 10 anak mengalami eksploitasi dan kekerasan seksual online.
Agar tidak terjadi cyber bullying, maka sudah seharusnya kita pintar-pintar dalam bermain media sosial. Kita harus mempertimbangkan dengan baik ketika akan memposting sesuatu di dunia maya, tidak boleh memberi ujaran kebencian kepada orang lain, dan kita harus selektif dalam mengomentari suatu isu.
Jadi, cyber bullying adalah penggunaan teknologi untuk melecehkan, mengancam, mempermalukan, atau menargetkan orang lain. Ancaman online dan teks, tweet, posting, atau pesan yang kejam, agresif, atau kasar semuanya ditujukan secara khusus dan mungkin berulang. Maka dari itu kita harus berhati-hati dalam bermain media sosial dan untuk para orang tua seharusnya mengawasi anak-anaknya ketika bermain gadget agar tidak menyalahgunakan penggunaan media sosial.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI