Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Geopolitics Enthusiast

Learn to live, live to learn.

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Budaya Instan Bikin Otak Melemah?

4 September 2025   16:46 Diperbarui: 4 September 2025   16:46 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cobalah biasakan mengingat kembali informasi dengan cara menuliskannya, membuat ringkasan, atau menguji diri sendiri. Proses mengingat aktif jauh lebih kuat dibanding hanya membaca berulang kali.

2. Belajar bertahap.

Sebelum meminta AI membuat esai atau laporan, coba dulu kerjakan sendiri. Setelah itu, baru gunakan AI untuk memperbaiki atau menambahkan ide. Dengan begitu, otak kita tetap dilatih.

3. Gunakan teknologi sebagai pelengkap.

Buat aturan sederhana untuk diri sendiri: coba dulu dengan kemampuan otak sendiri. Jika buntu, barulah gunakan mesin. Anggap AI sebagai sparring partner, bukan tongkat penopang.

Risiko Generasi "Sekadar Tahu"

Kita sedang berada di persimpangan jalan. Jika kita terus membiasakan diri untuk serba instan, generasi mendatang bisa tumbuh tanpa kemampuan berpikir mendalam. Dampaknya luas:

  • Demokrasi akan rapuh jika warganya hanya bisa menyalin opini, bukan menimbang argumen.
  • Dunia kerja akan miskin inovasi jika semua orang hanya menunggu instruksi.
  • Masyarakat akan kehilangan pemikir yang berani membangun teori baru, digantikan oleh peniru yang sekadar mengulang jawaban mesin.

Kita mungkin merasa pintar karena bisa menemukan informasi dengan cepat. Namun, semakin sering kita melakukannya, semakin kosong perpustakaan mental di kepala kita. Dari luar tampak cerdas, tetapi dari dalam rapuh. Ibarat rumah bata tanpa semen.

Menentukan Jenis Otak yang Kita Inginkan

Setiap kali kita tidak tahu sesuatu, ada dua pilihan:

1. langsung mencari di mesin pencari, atau

2. berusaha dulu mengingat, mempelajari, dan menanamkannya ke dalam otak.

Pilihan pertama terasa cepat dan praktis. Pilihan kedua lebih lambat, kadang membuat frustrasi, tapi justru itulah yang membangun kekuatan otak untuk jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun