Jika perang Ukraina adalah permainan kartu, maka Donald Trump akan menjadi trump card Vladimir Putin. Presiden AS tampak berada di pihak Putin. Beliau telah memuji pemimpin Rusia tersebut, mengulangi poin pembicaraan Moskow, dan mengisyaratkan keberpihakannya pada Rusia di sebuah pertemuan baru-baru ini.
Presiden AS Donald Trump berbicara dalam pertemuan gubernur di Gedung Putih pada Sabtu (22/2) lalu, "saya sudah melakukan pembicaraan yang sangat baik dengan Putin dan saya sudah melakukan pembicaraan yang tidak begitu baik dengan Ukraina.. mereka tidak memiliki kartu apa pun tetapi mereka bermain keras. Tetapi kami tidak akan membiarkan ini berlanjut ini. Perang ini mengerikan. Seorang diktator tanpa pemilihan.. Zelensky lebih baik bergerak cepat atau dia tidak akan memiliki negara yang tersisa."
Pemerintahan Joe Biden sangat mendukung Ukraina dan mengutuk invasi Putin. Tapi sikap AS berubah hanya dalam 30 hari setelah Donald Trump dilantik menjadi presiden ke-47 Paman Sam.
Perubahan ini bikin dunia bertanya-tanya mengapa Trump sangat menyukai Putin? apakah ini hanya langkah politik ataukah ada alasan ideologis? atau jangan-jangan ada niat jahat yang terselubung?
Dalam beberapa konteks, Trump dan Putin selalu berbagi hubungan hangat. Dalam kampanye 2016, Trump mendukung Putin. Sama halnya, Putin merupakan salah satu pemimpin yang pertama memberi selamat kepada Trump.
Saat menjabat, persamaan itu berlanjut. Kedua pemimpin tersebut bertemu pada 2018 dalam sebuah KTT. Pertemuan tersebut terjadi di tengah latar belakang klaim campur tangan Rusia dalam Pemilu AS 2016. FBI mengatakan Moskow telah mencampuri pemilu AS 2016. Tetapi setelah bertemu Putin, Trump menyangkal klaim tersebut. Dengan kata lain Trump lebih memihak Putin daripada badan intelijennya sendiri.Â
Jadi kehangatan itu bukan hal baru. Pertanyaannya adalah mengapa?
Ada enam teori utama mengapa Donald Trump menyukai Vladimir Putin.
1. Trump berkolusi dengan Rusia pada Pemilu AS 2016
Sudut pandang ini sedang diselidiki oleh FBI dan departemen kehakiman AS. Sudah selama hampir dua tahun kedua lembaga ini melakukan investigasi namun tidak menemukan bukti kolusi. Penyelidikan tersebut dikritik dalam laporan selanjutnya yang mengatakan bahwa FBI bertindak tergesa-gesa untuk memulai investigasi tanpa bukti adanya campur tangan Rusia.
2. Putin memiliki informasi rahasia tentang Donald Trump
