Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Cerita Kota Suci (Konflik) Jerusalem

8 September 2021   11:10 Diperbarui: 8 September 2021   15:00 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga tempat ibadah yang menjadi situs suci agama Kristen, Islam, dan Yahudi. (AFP via BBC) 

Pada abad ke-14 mereka dikambinghitamkan sebagai penyebab  wabah Black Death, mereka dituduh meracuni sumur orang Kristen dan dibantai di wilayah Rhine dan Rhone.

Penganiayaan mereka berlangsung sampai abad ke-19 dan ini adalah ketika beberapa orang yahudi bergabung untuk melindungi identitas mereka. Mereka membentuk suatu gerakan yang disebut Zionisme.

Zionisme merupakan gerakan politik dan ideologis agama yang memiliki dua tujuan, satu adalah untuk mengakhiri penganiayaan selama berabad-abad, dan dua -- untuk membawa orang-orang Yahudi kembali ke tanah air kuno mereka.

Zionis percaya bahwa Yudaisme adalah agama dan juga kebangsaan, sehingga Yahudi layak mendapatkan negara mereka sendiri, dengan cara yang sama seperti perancis yang pantas mendapatkan perancis, atau Cina yang pantas mendapatkan Cina.

Gerakan ini yang membawa Yahudi kembali ke Israel hari ini. Zionisme menjadi ideologi nasional Israel mulai awal abad ke-19. Zionisme juga yang menyebabkan migrasi besar-besaran Yahudi kembali ke Palestina.

Pada tahun 1903 setidaknya 30.000 Yahudi telah membangun kembali diri mereka di Palestina.

Pada tahun 1914 -- 40.000, lebih banyak orang Yahudi telah kembali bermukim di sana. Kemudian datang perang dunia pertama. Kekaisaran ottoman runtuh, kerajaan Inggris dan Prancis menguasai Asia Barat. Inggris kemudian mengambil alih wilayah Palestina.

Bagi Palestina, pada awalnya mereka mengizinkan imigrasi Yahudi, tetapi karena lebih banyak orang Yahudi tiba, ketegangan antara orang Yahudi dan orang Arab tumbuh, kedua belah pihak melakukan tindakan kekerasan, keduanya sama-sama mengklaim diri sebagai korban, sehingga pada tahun 1930-an Inggris mulai membatasi imigran Yahudi.

Situasi berubah lagi setelah munculnya Nazi Jerman, 6 juta orang Yahudi terbunuh dalam Holocaust, sisanya melarikan diri ke AS dan Palestina dalam jumlah besar pada tahun 1944.

Populasi Yahudi di Palestina telah meningkat menjadi 33 persen dari total awal. Hal ini mempengaruhi sebagian besar dunia barat untuk mendukung negara Yahudi sedangkan sebagian besar dunia Arab menentangnya.

Pada tahun 1947, kekerasan sektarian antara orang Arab dan orang-orang Yahudi berkembang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui rencana untuk membagi Palestina-Inggris menjadi dua negara bagian yang terpisah, satu untuk orang Yahudi yang disebut Israel dan satu untuk orang Arab yang disebut Palestina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun