Mohon tunggu...
Putu Dea Nita Dewi
Putu Dea Nita Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Ganesha

Saya merupakan Mahasiswi dari program studi Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha. Saya memilki ketertarikan yang besar pada kegiatan menyurat Aksara Bali dan menyurat Lontar yang sudah saya tekuni sejak duduk di bangku sekolah dasar. Saya juga sangat suka menulis dan hobi bersepeda.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Konsep Brahma Vidya: Esensi Ajaran Spiritual dalam Menghadapi Era Globalisasi

17 Maret 2024   00:10 Diperbarui: 17 Maret 2024   00:47 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : facebook.com/Info Seputar Bali

Di era globalisasi saat ini, dunia seakan-akan terhubung dalam satu kesatuan. Arus informasi, budaya, dan teknologi mengalir tanpa batas, membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan. Era globalisasi juga menghadirkan peluang dan tantangan yang kompleks. Di satu sisi, globalisasi membuka akses terhadap informasi, teknologi, dan budaya baru. Di sisi lain, kemudahan yang terjadi di era globalisasi ini  secara tidak langsung telah membawa arus deras perubahan yang dapat mempengaruhi budaya maupun karakter seseorang. Untuk menghadapi hal tersebut, maka peran ajaran agama menjadi hal penting yang dapat menjadi kompas untuk menuntun langkah manusia. Agama bukan hanya menjadi pelita yang menerangi jalan, tetapi juga jangkar yang menstabilkan jiwa. Di dalam ajaran agama Hindu kita dapat menemukan nya melalui Brahma Vidya sebagai konsep untuk landasan berpikir. Namun, sebelum menelusuri lebih jauh terkait konsep Brahma Vidya, pernahkah kalian mendengar istilah theologi ? Jadi, theologi merupakan suatu istilah yang berasal dari bahasa Yunani, dengan terdiri dari kata "theos" yang berarti Tuhan dan "logos" yang berarti ilmu. Jadi theologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang Ketuhanan. Sama halnya dengan topik yang akan di bahas dalam konteks ini,  apakah yang dimaksud dengan konsep Brahma Vidya dan bagaimana esensi konsep Brahma Vidya di era globalisasi ? Jadi, untuk membahas hal tersebut, mari kita telusuri konsep Brahma Vidya melalui artikel ini.

Dalam ajaran agama Hindu,  Brahma Vidya atau Brahma Tattva Jnana terdiri dari kata Brahma yang diartikan sebagai Tuhan, Brahma merupakan gelar yang diberikan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai unsur yang memberikan kehidupan pada ciptaannya, Vidya atau Jnana berarti ilmu, dan  Tattva berarti hakikat tentang Tat atau “Itu” yaitu Tuhan dalam Nirguna Brahman (tidak terpengaruh oleh maya).  Jadi  Tattva Jnana berarti ilmu tentang hakikat, yaitu ilmu tentang Tuhan. Karenanya, Brahma Vidya dalam agama Hindu adalah Brahma Tattva Jnana yang  merupakan ilmu tentang Tuhan. Dalam ajaran agama Hindu, konsep Tuhan dipandang sebagai ke-Esa-an atau ketunggalan, sehingga Tuhan dipandang sebagai sumber segala yang ada di alam semesta. Walaupun Tuhan di dalam agama Hindu disebut dengan berbanyak nama, namun sejatinya Tuhan di dalam ajaran agama Hindu diyakini tetap Esa atau tunggal.

"ekam sat viprah bahudha vedanty, agnim yamam matarisvanam ahuh"
(Rg Veda 1.164.46)

Artinya:
Tuhan ( Ida Sang Hyang Widhi Wasa ) hanya ada satu, tetapi sang bijaksana seperti hal nya para Rsi menyebutnya dengan berbagai nama seperti Agni, Yama, Matarisvan dll.

Tuhan  (Ida Sang Hyang Widhi Wasa)  yang mengatur segala hal yang ada di jagat raya ini, sehingga umat Hindu memberikan banyak nama terhadap fungsinya masing-masing.


Untuk sarana pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa , canang sari dan banten telah menjadi dua elemen penting di dalam konsep Brahma Widya. Di Bali, Canang menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan spiritual umat Hindu, mencerminkan rasa syukur dan penghormatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, canang sari merupakan penjabaran nilai-nilai kitab suci Weda yang terdiri dari ceper, porosan, dan bunga yang mempresentasikan keindahan dan nilai-nilai spiritual. Selanjutnya adalah banten yang merupakan sarana persembahan yang lebih kompleks dan lengkap dibandingkan canang sari dengan berisikan buah-buahan, bunga, dan sarana upacara lainnya yang melambangkan kesucian pikiran, perkataan, dan perbuatan serta kesadaran bahwa semua makhluk adalah satu kesatuan dengan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa).

Sumber foto : Dokumentasi Pribadi
Sumber foto : Dokumentasi Pribadi

Selain menggunakan sarana upakara berupa canang sari dan banten,  terdapat pula mantra-mantra (kumpulan kata-kata yang dipercaya mempunyai kekuatan spiritual) yang dapat digunakan sebagai jalan untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) di dalam konsep Brahma Widya ini, salah satunya adalah mantra-mantra yang ada dalam Atharwa Weda. Kitab Atharwa Weda ini mengacu pada kitab yang memuat ajaran atau mantra-mantra terkait cara cara menghilangkan atau menawar penyebab-penyebab penyakit, baik karena gangguan alam ataupun buatan manusia (ilmu hitam),  seperti halnya untuk menyembuhkan orang sakit atau mengusir roh jahat. Melalui lantunan mantra-mantra Atharwa Weda yang kita ucapkan, secara tidak langsung kita telah dapat melakukan pemujaan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Selain itu para pemangku (orang suci) juga sering melantunkan mantra-mantra pada kitab Atharwa Veda untuk membantu orang lain dalam memuja Tuhan.
Dalam kitab Atharwa Weda juga dijelaskan mengenai konsep Brahma Vidya ini, walaupun tidak secara eksplisit membahas Brahma Vidya seperti halnya Upanisad yang cenderung memuat ajaran filsafat dan konsep Ketuhanan. Walaupun begitu, benih-benih pengetahuan Brahma Vidya ini juga tersirat dalam salah satu slokanya.

Ya etam devam ekavrtam veda, Na dvitiyo na trtiyas caturtho napyucyate, na pancamo na sasthah saptamo napyucyate, nastamo na navamo dasamo napyucyate, sa sarvasmai vi pastyati yacca pranati yacca na, tamidam nigatam sahah sa esa eka ekavrd eka eva, sarve asmin deva ekavrto bhavanti.

(Atharva Veda XIII.4.15-21)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun