Mohon tunggu...
Sri Ratna Wulan
Sri Ratna Wulan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

traveller humoris yang suka icip-icip makanan enak ^^

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Perjalanan 3 Wanita

21 September 2013   23:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:34 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap perjalanan yang saya lakukan selalu memiliki kesan tersendiri. Kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya selama kurang lebih 1 minggu dengan rute Bandung-Kuala Lumpur-Hat Yai-Bangkok-Hat Yai-Kuala Lumpur-Bandung.

Sebelumnya, sekitar 9 atau 10 bulan sebelum hari keberangkatan, saya iseng-iseng membeli tiket pulang-pergi ke Kuala Lumpur. Waktu membeli tiket tersebut saya belum berencana hendak pergi kemana saja, dengan siapa, berapa budget setiap perjalanan, dan beberapa tektek bengek lainnya. Waktu pun berlalu dengan cepat, dan saya hampir lupa dengan tiket yang saya miliki tersebut, sampai beberapa bulan sebelumnya saya mengecek kembali email yang masuk ke inbox saya, dan saya mendapati ada e-ticket yang belum saya print. Dan saya masih bingung akan rencana saya dengan tiket tersebut.

Singkat cerita, pada bulan Mei kemarin, saya dan 2 orang teman (Dini dan Selly) memutuskan untuk berangkat ke Bangkok via Kuala Lumpur. Kami bertiga berangkat terpisah, karena masing-masing mencari tiket yang paling murah. Dini akhir bulan April, saya awal bulan Mei, dan Selly hari kedua di bulan Mei. Dini dan Selly belum pernah bertemu muka sebelumnya, hanya saya saja yang mengenal mereka berdua secara terpisah. Dari ketiga orang ini, yang paling banyak jam terbangnya adalah Dini. Jadi, saya mempercayakan jadwal selama seminggu tersebut kepada Dini.

Hal yang paling saya khawatirkan adalah berada di negara orang tengah malam dan tidak kenal siapapun, kecuali pasangan suami istri orang Malaysia yang duduk bersebelahan dengan saya di pesawat . Waktu itu Dini sudah sampai di penginapan duluan, dan jarak dari bandara LCCT ke tempat penginapan kurang lebih 1,5  jam, belum lagi mengantri di kantor imigrasi-nya Malaysia, yang kira-kira kalau dikalkulasikan adalah sekitar 2 jam perjalanan, mungkin lebih. Sebenarnya tidak masalah kalau perjalanan ini dilakukan pagi, siang, atau sore hari. Berbeda kalau tengah malam begini saya cemas juga euy kalau sendirian mah. Awalnya saya akan menginap saja di bandara, namun sama saja cemas karena keadaan malam tak bisa diprediksi. Dini pun menyuruh saya menginap di penginapan tempat dia menginap di daerah Chow Kit. Kalau sudah lebih dari jam 12 untuk mencapai daerah sana harus memakai taksi. Nah, yang jadi masalahnya adalah naik taksi-nya itu, saya takut naik taksi sendirian tengah malam. You know lah ya, tomboy-tomboy gini juga saya cewek asli hehe. Beruntunglah Dini mengerti kegalauan saya, Dini memutuskan untuk menjemput saya di KL Sentral setelah saya melakukan perjalanan bis selama kurang lebih 1,5 jam. Kami waktu itu janjian di McD, dan yess akhirnya saya ketemu Dini juga. Lalu kita pun segera naik taksi yang dikendarai oleh orang Malaysia keturunan India, yang ternyata baik dan mengajak kita ngobrol untuk mencairkan suasana. Untunglah waktu itu saya dijemput Dini, kalau tidak semakin risau lah saya, sebab sepanjang jalan itu sepi sekali, lampu-lampu juga tidak begitu terang selama diperjalanan menuju Chow Kit. Sampai di penginapan saya pun segera menghubungi orang tua, dan juga si ehem yang menunggu kabar saya (iya gitu??). Parahnya pulsa saya kesedot sampai habis karena ternyata tadi saya meng-sms Dini sampai berkali-kali. Untunglah sekarang adalah zamannya WiFi, jadi saya tinggal WhatsApp-an saja untuk mengabari orang rumah. Beres, tinggal tidur.

Besoknya, kami segera check-out dari hotel dan bergegas untuk segera mencari tiket bus ke terminal Puduraya dari KL menuju Bangkok. Awalnya kita akan memakai kereta dari KL  menuju Bangkok, tapi semua kereta sudah penuh untuk tanggal tersebut. Beruntunglah kita mendapatkan bus double-decker di terminal bus Puduraya yang menuju Hatyai (perbatasan Thailand). Double-decker adalah bus 2 tingkat yang nyaman sekali untuk dinaiki karena besar-besar kursinya, harga memang tak membohongi. Dari terminal Puduraya kita segera kembali ke KL Sentral untuk menjemput Selly yang baru sampai hari ini. Wahhh lumayan melelahkan juga bolak balik pake LRT. Dan akhirnya kita pun bertemu Selly di McD, dan tim perjalanan ini pun sudah komplit.

Bis menuju Hat Yai adalah sekitar jam 9 malam. Untuk menghabiskan waktu sampai malam, kita pun makan dan jalan-jalan dulu lah di sekitaran KL. Magrib pun tiba, dan kami segera menjamak taqdim-qashar sholat magrib dan isya. Dini dan Selly malah sempet-sempetnya mandi shower di KL Sentral, saya mah males ah, hihihi. Dari KL Sentral, kami pun segera ke terminal Puduraya. Peron yang harus kami lalui adalah peron 9 (kalau tidak salah), namun waktu kita ke terminal Puduraya tersebut nomor peron tersebut tidak ada, adanya peron 1-8, kemudian loncat langsung ke 10. Nah loh kita pun bingung. Kita pun melewati nomor peron yang berdekatan dengan angka 9, yaitu peron no 8, namun tidak ada tanda-tanda bus double-decker yang akan kita naiki. Kita pun jalan terus dan bertanya ke petugas, dan ternyata bus double-decker itu parkir di bagian luar terminal puduraya, karena ketinggian kali ya. Akhirnya kita pun naik bus tersebut, dan sukses tertidur pulas sampai akhirnya kita dibangunkan di kantor imigrasi perbatasan Malaysia, dan kantor imigrasi perbatasan Thailand.

Besok paginya sekitar jam 7 atau 8 sampailah kita ke Hat Yai. Dari Hat Yai rencana kita adalah membeli tiket kereta menuju Bangkok. Namun karena beberapa hari kemudian kita akan kembali lagi ke KL, maka di agen bus tersebut kita kembali membeki tiket Hat Yai-KL, bukan apa-apa karena kami khawatir tidak kebagian tiket untuk pulang, disamping juga kami ketakutan untuk kehabisan uang selama di Bangkok, kalau sudah punya tiket pulang kan tenang jalan-jalan-nya juga. Setelah membeli tiket, kami pun kelaparan karena belum makan sedari kemarin. Kami pun segera loncat ke McD yang hanya berjarak sepelemparan batu dari agen bus tersebut. Agar lebih hemat, kami memesan 2 porsi makan, yang kita santap bertiga. Alhamdulillah.

Di McD tersebut kita numpang WiFi-an, numpang ngecash, numpang istirahat, dan numpang tidur-tidur ayam. Untung kita pesannya terkesan seperti banyak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun