Mohon tunggu...
Deane Fitriani
Deane Fitriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah

usaha tidak akan mengkhianati hasil

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Polemik Fenomena Banteng Vs Caleg, Strategi PDIP?

28 Desember 2021   21:22 Diperbarui: 28 Desember 2021   21:27 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tangerang -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan adalah partai yang tela lama ada dan tumbuh di Indonesia. PDIP bisa dibilang saat ini merupakan partai besar dan cukup populer di kalangan masyarakat yang memiliki pendukung yang loyal terhadap partainya. Apalagi pemilu 2019 juga PDIP mendapat suara terbanyak dengan mendapat suara 19,33 persen dan menurut CNN Indonesia PDIP memperoleh 27.053.961 suara. Akankah konflik internal yang terjadi bisa dikatakan sebagai strategi untuk meningkatkan popularitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini? Sebagaimana berita banteng vs celeng sedang menjadi perbincangan hangat di semua kalangan. Atau justru malah merugikan? Dan akhirnya mempengaruhi minat masyarakat untuk memilih partai ini lagi di Pilpres mendatang?

Awal mula kemunculan banteng vs celeng timbul karena terdapat sejumlah kader PDIP yang menginginkan atau sangat mendukun partai berlambang kepala banteng ini mengusung bapak Ganjar Pranowo di Pilpers 2024 mendatang. Istilah "celeng" awalnya dilontarkan oleh ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah Bambang Wuryanto. Dukungan sejumlah kader PDIP untuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo agar dicalonkan atau diusung oleh Dewan Pimpinan Pusat(DPP) sebagai calon presiden 2024 justru dianggap Ketua Dewan Pemimpin Daerah PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto keluar barisan, pasalnya beliau malah mengatakan "mereka ini layak disebut celeng". Menurut kompas.com, salah satu pendukung Ganjar Pranowo yaitu ketua Dewan Pemimpin Cabang(DPC) mengatakan bahwa dukungan ini merupakan sebuah aspirasi yang nantinya dapat dijadikan pertimbangan Megawati Soekarnoputri yang merupakan ketua umum PDI Perjuangan siapa yang akan diusung untuk menjadi Presiden dan menggantikan Jokowi.

Dan menurut detiknews, di sisi lain DPC Kebumen mendukung atau mengusulkan Puan Maharani untuk maju di Pilpres 2024. Kalau kita lihat disini, kedua pendukung posisinya ada di Jawa Tengah dalam artian bisa dikatakan bahwa Jawa Tengah kini telah terbelah antara pendukung Ganjar sosok yang dinilai sangat dekat dengan masyarakat dalam artian beliau memiliki elektabilitas yang lumayan atau Puan Maharani yang dinilai sebagai sosok terbaik yang dimiliki oleh PDI Perjuangan, terlebih lagi Puan memiliki pengalaman menjabat sebagai Menko PMK yang tidak memiliki masalah. Namun, tetap kemenangan partai atau siapa yang menjadi calon berikutnya bukan hanya dilihat dari elektabilitas atau pengalaman saja.

Sebenarnya, perdebatan yang terjadi jelang pengambilan keputasan untuk siapa yang nantinya akan maju itu sudah menjadi hal biasa. Tapi kalau menurut saya, justru kisruh atau polemik ini bisa mempengaruhi minat masyarakat terhadap PDI Perjuangan. Apalagi dapat dikatakan Jawa Tengah memiliki penduduk yang banyak dan dapat mempengaruhi elektabilitas. PDI Perjuangan dalam usahanya untuk menarik simpati masyarakat biasanya melakukan pendekatan sosial. Dalam artian, PDIP menghimbau kepada para kadernya untuk terjun langsun dalam berbagai kegiatan sosial masyarakat. Kalau kita lihat disini eksistensi pak Ganjar cukup tinggi dikalangan masyarakat karena beliau dikenal sosok yang baik hati, ramah dan suka membantu rakyatnya. Dilihat dalam konteks kampanye, dialog yang hadir atau terjadi antara elit dengan masyarakat dapat mengadirkan keyakinan terhadap masyarakat dengan elit memiliki unsur kesetaraan.

Seperti halnya bapak Jokowi sendiri Presiden RI sekarang juga berasal dari PDI Perjuangan yang terkenal dengan kesederhanaannya dan seringkali melakukan dialog langsung dengan masyarakat yang dikenal dengan branding "Jokowi Blusukan". Kalau kita lihat disini metode komunikasi politik yang terjadi antara masyarakat dengan elitnya berhasil mempengaruhi massa untuk mengubah pikiran dan menarik minat massa terhadap partai sehingga dapat menguntungkan PDI Perjuangan. Selanjutnya, media massa pada saat ini diembarkan dengan isu banteng vs celeng yang akirnya PDIP kembali eksis di kalangan media, namun bukan karena kelebihan tetapi konflik internal yang tejadi antar para kader yang dukungannya kini terpecah dua. Kalau saya lihat disini ini bukan malah menguntungkan partai tapi justru menjadi penghambat dalam pelaksanaan strategi komunikasi politik mereka. Ini bisa menjadi bumerang bagi PDIP tetapi disisi lain sangat menguntungkan Ganjar. Sebagai contoh apabila konflik ini terus menerus terjadi masyarakat mungkin justru simpati publik terhadap aktor yang ditekan, beliau dipuji sana sini yang berakhir pada obsesi masyarakat yang menginginkan Ganjar maju. Lalu apabila PDIP malah mengusung Puan berakhir pada  kekecewaan masyarakat yang merasa PDIP tidak mendengarkan aspirasi publik yang akhirnya mempengarui elektabilitas partai. Konflik antara para kader mungkin akan dilihat oleh masyarakat partai yang memiliki suara terbanyak dan solidaritas tinggi kini muncul benih-benih perpecahan. Sebenarnya kalau kita lihat sekarang dari sisi positifnya bisa dibilang ini juga merupakan sala satu strategi PDI Perjuangan dalam meningkatkan popularitas partai. Mengapa demikian? Karena, dimana-mana sekarang pemberitaan mengenai Pemilu Presiden 2024 didominasi oleh kader-kader Partai Demokrasi Indonesia. Tetapi tadi yang saya sampaikan jangan sampai polemik yang terjadi berujung pada perpecahan partai. Solusinya mungkin antar kedua pendukung lebih baik menghentikan pembicaraannya baik tentang Ganjar yang maju atau Puan yang maju sebelum ketua umum Megawati memutuskan untuk siapa yang maju agar polemik tidak semakin kisruh. Tegaskan dengan pemberian sanksi apabila ada yang terus menerus membicarakan agar dapat mendisiplinkan para kader sehingga tidak terjadi konflik internal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun