Mohon tunggu...
Deandra Fadhillah
Deandra Fadhillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa IPB

LET IT FLOW

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masih Meraup Untung Banyak, Pedagang Ketoprak Ini Menolak Berjualan Secara Online

13 Maret 2022   13:30 Diperbarui: 13 Maret 2022   13:33 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : (dokumentasi pribadi)

Bogor – Pandemi Covid-19 membuat banyak pedagang yang kehilangan mata pencaharian. Penutupan lokasi jualan atau sepinya pembeli menjadi sebab banyak pedagang yang terpaksa harus berhenti berjualan. 

Beda hal nya dengan yang dialami pedagang ketoprak yang satu ini (Thoriq, 30 tahun) yang membuat penjualannya tetap stabil bahkan sampai meningkat.

Sejak awal merintis usaha ini pada Juni tahun 2019 silam, Thoriq memulai semuanya dari awal, mulai dari menentukan tempat yang strategis untuk berjualan, bahan -  bahan yang diperlukan sampai tujuan marketing yang ia telah tentukan. Untuk memulai usaha yang ia jalani ini, ia memerlukan modal kurang lebih 8 – 9 juta. “Awal modal sih untuk gerobak, tempat sampai bahan – bahan semua ini, kurang lebih saya memerlukan 8-9 juta” jelas Thoriq.

Bagi Thoriq keputusan untuk berjualan ketoprak ini sangatlah sulit, ditambah lagi dengan ia yang hanya lulusan Sekolah Dasar yang tidak banyak memiliki pengetahuan mengenai cara mengatur keuangan dalam berjualan. Ditambah lagi ia berjualan di tempat yang sebelumnya belum pernah ia singgahi.

“Saya datang ke Bogor benar -  benar hanya untuk survey tempat penjualan ketoprak ini, setelah dapat, saya langsung balik ke tempat tinggal saya yaitu Tegal” ujar Thoriq.

Kondisi penjualan yang dialami oleh Thoriq (pedagang ketoprak) sangatlah baik, sejauh ini penjualan selalu stabil bahkan meningkat di setiap harinya. Kelangkaan minyak pun sudah menjadi resiko dari penjualan ketoprak. Kelangkaan minyak tersebut membuat para pedagang ketoprak berunding untuk menentukan bagaimana kedepannya, apakah harga penjualan 1 porsi ketoprak akan naik atau tetap.

“Hasil dari rundingan sementara sih harga 1 porsi nya tetap, tidak ada kenaikan sama sekali, kalo udah kayak gini mah pintar-pintar kita aja dan mau gimana lagi, juga udah resiko sih dalam berjual” gumam Thoriq saat membersihkan meja bekas makan pelanggan yang lain, Jumat pagi (11/03/2022).

Dimasa sekarang yang dimana technology sudah canggih dan berbagai media promosi telah beragam tidak menutup kemungkinan dengan cara yang dilakukan oleh Thoriq. Ia hanya berjualan Offline, tidak mempromosikan di media manapun. 

Sempat terpikir oleh Thoriq sendiri ingin berjualan online seperti melalui applikasi pemesanan media online, tetapi masih belum dilakukan olehnya. Sejauh ini ia masih nyaman berjualan seperti sekarang apalagi waktu berjualannya tidak lama, mulai dari jam 7 pagi hingga jam 2 siang.

“Paling lama tuh kalau jualan ketoprak ini saya tutup sampai jam 2 siang, karena biasanya dari jam 11-12 dagangan udah abis dan langsung beberes” ucap Thoriq.

Dalam penjualan ketoprak tersebut tidak terlalu banyak kendala yang dialami oleh Thoriq. Rata – rata kendala yang dialami dapat ditangani dengan cepat dan tepat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun