Di sisi lain sebelum pecah perang Russia-Ukraina, dukungan AS kepada Ukraina untuk menjadi anggota baru NATO memperlihatkan sisi hipokrit AS. Bergabungnya Ukraina ke dalam NATO, sebagaimana diklaim oleh Putin, akan menjadi ancaman kepada Russia.
Latar belakangnya sangat jelas, dengan tergabungnya Ukraina, NATO akan memiliki alasan yuridis untuk bisa menempatkan rudal balistik di Ukraina. Dari Ukraina rudal jarak menengah mampu mencapai Moskow, Ibukota Russia. Russia khawatir, karena jaraknya terlalu dekat, tidak cukup waktu bagi divisi anti rudal Russia untuk menangkal serangan rudal dari Ukraina.
Sejarah menunjukkan AS pun pernah hampir menyerang Kuba di tahun 60-an gara-gara Uni Sovyet yang menempatkan rudal balistik berhulu ledak nuklir di Kuba. Tindakan itu pun sebetulnya dipicu oleh AS yang menempatkan sistem rudal nuklir Jupiternya di Italia dan Turki. Memaksa Soviet membalasnya.
Tetapi, jika dahulu AS membatalkan serangan ke Kuba karena diplomasi dan Soviet mengalah, tahun silam Russia melakukan gerak cepat menginvasi Ukraina. Hanya berselang satu minggu sejak AS menyatakan dukungan kepada Ukraina untuk bergabung dengan NATO.
Perang Russia-Ukraina belum lah selesai. Kali ini gara-gara balonku ada lima balon udara China, AS bersikap seperti Russia yang menyerang Ukraina.  Menunjukkan perilaku paranoid AS menyangkut wilayahnya. Â