Mohon tunggu...
Irpanudin .
Irpanudin . Mohon Tunggu... Petani - suka menulis apa saja

Indonesianis :) private message : knight_riddler90@yahoo.com ----------------------------------------- a real writer is a samurai, his master is truth, his katana is words. -----------------------------------------

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Balon Udara, Refleksi Paranoid USA

8 Februari 2023   17:03 Diperbarui: 11 Februari 2023   13:41 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi balon udara (gambar:kompas.com)

Di sisi lain sebelum pecah perang Russia-Ukraina, dukungan AS kepada Ukraina untuk menjadi anggota baru NATO memperlihatkan sisi hipokrit AS. Bergabungnya Ukraina ke dalam NATO, sebagaimana diklaim oleh Putin, akan menjadi ancaman kepada Russia.

Latar belakangnya sangat jelas, dengan tergabungnya Ukraina, NATO akan memiliki alasan yuridis untuk bisa menempatkan rudal balistik di Ukraina. Dari Ukraina rudal jarak menengah mampu mencapai Moskow, Ibukota Russia.  Russia khawatir, karena jaraknya terlalu dekat, tidak cukup waktu bagi divisi anti rudal Russia untuk menangkal serangan rudal dari Ukraina.

Sejarah menunjukkan AS pun pernah hampir menyerang Kuba di tahun 60-an gara-gara Uni Sovyet yang menempatkan rudal balistik berhulu ledak nuklir di Kuba. Tindakan itu pun sebetulnya dipicu oleh AS yang menempatkan sistem rudal nuklir Jupiternya di Italia dan Turki. Memaksa Soviet membalasnya.

Tetapi, jika dahulu AS membatalkan serangan ke Kuba karena diplomasi dan Soviet mengalah, tahun silam Russia melakukan gerak cepat menginvasi Ukraina. Hanya berselang satu minggu sejak AS menyatakan dukungan kepada Ukraina untuk bergabung dengan NATO.

Perang Russia-Ukraina belum lah selesai. Kali ini gara-gara balonku ada lima balon udara China, AS bersikap seperti Russia yang menyerang Ukraina.  Menunjukkan perilaku paranoid AS menyangkut wilayahnya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun