Mohon tunggu...
Dea Ananda Putra Sitorus
Dea Ananda Putra Sitorus Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Malikussaleh

Mahasiswa Pertanian Universitas Malikussaleh Provinsi Aceh. Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mengintip Cara Rasullullah Berpolitik

23 Agustus 2020   10:50 Diperbarui: 23 Agustus 2020   10:40 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Bantenexpres.com

Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional. Persepektif politik itu berbeda beda tergantung apa kebutuhannya. Politik merupakan metode keilmuan yang dilaksanakan guna mendapatkan suatu tujuan. Politik bisa diimplementasikan dalam proses kebijakan positif. Tapi kebanyakan aplikasi politik ini dipraktekkan pada hal negatif.

Kekuasaan negara ditentukan oleh agensi politik. Politik menjadi poros utama dalam menentukan pemegang kekuasaan tertinggi. Polarisasi politik dapat dilakukan sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Walaupun cara haram pun akan tetap dihalalkan. Politik berlembaga dikonstutional Indonesia. 

Ini warisan dari migrasi belanda terdahulu. Politik dikenal dengan caranya yang licik , menjatuhkan, mempermalukan, dan mendiskriminasi suatu golongan yang berseberangan. Tapi inilah yang selama ini dibudayakan diindonesia dalam segala proses konstitusional diindonesia.

Diindonesia setiap calon pemimpin kekuasaan sebelum terpilih mereka akan berikrar sesuai dengan tujuannya. Ada yang ingin merubah tatanan masyarakat, mewujudkan kesejahteraan,dan membangun Infrastruktur. Akan tetapi terkadang semua yang dikatakan dalam acara kampanye tidak dapat dijalankan. Segala janji sudah jatuh ke telinga rakyat. Tapi ketika duduk pada jabatan kekuasaan semuanya terlupa dan seakan tak berusaha mengingatnya kembali.

Perspektif umum yang beredar, ketika mereka sudah duduk dan memangku jabatan. Politik balas budi berlaku setelahnya. Ini yang membuat segala macam agenda positif akan dilemahkan karena kepentingan.

Jika dikaitkan dari cara Rasullullah SAW. Berpolitik mungkin bagaikan langit dan bumi perbedaannya dengan mekanisme politik masa sekarang. Rasulullah berpolitik dengan figuritas, menampakkan hal hal yang baik sebagai tauladan ummat. Banyak membantu masyarakat dengan ikhlas yang tujuannya adalah dakwah. Rasulullah dahulu tidak mengejar kekuasaan.

Dalam agenda dakwah Rasulullah SAW. Beliau pernah bertemu dengan kafir Quraisy, ia menawarkan kepada Rasulullah SAW. harta kekayaan hingga dibolehkan untuk menikahi wanita yang paling cantik dinegara itu. Akan tetapi yang menjadi syaratnya adalah Rasulullah SAW. Harus berhenti berdakwah. Dengan segala kematangan ,beliau pun langsung menolak tawaran tersebut. Karena memang tujuan Rasulullah SAW. Adalah berdakwah.

Dengan figuritas baik dari Rasulullah SAW. Itulah kecintaan ummat terhadap beliau bertumbuh. Beliau menjadi pemimpin Karena diminta bukan meminta. Seorang pemimpin bagi Rasulullah SAW. adalah panutan bagi rakyatnya. Karena jabatan dan Amanah adalah pertanggungjawaban dunia dan akhirat. 

Walaupun Rasulullah SAW. sedang membawa Agama islam dalam kekuasaannya. Akan tetapi beliau tidak memaksakan kaum kafir untuk memeluk agamanya. Sedikit demi sedikit cinta dan kasih sayang dari agama Islam akan mengundang orang lain dalam menjemput kebenaran.

Rasulullah SAW. Kala itu adalah pemimpin yang sangat dicintai, setiap malam beliau berpatroli melihat rakyat rakyatnya. Mungkin jika dibandingkan dimasa sekarang ketika seseorang duduk pada kursi kekuasaan. Mereka seakan tak memerlukan rakyat lagi dalam segala kepentingan. 

Bahkan akan sangat sulit untuk dijumpai. Padahal seluruh rakyat yang ia pimpin adalah tanggung jawabnya dunia dan akhirat. Ini yang mungkin bersalahan dengan cara Rasullullah SAW. memimpin. Rasulullah SAW adalah suri tauladan ummat manusia. Segala mekanisme untuk memproyeksikan kepemimpinan sesuai dengan Akhlak dan Adab ummat manusia yang seharusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun