Mohon tunggu...
Dea YuandaPutri
Dea YuandaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Negeri Medan

suka mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Medan

Penumpukan Atau Pencemaran Sampah Di Lingkungan Universitas Negeri Medan

8 Oktober 2025   20:10 Diperbarui: 8 Oktober 2025   20:07 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penumpukan dan pencemaran sampah merupakan isu lingkungan yang serius dan kompleks, terutama di kawasan urban dan institusi padat penduduk seperti perguruan tinggi. Masalah ini tidak hanya mengganggu estetika, tetapi juga menimbulkan dampak negatif yang luas terhadap kesehatan manusia dan ekosistem. Universitas Negeri Medan (UNIMED), sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi terbesar di Sumatera Utara, tidak luput dari permasalahan ini. Berdasarkan pengamatan awal, penumpukan sampah sering terjadi di berbagai area kampus, seperti kantin, taman, dan area parkir.

Rendahnya kesadaran dan perilaku buruk dalam pengelolaan sampah sering menjadi akar masalah. Penelitian yang dilakukan oleh Guspi dan Novrianti (2022) di lingkungan perguruan tinggi menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman dan kesadaran akan dampak sampah menjadi faktor utama rendahnya partisipasi mahasiswa dalam program pengelolaan sampah. Hal ini diperkuat oleh studi Anggraini (2023) yang menemukan bahwa perilaku membuang sampah sembarangan di kalangan mahasiswa dipengaruhi oleh faktor internal seperti kurangnya motivasi dan kepedulian.

Selain faktor perilaku, ketersediaan infrastruktur dan sistem pengelolaan yang kurang memadai juga m emainkan peran krusial. Simanjuntak, dkk. (2021) dalam penelitiannya tentang pengelolaan sampah di kampus menemukan bahwa jumlah tempat sampah yang terbatas dan kurangnya pemilahan sampah di sumbernya menjadi kendala utama dalam upaya daur ulang. Situasi ini diperparah oleh kebijakan yang kurang tegas dan sosialisasi yang tidak optimal dari pihak universitas.

Dengan demikian, masalah penumpukan sampah di UNIMED adalah hasil dari interaksi kompleks antara faktor perilaku, infrastruktur, dan kebijakan. Penelitian ini menjadi penting untuk mengidentifikasi secara mendalam kondisi penumpukan sampah, faktor-faktor penyebabnya, serta dampak yang ditimbulkan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang konkret dan terukur bagi pihak universitas untuk mengambil kebijakan yang tepat dalam mengelola sampah, sekaligus meningkatkan kesadaran dan partisipasi seluruh civitas akademika dalam menciptakan lingkungan kampus yang lebih bersih dan sehat.

Penelitian dilakukan di lingkungan Universitas Negeri Medan (UNIMED) yang berlokasi di Jl. Willem Iskandar, Pasar V Medan Estate, Percut Sei Tuan.Penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2025-2026. Kegiatan penelitian dimulai dari penyusunan judul pada 17 September 2025, diikuti dengan observasi dan wawancara pada 18 September 2025 (pukul 13.00-14.30), dan dilanjutkan dengan penyusunan laporan.

Berdasarkan Hasil observasi langsung yang dilakukan di Universitas Negeri Medan (UNIMED) mengungkap sebuah realitas yang memprihatinkan: penumpukan sampah telah menjadi masalah serius yang mengancam kebersihan dan estetika kampus. Tiga area utama, yaitu kantin, taman belakang Fakultas Ilmu Keolahragaan, dan area parkir sepeda motor, menjadi titik-titik krusial tempat sampah menumpuk dalam volume yang signifikan.

Di kantin, sampah didominasi oleh sisa-sisa makanan, bungkus plastik, dan botol minuman—jenis sampah yang lazim dihasilkan dari aktivitas makan dan minum.

 

Gambar 2. Kondisi Tumpukan Sampah disekitaran Taman

Tumpukan sampah ini sering kali meluber dari tempatnya, mencemari area sekitar dan menimbulkan bau tidak sedap. Kondisi ini konsisten dengan temuan penelitian Anggraini (2023), yang menegaskan bahwa area dengan tingkat aktivitas tinggi dan kurangnya penanganan sampah yang efektif akan menjadi episentrum masalah.

Di taman, meskipun fungsinya sebagai area rekreasi, sampah plastik dan kertas berserakan di bawah pohon dan di balik semak-semak, merusak keindahan lanskap. Sementara itu, di area parkir, puntung rokok dan sampah kecil lainnya seringkali ditemukan berserakan di sela-sela kendaraan.

Penelitian ini juga mencatat bahwa kondisi ini diperparah oleh frekuensi pengangkutan sampah yang tidak memadai. Di banyak kasus, tempat sampah sudah penuh sebelum jadwal pengangkutan, menyebabkan sampah terpaksa dibuang di sekitarnya. Ini menciptakan lingkaran setan di mana kurangnya fasilitas memicu perilaku buruk, yang pada akhirnya memperburuk kondisi kebersihan secara keseluruhan.

2. Akar Permasalahan: Perilaku dan Infrastruktur

Analisis data dari wawancara dan observasi menunjukkan bahwa penumpukan sampah di UNIMED bukanlah masalah tunggal, melainkan hasil dari interaksi kompleks antara faktor perilaku dan faktor infrastruktur.

Faktor Perilaku: Sebagian besar mahasiswa (enam dari sepuluh responden) mengaku sering kesulitan menemukan tempat sampah yang kosong, yang membuat mereka terpaksa membuang sampah sembarangan. Namun, di balik alasan praktis ini, tersembunyi masalah yang lebih dalam, yaitu kurangnya kesadaran dan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan. Seperti yang diungkapkan oleh Guspi dan Novrianti (2022), rendahnya partisipasi mahasiswa dalam pengelolaan sampah sering kali disebabkan oleh pemahaman yang minim tentang dampak jangka panjang dari tindakan mereka. Wawancara kami juga mengungkap bahwa banyak mahasiswa menganggap kebersihan kampus sepenuhnya adalah tanggung jawab petugas kebersihan. Mindset ini mencerminkan kegagalan dalam menumbuhkan perilaku pro-lingkungan sebagai bagian integral dari budaya akademik.

Faktor Infrastruktur: Keterbatasan fasilitas pengelolaan sampah adalah masalah sistemik yang tidak bisa diabaikan. Penelitian Simanjuntak, dkk. (2021) menggarisbawahi pentingnya ketersediaan fasilitas yang memadai. Di UNIMED, tidak hanya jumlah tempat sampah yang kurang, tetapi penempatannya juga tidak strategis. Misalnya, di area yang ramai seperti kantin, tempat sampah yang tersedia tidak mampu menampung volume sampah yang dihasilkan dalam waktu singkat. Selain itu, hampir semua tempat sampah yang ditemukan tidak memiliki pemisahan antara sampah organik dan anorganik. Hal ini secara efektif menggagalkan upaya pemilahan di sumbernya dan mempersulit proses daur ulang. Tanpa infrastruktur yang mendukung, bahkan mahasiswa yang memiliki niat baik sekalipun akan kesulitan untuk mengelola sampahnya dengan benar.

3. Dampak Nyata dari Tumpukan Sampah

Penumpukan sampah di UNIMED menimbulkan serangkaian dampak negatif yang serius dan saling berkaitan.

Dampak Estetika dan Psikologis: Lingkungan yang kotor secara visual sangat mengganggu. Pemandangan sampah yang berserakan di area publik merusak citra kampus dan menciptakan atmosfer yang tidak kondusif untuk kegiatan belajar mengajar. Lingkungan yang tidak terawat dapat memicu perasaan tidak nyaman, yang pada akhirnya dapat memengaruhi semangat dan produktivitas mahasiswa.

Dampak Kesehatan: Ini adalah konsekuensi paling berbahaya. Tumpukan sampah, terutama yang mengandung sisa makanan, menjadi tempat ideal bagi bakteri, virus, dan vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, dan tikus. Sampah yang membusuk menghasilkan bau tidak sedap dan gas metana, yang dapat mengancam kesehatan pernapasan. Kualitas udara yang buruk di sekitar area penumpukan sampah dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada civitas akademika (Anggraini, 2023).

Dampak Lingkungan Jangka Panjang: Di luar dampak yang terlihat, penumpukan sampah anorganik, khususnya plastik, memiliki konsekuensi lingkungan yang parah. Plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai. Saat hujan, zat-zat kimia berbahaya dari sampah dapat mencemari tanah dan meresap ke dalam sumber air di

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Medan Selengkapnya
Lihat Medan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun