Mohon tunggu...
Dayu Rifanto
Dayu Rifanto Mohon Tunggu... Dosen - @dayrifanto | Menulis, membaca dan menggerakkan.

Tinggal di Sorong, Papua Barat. Mahasiswa S3 Pendidikan Masyarakat. Fasilitator, penulis dan penggerak literasi. Mengelola inisiatif literasi, pengembangan kapasitas diri dan perpustakaan anak. Surel dayurifanto@gmail.com | linktr.ee/dayrifanto

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kisah Penyu Belimbing, Balelema dan Sisir Bambu Ance

25 April 2022   07:09 Diperbarui: 25 April 2022   07:13 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Ance dan Sisir Bambu Ajaibnya (Sumber Dayu Rifanto)

Kisah Penyu Belimbing, Balelema dan Sisir Bambu Ance.

 

"Buku-buku dapat mengembangkan kecerdasan, membina watak, dan bahkan mengubah dunia, tetapi tanpa dibaca, buku itu tiada artinya."

Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 23 April 2022, adalah perayaan hari buku internasional. Dalam perayaan ini, saya ingin ikut memperingatinya dengan menulis ulasan singkat tentang tiga buah buku anak yang menurut saya perlu kita ketahui. Membeli dan membaca buku-buku bacaan anak berlatar Papua menjadi salah satu hal yang menarik bagi saya, sekaligus menjadi penting, membagikan ulasan singkat dari buku-buku tersebut.

Yang pertama adalah konservasi penyu belimbing di Sausapor dalam buku "Telur-telur Penyuku (Visi Anak Bangsa/2001)," yang kedua berkisah tentang teknologi tradisional menangkap ikan di Teluk Mayalibit Raja Ampat dalam buku "Menjaga Laut Raja Ampat (Ali Muakhir/2019)," yang terakhir bercerita tentang sisir bambu dan kegunaannya dalam buku "Ance dan Sisir Bambunya yang Ajaib (Tantri Rosenat/2021)."

Sumber: Dayu Rifanto
Sumber: Dayu Rifanto

"Konon, Penyu Belimbing adalah penjelmaan seorang putri yang halus budi pekertinya. Agar ia bersedia bertelur di pantai Saubeba, maka penduduk harus merayunya dengan nyanyian yang merdu, suraya yang lembut dan tarian yang gemulai" itu adalah penggalan kisah, dongeng yang diceritakan secara singkat dalam buku, yang mengenalkan keragaman Indonesia pada anak-anak dalam buku "Telur-telur Penyuku." 

Kisah dalam buku ini mengangkat sebuah kampung bernama Saubeba, di Sausapor-Tambrauw. Daerah ini istimewa, sebab di pesisir pantainya yang bernama Jeen Womom (Jamursba Medi-saat buku ini ditulis) dengan panjang pantai 17,5 Km menjadi salah satu tempat bertelur dan menetasnya Penyu Belimbing.

Penyu Belimbing merupakan spesies penyu terbesar  karena bisa memiliki berat antara 300 sd 600 kilogram dengan panjang 150-180 cm. Bahkan, bangkai terbesar yang pernah ditemukan di pantai Wales, Inggris, mempunyai berat 916 kilogram dengan panjang 291 centimeter. Itu sebabnya, Penyu Belimbing merupakan penyu terbesar di antara jenis-jenis penyu di dunia.

Karena buku ini ingin mengenalkan keragaman pada pembaca cilik, maka melalui buku ini, kampung menjadi titik sentral ceritanya. Kita tidak hanya menemukan kisah penyu belimbing semata, tetapi kita juga akan berkenalan dengan seorang anak bernama Efer Yesnath yang ikut menceritakan tentang kehidupan dirinya dan keluarganya, disertai narasi penggambaran kampung, masyarakat di kampung, dongeng, mengenalkan bahasa Karon Pantai dan ruang lingkup kampung secara umum yang dikenalkan pada pembaca. Buku ini juga mengenalkan secara singkat, tokoh lingkungan Luki Rumetna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun