Melalui bukunya "Menjaga Laut Raja Ampat," Ali Muakhir, penulis buku anak yang sangat produktif di Indonesia, mengangkat kearifan masyarakat di kawasan teluk mayalibit dalam menangkap ikan lema. Buku ini bisa kita baca secara daring, dengan mengetikkan judulnya pada mesin pencari. Pada ceritanya, ia menggunakan dua tokoh anak bernama Billy dan David, menggerakkan cerita hingga keduanya mengikuti orang tua masing-masing, menangkap ikan lema pada malam hari, yang menjadi sebuah tradisi di Mayalibit.
Menangkap ikan lema menggunakan perahu dan lampu petromaks, dan menimba ikannya menggunakan lai-lai atau serok yang biasanya disebut balelema, balobe atau timba ikan lema, walau tidak dijelaskan terlampau detil, mengingat buku bacaan bergambar ini ditujukan bagi pembaca kelas 1-2-3, bacaan ini begitu menarik karena pada umumnya penangkapan ikan menggunakan pancing, atau jaring.Â
Ini hanya dengan sinar petromaks, ikan-ikan mengikuti sinar tersebut sampai diarahkan menuju goto atau tempat penggiringan akhir ikan, sebelum ditangkap dengan serok.
Sebagai detil tambahan yang tak kalah menarik, walau tak ada di buku bacaan bergambar tersebut, pengelelolaan ikan lema ditetapkan melalui musyawarah bersama dan diperoleh kesepakatan bersama yang dituangkan dalam Peraturan Kampung No. 1 Tahun 2013 tentang tata cara pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan lema.Â
Ada bulan-bulan tertentu, tidak diijinkan melakukan penangkapan ikan karena sedang ada sasi laut. Misalnya pada bulan September, Oktober dan November (penutupan musim penangkapan). Selain itu ada juga sasi yang berlaku pada setiap minggu berjalan yaitu, malam Jumat dan malam Minggu, hal ini untuk menghargai pemeluk yang beragama Islam maupun Kristen.
Pada buku ketiga, kita akan berkenalan dengan tokoh cilik, yang bernama Ance dalam buku "Ance dan Sisir Bambunya yang Ajaib." Terus terang, suatu ketika saya dikontak oleh seorang teman, yang menceritakan tentang buku ini, yang langsung saya beli melalui toko buku daring.Â
Begitu menerima bukunya, dan membaca halaman demi halaman. Saya langsung teringat wajah-wajah teman sekolah saya, saat bersekolah di Nabire, karena ketika itu banyak teman menggunakan minyak kelapa untuk minyak rambutnya. Kenangan ini membuat saya tersenyum, merindukan masa itu.
Buku ini berkisah tentang Ance yang bersedih. Ia sudah mencoba banyak cara untuk mengatasi masalahnya, akan tetapi tidak juga berhasil. Mama Ance melihat perubahan sikap Ance yang murung.Â
Beliau berusaha membantu menyelesaikan masalahnya. Masalah apakah yang ia hadapi? Apakah Mama Ance bisa membantu Ance? Apakah Ance akan lebih percaya diri setelah masalahnya terselesaikan? Bagaimanakah sebuah sisir bambu bisa menjadi solusi masalah Ance? Mengapa ia berkata bahwa sisir bambu tersebut ajaib? Apa yang membuat sisir tersebut ajaib?
Ternyata, sisir bambu dan minyak kelapa menjadi teman menyisir rambut keriting Ance. Mama tau cara mengatasi masalah tesebut, dan mengenalkannya pada Ance. Mereka juga mencoba mengkreasikan beragam jenis model rambut dengan bantuan sisir bambu dan minyak kelapa tersebut. Dan akhirnya sisir bambu pun menjadi sebuah simbol bentuk kasih sayang orang tua kepada anak.