Mohon tunggu...
Dayu Rifanto
Dayu Rifanto Mohon Tunggu... Dosen - @dayrifanto | Menulis, membaca dan menggerakkan.

Tinggal di Sorong, Papua Barat. Mahasiswa S3 Pendidikan Masyarakat. Fasilitator, penulis dan penggerak literasi. Mengelola inisiatif literasi, pengembangan kapasitas diri dan perpustakaan anak. Surel dayurifanto@gmail.com | linktr.ee/dayrifanto

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Maria Bouya : Buku "Mendidik ala Papua" dan Waktu Membaca

15 Desember 2021   13:02 Diperbarui: 7 Januari 2022   21:23 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menyempatkan waktu untuk membaca. (Foto: ANTARA FOTO/INDRAYADI TH via kompas.com)

"Malam dan subuh, menjadi waktu tenang saya dalam membaca" -- Maria Bouya

Saya sedang membaca buku berjudul "Mendidik ala Papua." Buku ini sengaja saya baca untuk membuka wawasan tentang bagaimana cara yang tepat dan inovatif, yang bisa digunakan dalam kelas. 

Saya membutuhkan inspirasi dari orang-orang yang sudah mengajar di Papua. Dari buku ini, salah satu yang menarik adalah esai yang membahas tentang HOTS (High Order Thinking Skill) dan memadukannya dengan kurikulum kontekstual Papua. 

Kalau dikasih kesempatan, lewat pertemuan online zoom misalnya, rasanya saya ingin bertemu penulis dan guru-guru yang sangat menginspirasi, yang mengabdikan diri mengajar di pedalaman Papua. Lalu mendengar dan juga berbagi metode yang tepat untuk mengajar ala Papua.

Sebenarnya kesukaan membaca saya datang terlambat, ini mungkin karena saya tidak dibesarkan pada keluarga yang suka membaca. Jadi buku - buku yang saya baca pun hanya buku pelajaran. 

Tapi buku pelajaran juga yang mempertemukan saya dengan salah satu buku cerita rakyat. Kebetulan kami diberikan tugas oleh guru, untuk mencari cerita rakyat Papua. 

Waktu itu saya pun menemukan sebuah buku tentang kumpulan cerita rakyat Papua, tapi sayangnya buku itu sekarang sudah hilang.

Mulai suka membaca kalau tidak salah pada saat duduk di bangku perkuliahan semester akhir. Pada saat itu saya digenjot untuk bisa menemukan banyak referensi untuk tugas akhir. 

Karena begitu sering masuk perpustakaan kampus, saya pun menemukan beberapa buku yang menarik minat saya seperti biografi Mahatma Gandhi, dan buku dari Erich Fromm "Akar Kekerasan," yang kalau tidak salah ingat cukup sangat tebal.

Waktu peminjaman buku relatif singkat, saya agak kecewa. Tapi jadinya sangat ingat betul informasi yang saya baca, karena saya sangat menyukai buku itu. Inilah awal saya menyukai membaca, dan saya teruskan membaca beberapa genre yang menarik, maka kebiasaan itu pun berlanjut.

Kesukaan dan kebiasaan ini bikin saya jadi menyukai buku sastra. Dalam karya sastra, penulis memasukan unsur kondisi sosial yang terjadi di jaman dia hidup untuk disampaikan kepada pembaca agar pembaca bisa menyadari bahwa karya sastra bukan hanya sebuah karya fiksi saja tapi terdapat gambaran kehidupan yang bisa di ambil pesannya dan diketahui oleh pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun