Mohon tunggu...
Dayu Rifanto
Dayu Rifanto Mohon Tunggu... Dosen - @dayrifanto | Menulis, membaca dan menggerakkan.

Tinggal di Sorong, Papua Barat. Mahasiswa S3 Pendidikan Masyarakat. Fasilitator, penulis dan penggerak literasi. Mengelola inisiatif literasi, pengembangan kapasitas diri dan perpustakaan anak. Surel dayurifanto@gmail.com | linktr.ee/dayrifanto

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kemampuan Membaca, Efek Matthew dan Kisah Dolfince dari Sorong

7 Juni 2021   06:27 Diperbarui: 7 Juni 2021   07:03 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Temuan ini juga menyebutkan adanya kontribusi dari masyarakat sendiri berupa pendirian dan pengelolaan taman bacaan maupun perpustakaan bergerak, bisa ikut membantu menyediakan akses, walau jumlahnya masih jauh dari cukup. Mengambil contoh Kota Sorong, maka bisa kita temukan komunitas -- komunitas literasi, misalnya dua komunitas yang besar, misalnya ada Forum Literasi Sorong Raya dan Forum TBM Sorong, di mana keduanya berisi komunitas -- komunitas literasi baik yang membuat ruang baca dan mengelolanya, maupun membuat kelompok -- kelompok belajar, dan ini cara masyarakat merespon keadaan.

Kisah Dolfince dan Keinginan Meminjam Buku

Dolfince dan buku yang ia pinjam. (Dokpri)
Dolfince dan buku yang ia pinjam. (Dokpri)
Saya begitu takjub, ketika mendengarkan pemaparan Prof. E. Aminudin Azis, ia sedang menceritakan tentang bagaimana praktik literasi di masyarakat di Inggris sana, di mana saat itu ia sedang bertugas sebagai atase pendidikan dan kebudayaan di KBRI London.

Bayangkan saja, praktik literasi di masyarakat itu menjadi tanggung jawab council atau pemerintah kota/kecamatan. Juga disediakan pusat -- pusat pendidikan di lingkungan (di Indonesia seperti PKBM misalnya), adanya promosi -- promosi ke setiap rumah, di koran lokal, media -- media sosial milik pemerintah setempat. Banyaknya perpustakaan umum yang tersebar dan bisa diakses gratis. Bahkan, kecakapan literasi menjadi prasyarat untuk setiap jenis pekerjaan.

Di Indonesia, perlu juga kita melihat Yogyakarta yang menurut studi kualitatif RISE, masyarakat Yogyakarta dianggap memiliki minat baca tinggi, dan ini terjadi karena dukungan kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah daerah.

Sebagai contoh, untuk menjangkau secara aktif masyarakat maka dinas perpustakaan daerah membuat program dan layanan keliling melalui mobil perpustakaan keliling, maupun perpustakaan motor roda tiga. Kedua armada ini mengunjungi perkampungan, ruang publik, maupun sekolah -- sekolah yang tak memiliki bahan bacaan memadai. Tidak hanya itu, di hari libur bahkan dorang menyapa masyarakat dengan membuka layanan pada saat hari bebas kendaraan bermotor yang biasa jatuh pada hari Sabtu dan Minggu.

Luar biasa, batin saya dalam hati ketika harus melihat dua contoh dari level negara dan satu lagi dari contoh sebuah daerah di Indonesia lalu membandingkannya dengan yang terjadi pada tempat di mana saya tinggal sekarang. Belum sempat melanjutkan tulisan ini kembali, saya mendapat sebuah pesan di facebook, dari salah seorang siswi yang tinggal di SP-3 daerah Kabupaten Sorong, ia sedang menanyakan di mana persisnya rumah saya, yang kebetulan ada layanan pinjam buku bacaan anak gratis, bernama @PinjamPustaka dan berlokasi di Kota Sorong, beda wilayah administratif walau bertetangga saja letaknya.

Saya tahu, anak muda ini akan menempuh perjalanan 30-40an menit menggunakan angkot, bahkan lebih, untuk sampai di perpustakaan independen yang saya kelola dan itu dia lakukan untuk meminjam buku bacaan anak. Membayangkan layanan perpustakaan daerah di daerah seperti ini, yang tentu tak buka di hari libur -padahal ini saatnya orang bisa berekreasi dengan bacaan dan sebagai bagian penting membentuk budaya membaca masyarakat- membuat saya termenung sendirian sembari mengetik tulisan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun