Mohon tunggu...
Davin Rafael Ethan T
Davin Rafael Ethan T Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebijakan Fiskal dalam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

24 November 2022   13:03 Diperbarui: 24 November 2022   13:11 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah dalam perekonomian saat ini cukup baik, terbukti pemerintah melakukan kebijakan melalui pembangunan yang dapat menyerap banyak tenaga kerja sehingga usaha pemerintah mengurangi pengangguran melalui kebijakan fiskal tersebut cukup efisien. Kebijakan Fiskal dapat digunakan untuk menstabilkan fluktuasi pertumbuhan perekonomian. apabila perekonomian dalam resesi, kebijakan Fiskal dapat mendorong Permintaan barang dan jasa, dan Menstimulasi Pertumbuhan Ekonomi.

Kebijakan Fiskal dapat mempengaruhi Perekonomian melalui Pengeluaran dan Penerimaan Negara yang dpat dilihat dari selisih antara Pengeluaran dan Penerimaan maupun jenis sumber penerimaan negara dan bentuk kegiatan yang dibiayai oleh pengeluaran negara dan Peran Peran dari kebijakan Fiskal Yaitu memastikan Konsumsi Dapat terus Meningkat belanja Negara dan Investasi juga tumbuh dengan Sehat. Dalam Hal untuk meningkat kan Konsumsi, Pemerintah Telah membuat porsi anggaran untuk perlindungan sosial dan subsidi dengan tujuan yaitu untuk menjaga daya beli dan Stabilitas Harga. 

BPS mencatat perekonomian indonesia secara kumulatif sepanjang tahun 2021 berhasil tumbuh posotif mencapai 3.69 %, atau lebih baik di bandingkan pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2020 yang mengalami Kontraksi 2,07 % 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia Pada Kuartal 2 pada tahun 2022 menyentuh 5,44 % (yoy) lebih baik dibandingkan pada tahun sebelum yaitu tahun 2021 dan 2020 , Pada Kuartal 2 sekaligus mencatat pertumbuhan di atas 5 % selama tiga Triwulan Berturut - turut. meski ssaat ini masih dibayangi ketidak pastian Global, Perekonomian Indonesia tetap mampu tumbuh Impresif dan Resilien. dan pertumbuhan ekonomi indonesia pada Triwulan III tahun 2022 mencatat kinerja Impresif mampu tumbuh sebesar 5,72 % (yoy) melanjutkan pertumbuhan yang solid sejak awal tahun 2022. dengan di topang fundamental ekonomi dalam negeri yang kuat. BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 sebesar 5,72 % secara tahunan (year-on-year/yoy) di tengah resesi yang terjadi di sejumlah negara, penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Pada Kuartal III yaitu Industri Pengolahan sebesar 17,88 % dan penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi adaalah Sektor Pertambangan yaitu sebesar 13,47 %, Kenaikan harga batu bara di tingkat Global berdampak Posotif pada beberapa Provinsi. dan Sektor Transportasi dan Pergudangan mengalami kenaikan sebesar 25,81 % (yoy), selain itu Akomadasi Makanan dan Minuman Menjadi Sketor dengan Pertumbuhan kedua tertinggi, sebesar 17,3 % (yoy), hampir seluruh sektor tumbuh positif pada triwulan IIi Tahun ini Kecuali jasa Kesehatan, Jasa Kesehatan yang pada Kuartal III tahun 2022 ini mengalami Kontraksi 1,74 %.

Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia pada tahun depan yaitu tahun 2023 menjadi 4,7%, yang dari sebelumnya 4,8%, di tengah ancaman resesi pada tahun depan. Proyeksi ini juga turun dibandingkan asumsi pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2023 sebesar 5,3%. Akan tetapi, pada tahun 2023, OECD memandang permintaan domestik dan pertumbuhan konsumsi di sektor swasta akan tertahan karena adanya inflasi yang masih tinggi. Namun, investasi berupa belanja modal masih akan meningkat secara signifikan. Dengan demikian, OECD menyarankan, agar tahun 2023 kebijakan fiskal harus tetap ketat, sementara dukungan untuk konsumsi rumah tangga rentan harus dipertahankan. Dalam jangka menengah, pemerintah juga harus mendukung peningkatan produktivitas melalui pengembangan sumber daya manusia yang tepat, serta menghilangkan hambatan kegiatan usaha dan restrukturisasi badan usaha milik negara (BUMN). Tahun depan yakni tahun 2023, sektor pariwisata juga kemungkinan akan kembali menjadi harapan pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Krisis Ekonomi 2023 ini tentu tidak main main, sebagian orang berpikir krisis ekonomi 2023 sama pada Krisis ekonomi pada tahun 1997, dimana waktu itu Asia diterjang badai Krisis multi dimensi. waktu itu perekonomian indonesia tahun 1997 menghadapi kesulitan yang sangat besar karena suku bunga dalam negeri naik tinggi, inflasi tidak terkendali, rupiah melemah laur biasa dan ekonomi terkontraksi hebat. dampak krisis ekonomi pada tahun 2023 tidak separah tahun 1997, krisis ekonomi tahun 2023 diprediksi hanya 3 %.

Artikel ini di Susun oleh Mahasiswa : Davin Rafael Ethan T

Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Palangka Raya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun