Mohon tunggu...
David Luhito
David Luhito Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Sultan Agung UNISSULA Semarang

Nama Saya David Luhito saya berasal dari desa yang terbilang jauh dari perkotaan, saya lahir di kabupaten Grobogan,11 oktober 2002 dengan sempurna tanpa cacat genetic, saya merupakan anak ke- 3 dari lima ber-saudara.saya di lahirkan oleh ibunda saya pada lingkungan keluarga yang sederhana namun penuh dengan cinta, sejak kecil saya jarang di manja oleh kedua orang tua saya namun hak-hak saya selalu di penuhi dan dibesarkan oleh rasa cinta dan kasih sayang yang begitu mendalam oleh beliau.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah Berdirinya Ponpes Assalam Kradenan, Ponpes yang Pertama Berdiri di Daerah yang Minim Agama

12 Januari 2023   23:20 Diperbarui: 12 Januari 2023   23:24 1391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : David Luhito

Moh. farhan, S.Pd., S.Hum., M.Pd.I

Pondok pesantren merupakan bentuk institusi pendidikan Islam yang telah  hadir sejak ratusan tahun lalu, meskipun tidak ada catatan sejarah kapan pertama  kali muncul, kecuali dikenal dalam bentuk awalnya pada sekitar abad pertengahan. Bentuk kelembagaan pesantren yang lebih modern sebagaimana dikenal sekarang  tumbuh sekitar peralihan abad ke-19. kehidupan pesantren bertumpu pada lima  pilar, yaitu masjid/mushola, pondok pesantren (Gedung santri), kiai, santri dan  pengajaran kitab-kitab klasik atau yang disebut "kitab kuning".

Istilah pondok diarahkan pada pengertian suatu tempat dimana para santri  bermukin disitu. Meskipun tidak dipungkiri ada sebagian santri yang tidak mukim  atau tinggal di dalam kompleks pesantren.

Kata "pesantren" merupakan bentukan kata "santri" yang berasal dari  Bahasa Sansekerta san yang berarti suka dan tri yang berarti menolong. Dengan  begitu penggunaan istilah santri memiliki kecenderungan dan harapan mampu  menolong dalam berbagai aspek kehidupan. Atau dengan kata lain bermanfaat di  tengah-tengah kaumnya.

Assalam merupakan sebuah nama dari Bahasa Arab yang berarti  keselamatan. Suatu nama yang diharapkan bisa menjadi tujuan dan cita-cita  bersama menuju keselamatan dunia dan kebahagiaan akherat bagi umat Islam.

Pondok Pesantren Assalam didirikan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan pentingnya sebuah wadah/lembaga pendidikan keagamaan yang  bisa menjadi pilihan dan pemenuhan akan kebutuhan pada pemahaman ilmu-ilmu  agama yang tentunya sangat penting bagi putra-putri generasi Islam.

Keberadaan Pondok Pesantren Assalam berawal dari sebuah pengajian yang  dilaksanakan rutin dan bergilir baik di masjid/mushola dan rumah-rumah warga pada  tahuan 1980an. Tokoh dibalik pendirian ponpes Assalam Kradenan ialah K.H Imam Sujoto beliau merupakan seorang santri lulusan Pesantren salafiyah di kabupaten Grobogan pada masa itu, beliau tidaklah lahir dari keluarga yang berlatar terlalu agamis melainkan ayah beliau merupakan seorang petani yang menggarap sawah baik sawah milik pribadi maupun sawah milik orang lain yang dipasrahkan penggarapanya untuk kemudian hasil panenya dibagi kedua belah pihak, sedangkan ibu beliau merupakan ibu rumah tangga biasa yang tidak bekerja hanya membantu pekerjaan sang suami dalam hal pertanian.

Beliau K.H Imam Sujoto tidak terlahir dengan menyandang gelar Gus atau putera seorang kyai namun dengan tekad ikhtiar dan barokah doa dalam pengembaraanya berjuang tholabul 'Ilmi di pesantren dengan niat yang ikhlas beliau mampu menjadikan nama beliau besar berkat ikhtiar tirakat dan barokah mondok, bahkan keinginan mondo di pesantren adalah kemauan beliau sendiri tanpa ada perintah atau paksaan dari kedua orangtua beliau, pada mulanya beliau hanya sekedar berangkat ngaji di salah satu pesantren kecil dekat desa beliau kemudian pulang kerumah apabila kegiatan mengaji telah usai, rupanya dekat dengan para santri dan perkembangan pemahaman beliau mengenai agama telah mengalami banyak peningkatan akhirnya beliau memutuskan untuk budal nyantri di salah satu pesantren sepuh ternama di kabupaten grobogan yaitu di daerah bandungsari, tentunya atas ridlo kedua orang tua beliau pergi nyantri, dan tanpa mengharap uang saku dari rumah sehingga beliau mondok juga bekerja sambilan pula dengan cara mencari kayu bakar di hutan lalu di jual kepada warga lalu hasilnya beliau bagi untuk uang saku dan untuk membeli ternak yang kemudian dititipkan kepada warga sekitar, perlu diketahui beliau melakukan aktivitas bekerja hanya pada saat tidak ada kegiatan mengaji atau kegiatan pesantren lainya beliau mencai kayu bakar  pada hari jum'at yang pada hari tersebut kegiatan pondok beliau diliburkan. Selama di pondok pula beliau sangat Tawadlu dan riyadloh. Ketawadlu'an beliau terhadap masyayikh dan guru-guru beliau sangatlah ta'dzim luar biasa beliau pun mencari keberkahan guru tanpa memperdulikan keadaan sendriri asalkan baik untuk guru.  Riyadloh beliau berupa puasa dalail yang ditempuh hampir selama 12 tahun.

Singkatnya ketika tamat dalam masa pengembaraan mencari ilmu di pondok pesantren dan keilmuan beliau pun sudah mumpuni untuk terjun di masyarakat beliau memulai pengajian rutin dengan anak-anak dan sebagian warga lainya di mushola yang pada saat itu beliau yang menjadi ta'mirnya karena pembangunan mushola tersebut menggunakan tanah wakaf ayah beliau, Lokasi berdirinya mushola tersebut adalah di dusun grompol desa kradenan yang notabenya pada masa itu warga masyarakatnya masih abangan atau buta pada agama banyak masyarakat yang masih awam bahkan maksiatpun masih kaprah/wajar di sana, perjuangan dakwah beliau penuh dengan tantangan namun dengan kesabaran memegang teguh keyakinan mensyi'arkan agama Allah alhamdulillah perjuangan beliau berbuah manis seiring berjalanya waktu anak-anak yang mengaji semakin banyak materi yang diajarkan saat itu adalah tata cara baca Alqur'an, praktik ibadah, dan Aqidah akhlaq.

Lembaga pendidikan islam yang pertama kali didirikan oleh beliau adalah Panti asuhan yang kemudian diberi nama "Assalam", dengan didorong keiingianan warga dan swadaya warga masyarakat sekitar untuk dengan sukarela menjadi donatur di panti asuhan tersebut menjadikan perkembanganya semakin maju dan cakupanya anak  asuhnya cukup luas bahkan hingga luar desa dan luar kecamatan. Karena kemajuan panti asuhan Assalam yang dimana anak asuh di dalamnya diperlakukan layaknya seorang santri kegiatanya pun tak jauh beda dengan santri-santri di umumnya pondok pesantren menjadikan tumbuhnya minat masyarakat untuk memondokan anak-anaknya di Assalam namun di assalam hanya ada panti asuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun