Mohon tunggu...
David Khadafi
David Khadafi Mohon Tunggu... Buruh - Debutan

Melesatlah bersama cinta seperti anak panah menuju sasarannya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ndakik-Ndakik Aktipisme Tai Ledig

25 Agustus 2020   21:20 Diperbarui: 25 Agustus 2020   23:48 1487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila kita merujuk apa yang dikatakan Albert Einstein, maka kesimpulan kita adalah: jangan-jangan yang tidak ngerti adalah akitipis itu sendiri. Einstein pernah bilang: "Jika Anda tidak bisa menjelaskannya secara sederhana, Anda tidak memahaminya dengan cukup baik."

Karenanya, penting kejadian ini disadari oleh orang-orang yang konon aktif dalam aktivisme, oleh orang-orang yang mendaku dirinya sebagai aktivis -- agent of change, alias agen perubahan. 

Menjadi seorang aktivis (bukan aktipis) tidaklah cukup dengan banyak membaca buku. Membaca buku tidaklah berguna bila tidak menambah kosakata. Gagal menyampaikan sebuah ide secara sederhana adalah tanda kegagalan memahami ide itu sendiri. Gagal memahami bahasa berarti gagal memahami bangsa.

Banyak para pendahulu kita yang memberikan contoh atas pentingnya memahami bahasa, sebutlah salah satunya adalah Soekarno. Ia tahu dengan bahasa apa ketika berbicara dengan kaum Marhaen -- rakyat jelata. Ia juga tahu dengan bahasa apa ketika berbicara dengan kaum yang bukan Marhaen -- bukan rakyat jelata. Tidak heran pidato-pidatonya selalu dikerumuni oleh rakyat, pun tulisannya juga diminati oleh rakyat. 

Soekarno bahkan mengatakan "masa aksi zonder (tanpa) kursus-kursus, brosur-brosur, dan suratkabar, adalah massa aksi yang tidak hidup dan tidak bernyawa." Dan sadar akan pentingnya hal ini, ia menerbitkan koran Fikiran Ra'jat dengan slogan: "Kaoem Marhaen! Inilah Madjalah Kamoe!", dan tentu majalah ini bukan dipenuhi bahasa Ndakik-Ndakik, yang njelimet dan bikin mumet rakyat awam. Dan akibatnya, apa yang disampaikan oleh Soekarnoe bukan hanya dapat dipahami oleh rakyat awam, tapi juga membakar semangat perjuangan rakyat!

Ingatlah, bahasa adalah identitas bangsa. Kenali bahasamu, maka kau akan mengenal bangsamu. Seandainya setiap orang tetap menggunakan bahasanya sendiri, banyak masalah akan terhindarkan.

Lebih dari itu, TILIK dalam bahasa Jawa artinya adalah menjenguk. Jenguklah bangsamu, jenguklah masyarakatmu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun