Mohon tunggu...
David Immanuel Koernawi
David Immanuel Koernawi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA Kolese Kanisius

suka bermain voli dan bulu tangkis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tanggapan Terhadap Artikel Merindukan Sosok Pemimpin Humoris

27 Mei 2023   19:44 Diperbarui: 27 Mei 2023   19:50 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam artikel yang berjudul "Merindukan Sosok Pemimpin Humoris" yang ditulis oleh Bapak Ari Indarto, terdapat gambaran menarik tentang kebutuhan akan sosok pemimpin yang memiliki humor dalam kepemimpinannya. Artikel tersebut membahas pentingnya kehadiran pemimpin yang mampu membawa suasana yang ceria dan menghibur.

 Secara umum, anekdot dapat didefinisikan sebagai sebuah cerita pendek yang mengandung elemen humor atau kisah menarik yang disampaikan untuk tujuan hiburan atau penekanan pada pesan tertentu. Anekdot seringkali digunakan untuk membuat pendengar tertawa, merenung, atau mengaitkan pengalaman dengan hal yang lebih luas. 

Contoh Teks Anekdot 1: Kursi

Di suatu siang, ada dua bocah yang sedang bercanda di bawah pohon rindang, 

Bagus dan Anton. Bagus: "Anton, kita main tebak-tebakan, yuk! Kursi apa yang membuat orang lupa ingatan?" 

Anton: " Kursi goyang! Orang yang duduk di atas kursi goyang akan mengantuk dan tertidur Saat tidur, orang, kan, lupa." 

Bagus: "Hahahaha, lucu, tapi jawabanmu salah." Anton: "Hmm, kursi apa dong?" Bagus: "Jawabannya adalah kursi jabatan!" 

Anton: "Lho, kok begitu?" 

Bagus: "Jelas lah! Coba kamu ingat, sebelum duduk di kursi jabatan, banyak calon berjanji macam-macam. Tetapi setelah duduk di kursi itu, mereka lupa ingatan soal janji-janjinya!" 

Anton: "Hahahahaha betul juga." 

Sumber: Teks Anekdot oleh Millah Af'idah dan Silvia Sri Asmarani 

Teks anekdot di atas mengisahkan tentang percakapan dua bocah, Bagus dan Anton, yang sedang bermain tebak-tebakan di bawah pohon. Bagus memberikan teka-teki kepada Anton, bertanya tentang kursi apa yang membuat orang lupa ingatan. Anton dengan cepat menjawab kursi goyang, mengatakan bahwa orang yang duduk di atas kursi goyang akan mengantuk dan tertidur, sehingga lupa. Namun, Bagus menyatakan bahwa jawaban Anton salah. Dia menjelaskan bahwa kursi jabatan adalah jawabannya. Bagus menunjukkan bahwa sebelum menduduki kursi jabatan, banyak calon berjanji berbagai hal, tetapi setelah duduk di kursi itu, mereka lupa janji-janjinya. Percakapan lucu ini menggambarkan stereotip tentang politikus yang seringkali lupa janji setelah mendapatkan jabatan. 

Fungsi dominan dari teks anekdot di atas adalah hiburan atau humor. Teks anekdot ini ditulis dengan tujuan menghibur pembaca dengan menggunakan unsur tebak-tebakan dan kejutan dalam punchline-nya. Cerita tentang kursi-kursi yang membuat orang lupa ingatan menjadi bahan lelucon antara Bagus dan Anton, sehingga mengundang tawa dan senyum bagi pembaca.

Teks anekdot di atas tidak secara eksplisit terkait dengan peristiwa tertentu yang terjadi di sekitar. Namun, sebagai seorang penggunaan bahasa yang kreatif dan lucu, teks anekdot ini dapat dihubungkan dengan situasi-situasi umum di sekitar kita yang melibatkan janji-janji politik atau kecenderungan orang-orang dalam posisi jabatan untuk melupakan janji-janji mereka setelah mencapai kekuasaan. Meskipun teks anekdot ini ditulis tanpa mengacu pada peristiwa nyata, konsepnya dapat relevan dalam konteks politik atau kepemimpinan di mana janji-janji seringkali dilupakan setelah seseorang mendapatkan jabatan penting. 

Kesimpulan dari teks anekdot di atas adalah bahwa tujuan utama dari teks tersebut adalah untuk menghibur pembaca dengan menggunakan unsur humor. Cerita tentang tebak-tebakan antara Bagus dan Anton mengenai kursi-kursi yang membuat orang lupa ingatan menyajikan situasi yang lucu dan mengundang tawa. Meskipun tidak terkait langsung dengan peristiwa nyata, teks anekdot ini dapat membuat pembaca terhibur dan mungkin juga dapat membuat mereka merenungkan tentang kecenderungan orang-orang dalam jabatan penting untuk melupakan janji-janji mereka. Secara keseluruhan, fungsi dominan teks anekdot ini adalah untuk menyajikan hiburan dan humor kepada pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun