Mohon tunggu...
David Elvando
David Elvando Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi berolahraga, tidur, riding

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa Teknik Industri Untag Surabaya Membantu Mereduksi Tingkat Kecacatan Produk dan Memberikan Upaya Mitigasi Dalam Identifikasi Risiko

19 Desember 2023   16:08 Diperbarui: 19 Desember 2023   16:09 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Industri manufaktur, khususnya dalam pembuatan sebuah produk, tentunya sangat wajib untuk menilai dan menimbang kualitas dari hasil produk yang diproduksi. Hal ini merupakan faktor terpenting dalam sebuah perusaahan untuk mendapatkan feedback dan kepercayaan dari pelanggan yang telah membeli dan memakai produk dari perusahaan. Dengan faktor kualitas tersebut, perusahaan sangat membutuhkan keahlian dari tim / departemen quality control dalam mengelola analisisnya untuk mereduksi kecacatan yang terjadi serta mengatasi hal tersebut dengan bantuan berupa penilaian upaya mitigasi yang harus dilakukan oleh perusahaan. Pada Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Program Studi Teknik Industri, mahasiswa semester 7 bernama David Elvando D.K dan Fachrezi Pramudia A, sangat siap dalam membantu perusahaan manufaktur dalam menganalisis dan memberikan solusi mitigasi pada persoalan pengendalian kualitas dan identifikasi risiko.

Proses kerja praktik yang dilakukan oleh mahasiswa Untag Surabaya tersebut dalam membantu perusahaan dilakukan selama 3 Bulan lamanya di salah satu perusahaan manufaktur, lebih tepatnya pada perusahaan produksi baja tulangan beton yang berada pada lokasi Waru, Sidoarjo, Jawa Timur. Pelaksanaan kerja praktik yang dilaksanakan oleh kedua mahasiswa tersebut, untuk pemenuhan persyaratan lulus dalam mata kuliah dengan dibimbing oleh salah satu dosen senior yang ahli dalam bidangnya yaitu Bapak Ir, Asmungi, M.T., yang mana kegiatan kerja praktik ini bersifat wajib untuk dilaksanakan dalam menunjang kesiapan mahasiswa dalam dunia kerja yang sebenarnya.

Kelompok kerja praktik yang penulis lakukan akan membahas mengenai pengendalian kualitas dalam mereduksi tingkat kecacatan dan upaya mitigasi dalam identifikasi risiko.

  • Pengendalian Kualitas dalam Kecacatan Produk
    • Permasalahan pertama yang dibahas kali ini ialah kecacatan produk, langkah awal yang dilakukan dalam hal ini yaitu menganalisis jenis kecacatan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Oleh karena itu, pengendalian kualitas perlu memperhatikan langkah / urutan tata proses produksi dari awal hingga akhir proses selesai. Menurut Bonar & Lutfhi (2018: 221) Pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas / tindakan yang terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.
    • Penyelesaian yang dilakukan pada perusahaan baja tulangan beton ini mengenai Tingkat kecacatan yang tergolong cukup tinggi jumlahnya, dengan menggunakan metode Seven Tools yang diperkenalkan pertama kali oleh Kaoru Ishikawa pada tahun 1968 yang merupakan tokoh inovasi manajemen mutu di Jepang. Metode Seven tools adalah metode grafik yang digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam bidang produksi, terutama permasalahan yang berkaitan dengan kualitas (Mutu). Metode ini digunakan untuk menganalisis masalah, mengidentifikasi penyebab akar, dan mendukung pengambilan keputusan yang berbasis fakta dalam upaya perbaikan kualitas. Dalam proses menjalankannya, digunakan ketujuh alat tersebut untuk mengetahui jumlah kecacatan paling tinggi, perubahan proses kecacatan dari satu periode ke periode berikutnya, pengelompokkan jenis kecacatan berdasarkan faktor prosesnya, Tingkat urgensi kecacatan yang harus diselesaikan terlebih dahulu, dan perbaikan produk kita menggunakan diagram fishbone untuk mempermudah pengerjaannya serta dibantu dengan metode 5W + 1H.
  • Upaya Mitigasi dalam Identifikasi Risiko untuk mereduksi kecacatan
    • Setelah dilakukan analisis oleh mahasiswa Teknik Industri Untag Surabaya tersebut, kedua mahasiswa melakukan langkah lanjutan dalam penanganan tingkat kecacatan yang dihasilkan oleh proses produksi perusahaan baja ini. Upaya ini dilakukan oleh mahasiswa sebagai langkah dan bentuk awal dalam perubahan untuk mereduksi jumlah cacat yang dihasilkan serta risiko -- risiko lainnya yang berhubungan dengan kecacatan dapat diminimalisir oleh perusahaan.
    • Dalam upaya mitigasi yang dilakukan, mahasiswa akan melakukan screening sebagai tahap awal untuk mengetahui jenis penyebab yang ditimbulkan terhadap risiko yang akan muncul nantinya. Upaya mitigasi ini sangat berperan penting dalam siklus produksi, utamanya pada manufaktur baja yang memiliki tingkat risiko tinggi dalam kualitas produk hingga keselamatan dan keamanan pekerjanya. Selanjutnya, akan diberikan usulan -- usulan mitigasi yang dapat diterapkan untuk pengurangan risiko yang timbul dari berbagai faktor.
    • Pada proses dilaksanakannya identifikasi risiko ini menggunakan metode House Of Risk (HOR) yang merupakan suatu metode dalam melakukan analisis terhadap risiko. Pengaplikasiannya menggunakan prinsip Failur Mode and Error Analysis (FMEA) untuk mengukur tingkat risiko secara kuantitatif yang dipadukan dengan model House Of Quality (HOQ) untuk memprioritaskan penyebab risiko yang harus diprioritaskan terlebih dahulu kemudian memilih tindakan yang efektif untuk mengurangi tingkat resiko yang timbul. Terdapat dua fase perhitungan pada penerapan metode House Of Risk (HOR) yaitu:
      • HOR fase 1 digunakan untuk menentukan tingkat prioritas agen risiko yang harus diberikan sebagai tindakan pencegahan. Dengan menentukan nilai Aggregate Risk Potential (ARP) yang digunakan untuk menetukan prioritas risk agent mana yang akan ditangani terlebih dahulu.
      • HOR fase 2 adalah prioritas dalam pengambilan tindakan yang dianggap efektif. Fase 2 untuk menentukan kegiatan yang pertama dilakukan, memilih sejumlah tindakan atau strategi penanganan yang dianggap efektif untuk menangani resiko. Pada fase ini dilakukan penentuan risk agent mana yang akan diprioritaskan untuk ditangani berdasarkan nilai ARP lalu mengidentifikasi strategi penanganan dan mengurangi potensi terjadinya risk agent.

Melalui fase -- fase tersebut, mahasiswa Teknik Industri Untag Surabaya mampu memberikan solusi mitigasi pada perusahaan dalam penerapannya sehingga tingkat kecacatan yang dihasilkan berkurang serta risiko -- risiko yang akan timbul dapat terhindari.

Selama melaksanakan kegiatan kerja praktik yang dilakukan, kedua mahasiswa ini melakukan beberapa pendekatan yang diciptakan untuk memperoleh hasil maksimal dan mahasiswa dapat merasakan bagaimana suasana atau kondisi bekerja dalam pelaksanaan lapangan, beberapa pendekatan yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut ialah :

  • Observasi / Turun tangan langsung : Mengamati langsung proses produksi atau aktivitas terkait dalam lingkungan yang sebenarnya untuk mengumpulkan data tentang kecacatan baja tulangan beton.
  • Wawancara / Berdialog : Melakukan wawancara dengan staf produksi, teknisi, tim QC serta ahli untuk mendapatkan wawasan tentang kecacatan yang sering terjadi dan faktor penyebab dari risiko -- risiko yang ditimbulkan.
  • Analisis dokumen / Mempelajari dokumen : Melakukan analisis terhadap laporan inspeksi kualitas, catatan produksi, atau data pabrik untuk mengidentifikasi pola atau tren terkait kecacatan baja tulangan beton.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun