Mohon tunggu...
DAVID PANJAITAN
DAVID PANJAITAN Mohon Tunggu... Guru - Foto

Menjadi guru yang baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aksi Nyata Budaya Positif

12 November 2021   21:00 Diperbarui: 12 November 2021   21:01 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dengan menerapkan aturan dan sanksi pada murid dalam menumbuhkembangkan karakter masih merupakan paksaan bagi siswa. Proses penyusunannya juga tidak melibatkan guru dan orang tua sehingga aturan sering menimbulkan masalah dalam penerapannya disekolah. 

Siswa yang terlambat datang kesekolah di hukum dengan berlari dilapangan, menghormat bendera, membersihkan pekarangan sekolah dan banyak lagi hukuman lainnya. Sehingga murid melaksanakan aturan sekolah bukan karena kesadaran sendiri akan disiplin melainkan hanya lebih kepada menghindari sanksi yang ada. Dengan demikian karakter yang diharapkan tidak kuat bagi diri murid.

Salah satu upaya dalam mewujudkan lingkungan positif  yaitu membuat keyakinan kelas dan keyakinan sekolah. Keyakinan kelas merupakan kesepakatan yang disusun di dalam kelas yang menjadi pedoman bagi setiap siswa dalam bertindak. 

Sedangkan keyakinan sekolah merupakan kesepakatan yang disusun oleh warga sekolah sehingga menjadi pedoman dalam bertindak disekolah. Keyakinan kelas dan keyakinan sekolah berasal dari siswa yang disepakati bersama sehingga diharapkan setiap siswa dituntuk karena kesadaran dalam melaksanakannya bukan karena paksaan. Dengan demikian penumbuhkembangan karakter mereka akan menjadi lebih kuat.

Dalam menerapkan disiplin positif akan keyakinan kelas dan keyakinan sekolah bahwa permasalahan siswa diselesaikan dengan restitusi. Restitusi merupakan proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, murid sadar akan kesalahannya dan mencari solusi akan kesalahannya sehingga karakternya akan menjadi lebih kuat. 

Pada penerapan restitusi yang diberikan adalah konsekuensi akan kesalahannya bukan hukuman atau sanksi. Langkah-langkah penerapan restitusi dikenal dengan segitiga restitusi yaitu menstabilkan identitas, memvalidasi tindakan yang salah dan menanyakan keyakinan. Dengan membiasakan proses ini diharapkan setiap siswa dapat meristitusi dirinya sendiri sehingga karakternya akan menjadi lebih kuat.

Dengan terciptanya lingkungan positif disekolah maka visi pendidikan di sekolah  akan tercapai yaitu terwujudknya siswa dengan profil pelajar pancasila dan dapat mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila dalam kehidupannya. 

Profil pelajar pancasila yaitu bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global. Proses kegiatan belajar mengajar akan dapat dikembangkan apabila lingkungan sekolah menjadi lingkungan positif bagi murid. 

Lingkungan kelas juga menjadi komunitas pembelajar sehingga siswa didalam kelas merasa nyaman dan mendapat dukungan dalam pengembangan potensinya. Dengan demikian pendidikan menjadi tempat menuntun anak sesuai dengan kodratnya untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan setingi-tinginya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Untuk mencapai visi mulia diatas program disekolah harus dilaksanakan secara berkesinambungan yaitu dengan tujuan menyempurnakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya mengembangkan mutu pendidikan disekolah. Program pengembangan program dengan menerapkan manajemen inkuiri apresiatif (IA). Inkuiri apresiatif merupakan manajemen perubahan berbasis kekuatan. 

Dimana sebelum melakukan program terlebih dahulu memetakan kekuatan sekolah agar program yang direncanakan sesuai dengan prioritas dan tujuannya. Inkuiri apresiatif dikembangkan dengan menerapkan BAGJA yaitu buat pertanyaan, ambil pelajaran, gali mimpi, jabarkan rencana dan atur eksekusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun