Mohon tunggu...
Davyan Abi Putra
Davyan Abi Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Private Acc

We live in horrible place

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Infotainment dan Islam: Bagaimana Islam Memandang Infotainment

16 Juli 2022   08:27 Diperbarui: 16 Juli 2022   10:42 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagaimana dikemukakan Adorno dan Horkheimer, industri budaya dapat dimengerti sebagai budaya yang sudah mengalami komodifikasi serta industrialisasi, diatur dari atas, dan secara esensial memang diproduksi semata-mata untuk memperoleh keuntungan.

Berawal dari pemberitaan tentang kehidupan orang-orang penting di dalam suatu negara, maka infotainment menyajikan suatu tayangan yang benar-benar dapat menarik para penonton. Salah satu objek dalam pemberitaan infotaintment adalah para artis dan aktor, para pejabat atau orang-orang yang menjadi publik figur di dalam suatu negara tersebut. Mulai dari daftar ulang tahun selebritis hingga kehidupan pribadinya.

Baru baru ini infotainment diramaikan oleh sejumlah kabar yang baik ataupun kabar yang kurang mengenakan. Kasus kasus seperti kekerasan, perselingkuhan, penipuan, perceraian artis sedang ramai ramainya dibahas di mana mana. Kasus penipuan Medina Zein, sampai yang baru baru ini adalah perceraian antara komedian Sule dengan Natalie Holscher. Ramai akun akun gosip di instagram selalu mengabarkan ketiga hal ini. Lalu bagaimana islam memandang pemberitaan infotainment ini di Indonesia?

Pemberitaan seputar kehidupan artis memanglah hal yang paling menarik untuk disimak khususnya bagi kalangan ibu-ibu. Ditambah pesatnya teknologi mengakibatkan banyaknya kalangan orang tua yang memiliki smartphone. Hal itu juga berdampak pada perusahaan yang bergerak di bidang media. Program program infotainment yang biasanya hadir di majalah ataupun televisi, kini perlahan mulai memasuki dunia digital, seperti sosial media dan portal berita online. Media sosial dipilih menjadi salah satu tujuan ekspansi media karena penggunanya yang banyak dan sangat mudah untuk dijangkau semua umur.

Media merupakan alat yang digunakan masyarakat kapitalis dalam memasarkan produk budaya dan menciptakan gaya hidup materialis, pragmatis, hedonis dan bahkan konsumtif. Meskipun di sisi lain kehadiran media membawa pengaruh positif dalam menggali informasi berbagai gagasan pemikiran manusia yang dapat menunjang pembentukan masyarakat kritis. Beragam bentuk media, seperti televisi, radio, internet, surat kabar, majalah dan lain sebagainya digunakan sebagai sarana menyebarluaskan informasi kepada masyarakat modern. Belakangan kebutuhan setiap individu untuk mendapatkan informasi diperoleh dari media massa semakin pesat, dimulai dari media cetak seperti surat kabar, majalah dan buku kemudian disusul media elektronik seperti radio, televisi bahkan sekarang muncul jaringan internet.

Maraknya tayangan infotainment ini kental dipengaruhi kuatnya logika pasar bebas yang dikendalikan oleh kepentingan pasar. Ekspansi infotainment yang memasuki jagad media online lewat akun akun gosip di media sosial juga menambah dan memudahkan orang-orang dalam mencari hiburan. Hiburan menjadi dasar ideologi bagi segala konten yang disajikan di televisi dan media online karena orientasinya ialah untuk menjaring rating sebesar-besarnya. Karena tujuannya mengejar rating, seringkali infotainment mengundang kontroversi dan kecaman dari berbagai kalangan seperti tokoh masyarakat, LSM, dan bahkan dari kalangan jurnalistik karena ada yang mempertanyakan keabsahannya sebagai kegiatan jurnalistik, dan ada pula yang mempersoalkan konten tayangan yang dianggapnya telah kebablasan.

Infotainment memanglah bersifat bebas, namun harus berpegang teguh pada kode etik jurnalistik. Isi berita yang bisa dipertanggung-jawabkan, tidak melanggar privasi dan sesuai dengan apa yang memang seharusnya diberitakan. Dalam islam, konsep kejujuran dalam membuat dan menyimak sebuah berita khususnya berita infotainment ada di Q.S. Al Hujurat 49:12.

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Ghibah tidak bisa terlepas dari infotainment. Ghibah atau menggunjing adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada saudaranya ketika ia tidak hadir dengan sesuatu yang benar tetapi tidak disukainya, seperti menggambarkannya dengan apa yang dianggap sebagai kekurangan menurut umum untuk meremehkan dan menjelekkan. Maksud saudaranya di sini adalah sesama muslim. Infotainment saat ini hanya mementingkat ketertarikan khalayak untuk membaca berita tersebut. Mereka mengakali dengan menghilangkan sebagian berita, memfokuskan suatu poin yang kecil tetapi sedikit menyinggung, dan memasukkan kutipan-kutipan yang sengaja bersifat provokatif. Hal hal inilah yang mengundang terjadinya ghibah antara para pembaca dengan pembaca lain.

Al-Imam Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan, "Ghibah diharamkan menurut kesepakatan para ulama, tidak ada pengecualian, kecuali apabila memang mengandung maslahat yang besar seperti jarh wa ta'dhil dan memberi kan nasihat."

Bila dibiarkan terus menerus, infotainment akan menjadi ekosistem berita yang sangat buruk karena tidak mencerminkan etika komunikasi dalam Islam yang berbasis qaulan dan akhlak. Agar mencapai tujuan, komunikasi harus efektif. Berikut ini cara berkomunikasi yang baik dan efektif menurut al-Quran yang bisa disebut sebagai "komunikasi Islam" atau komunikasi berlandaskan risalah Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun