Mohon tunggu...
Deni I. Dahlan
Deni I. Dahlan Mohon Tunggu... Penulis - WNI

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Nona Kecil dan Sebatang Pohon Tua

2 Mei 2021   00:58 Diperbarui: 2 Mei 2021   01:23 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nona kecil dan pohon tua. (Sumber Ilustrasi:Pixabay)

Si pohon meneruskan.

"Tapi di tengah perjalanan menuju kesini, kami menemui seseorang. Ia bilang kalau nyawa kami akan diselamatkan oleh seorang gadis kecil. Dan gadis kecil itu punya kekuatan penyembuh bagi pohon dan bumi yang sakit."

Lalu si pohon membungkukkan badannya, mendekati si nona.

"Dan tampaknya kami sekarang sudah bertemu dengan nona kecil itu."

Si gadis masih bingung dan tak percaya dengan omongan si pohon.

"Aku tahu. Mungkin kamu masih tidak percaya dengan kemampuan dirimu sendiri. Tapi kau benar -- benar berhasil menghidupkan aku lagi." kata si pohon.

"Tidak mungkin. Bagaimana bisa aku bisa menghidupkan pohon yang sudah mati? Kau salah orang. Bukan aku anak yang terpilih itu." Kata si gadis.

"Mari kita lihat. Disebelahmu ada rumput yang gersang dan sekarat. Aku mohon sentuhlah rumput itu. Kalau tidak terjadi sesuatu, berarti perkiraanku salah. Tapi kalau rumput itu bergerak lagi, berarti benar kaulah anak terpilih itu."

Si nona awalnya tak mau. Ia bingung sekaligus takut. Tapi di hatinya ad secuil rasa penasaran. Lalu ia pun memberanikan diri untuk menyentuh rumput itu. Ia sentuh salah satu pucuknya dengan jari mungilnya. Dan beberapa saat kemudian, rumput berwarna cokelat gersang itu berubah menjadi segar lagi.

Merasa tak percaya dengan itu, si nona mencoba menyentuh tanaman lain disebelahnya. Mereka yang awalnya seperti layu, setelah disentuh oleh tangan si nona, menjadi hidup lagi.

"Bagaimana, kau masih meragukan kemampuan dirimu sendiri?" tanya si pohon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun