Mohon tunggu...
Deni I. Dahlan
Deni I. Dahlan Mohon Tunggu... Penulis - WNI

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Menyepi Sejenak bersama Ivo, Si Petani Jeruk yang Tinggal di Lereng Georgia-Estonia lewat Film Drama "Tangerine"

6 Maret 2021   03:57 Diperbarui: 6 Maret 2021   04:07 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ivo digambarkan sebagai orang yang suka menolong. Pada awal film, tentara bayaran yang mampir ke rumahnya meminta makanan dan Ivo memberikannya. Setelah mendapat makanan, kedua tentara itu naik mobil meninggalkan rumah Ivo. Tapi beberapa saat kemudian, terdengar suara tembakan yang membuat Ivo keluar untuk memeriksa apa yang terjadi.

Mobil tentara tadi berhenti dan sang sopir tertembak di kepala. Ivo memeriksa keadaan tentara itu namun ia sudah gugur. Sementara tak jauh dari kebun jeruk, seorang tentara lain tertembak di dada namun masih hidup. Melihat itu, Ivo bersama Margus segera menggotong tentara yang terluka ke rumahnya.

"Perseteruan antara Georgia dengan Estonia membuat semua warga mengungsi ke tempat yang aman, namun Ivo tidak ingin pergi meninggalkan rumahnya karena disanalah tempat ia bekerja."

Selain merawat tentara yang tak dikenalnya, Ivo juga memakamkan tentara yang gugur di sekitar sana. Namun saat hendak menguburkan orang -- orang itu, ternyata ada seorang yang masih hidup. Lagi -- lagi Ivo menolong dan membawa orang itu ke rumahnya. Jadi ada dua pejuang yang diselamatkan Ivo.

Tentara pertama yang dirawat tahu kalau Ivo juga merawat pejuang yang menjadi musuhnya. Ia bilang akan menghabisi orang itu dan meminta Ivo untuk tidak menyelamatkan, namun Ivo tetap akan merawatnya meski dia bukan saudara atau temannya. Ivo hanya berusaha menolong siapa pun yang bisa ditolongnya, meski kedua pejuang yang dirawat adalah orang yang sedang bertempur membela negaranya masing -- masing.

Komitmen Terhadap Pekerjaan Yang Dijalani

Selain Ivo lentur dalam merangkul dua pejuang yang bermusuhan, ia juga digambarkan sebagai pengrajin boks yang bekerja dengan tekun. Dia akan berusaha memenuhi pesanan boks yang diminta oleh Margus, sehingga Margus bisa memanen jeruknya dan memasukkannya ke dalam boks. Semakin cepat mereka memanen jeruk, semakin cepat mereka bisa menjual jeruk.

Bahkan kalau sedang senggang, Ivo tak enggan untuk berkunjung ke kebun jeruk Margus. Disana ia menyapa dan membantu memanen jeruk yang sudah matang dengan sekuat tenaga, agar keduanya bisa segera menjual jeruk -- jeruk itu untuk ongkos perjalanan Margus pulang ke kampung halaman.

"Mendengar itu, Ivo memperingatkan, "Ini rumahku. Tak boleh ada yang membunuh di rumah ini tanpa izinku." Sebelum Ivo meninggalkan Ahmed, tentara Estonia itu berjanji, "Baiklah aku janji. Akan kubunuh dia di luar rumahmu, sesaat setelah dia keluar dari pintu."

Ketekunan Ivo menjadi pengrajin kotak jeruk juga terlihat saat awal perang. Perseteruan antara Georgia dengan Estonia membuat semua warga mengungsi ke tempat yang aman, namun Ivo tidak ingin pergi meninggalkan rumahnya karena disanalah tempat ia bekerja. Sampai di penutup film, tokoh Ivo masih tinggal di desa itu untuk memotong kayu, memaku dan merangkai lapis demi lapis ratusan boks jeruk.

Sedikit Humor Akan Melemaskan Ketegangan

Meski mengambil latar negara yang sedang berperang, Tangerine mampu menunjukkan humor di tengah situasi tak kondusif. Salah satu adegan di awal memperlihatkan Ivo dan kedua temannya mendorong mobil tentara yang rusak untuk dibuang ke jurang. Mereka berhasil mendorong hingga ke pinggir tebing, dan mobil itu terjatuh dan terperosok ke dasar jurang. Salah satu dari mereka bilang, "Kupikir mobilnya akan meledak." Lalu seorang lagi menjawab, "Ledakan hanya ada di film." Ivo yang ikut melihat itu berkomentar, "Film membodohi kita."

Sumber: Samuel Goldwyn Films via IMDB
Sumber: Samuel Goldwyn Films via IMDB
Adegan lain menampilkan Ahmed yang ingin membunuh Nika, namun karena pintu kamar Nica dikunci jadi Ahmed tidak bisa masuk. Ivo mengetahui hal itu dan bertanya, "Apa yang ada di pikiranmu?" Tentara yang terluka itu menjawab, "Mau kau kunci sekuat apapun, aku akan membunuhnya. Ini tugas suci bagi kami, kau tak kan paham." Ivo pun menimpali, "Membunuh orang yang sedang tidur dan terluka, apa masih disebut tugas suci?" Sang tentara menjawab, "Entahlah. Mungkin akan kubunuh saat dia pulih."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun